33

420 17 2
                                    

Hari ini hari baru di tingkatan yang baru. Aku menduduki kelas 9 atau kelas 3 SMP. Kelas 9 waktunya serius belajar untuk mempersiapkan ke jenjang sekolah menengah atas atau menengah kejuruan. Saking seriusnya, selama liburan ada beberapa temanku yang mengajak bahkan memaksa untuk mengikuti bimbingan belajar di berbagai tempat bimbingan belajar yang ada di Kota Bandung. Katanya agar biaya pembayarannya lebih murah.

Setelah melaksanakan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) selama 3 hari dan menduduki sebagai mentor kelas 7, akhirnya hari ini tiba. Hari ini adalah harinya para siswa beradaptasi dengan kelas baru dan teman yang baru. Banyak dari mereka yang rela datang pagi untuk mengetahui dikelas mana mereka berada dan langsung membooking tempat duduk sesuai posisi yang mereka inginkan.

"Assalamualaikum pa" aku memberi salam pada bapa

"Waalaikumsallam, pulangnya sendiri aja kan teh?"

"Iya pa"

"Yaudah, sok bisi terlambat" aku melambaikan tangan pada bapa dan mulai masuk gerbang.

Aku berjalan penuh semangat menuju mading untuk mencari namaku. Tapi ternyata hari ini mading penuh dan hal ini membuatku menyesal datang siang. Malas sekali rasanya harus berdesakan di depan mading.

"Kemala kemala kemala, nah. 9F. Oke" gumamku. Setelah mengetahui dimana aku berada, aku langsung menuju ruangan kelas 9F yang berada di antara kelas 9E dan 9G.

Aku masuk kelas dengan membawa diri, menyusuri kelas mencari-cari orang yang mungkin bisa aku ajak duduk bersama.

"Laaa" sapa Tina

"Eh tina" aku segera menuju bangku dimana Tina duduk, Tina adalah temanku di OSIS

"Aku udah tau kita sekelas, makannya aku kosongin sebelah aku. Soalnya liat temen-temen yang lain aku gaterlalu akrab"

"Hihi iya makasih tin"

"Sip, eh kita sekelas sama Afka juga"

"Ohiya?"

"Iya" tak lama dari itu Afka datang dari pintu dan langsung menghampiri kami

"Pagi laaa" Afka mengusap kepalaku

"Pagi ka" sambil menepis tangan Afka

"Pagi tin" Afka melambaikan tangannya pada Tina

"Pagi ka" Afka hanya menyapa kami. Setelah itu, ia langsung menuju ke tempat duduknya di belakang bersama teman sekelasnya dulu di kelas 8.

Sekarang aku berada di kelas 9F. Kelas baru, beberapa teman baru, tanpa Ica. Sebenarnya jika bisa memilih, aku ingin meminta agar bisa satu kelas bersama Ica. Tapi tidak, aku juga harus bersosialisasi. Tapi aku satu kelas bersama Afka sekarang, Afka yang.... Ah sudahlah, semoga setahun kedepan bisa menjadi waktu yang berkesan. Dannnn,,, untungnya aku tidak satu kelas bersama Irham.:)

---

12.30 WIB

"Kepada seluruh anggota osis harap kumpul di kelas 9A. Sekali lagi ... " suara Caca yang merdu menggema disekitar sekolah

"Hayu kumpul" Afka menarik lengan bajuku yang langsung kutepis tangannya "Iya tau, jangan narik juga ka. Hayu tin"

"Heem" kami bertiga berjalan bersama, menyusuri lorong di pinggir lapangan. Dari bawah sini, aku melihat pemandandan yang kurindukan. Irham. Dia ada di atas sana sedang berbincang tanpa beban bersama beberapa temannya. Sedangkan aku, memperhatikan dia dari sini dengan penuh beban. Miris memang.

"Jangan ngelamun" Afka mengusap kepalaku

"Hemm" aku hanya menoleh padanya sebentar dan meneruskan memandang Irham

BandungWhere stories live. Discover now