f i v e

9.6K 561 144
                                    

"Ini apartemen lo?" Tanya gue.

"Hmm." Gumamnya.

Dugaan gue bener, Calum itu anak orang kaya. Dan ternyata dia tinggal dipenthouse. Tapi ngapain dia daftar disitus begitu? Ah ya ini yang harus gue tanyain.

"Lo ngapain daftar lagi?" Tanya gue lagi.

Dia menoleh kearah gue, "Daftar disitus one night stand maksud lo?" Tanyanya.

Gue mengganggukan kepala.

"Terserah gue dong. Ayo ah mulai." Jawabnya yang bikin gue pengen gigit idungnya.

"Ihhh gue seriussss, lagian lo kan bisa aja cari jalang buat lo tidurin." Ucap gue.

Gue melihatnya memutarkan kedua bola matanya.

"Lo lebih tua dari gue, tapi lo manja banget ya." Ujarnya pelan tapi gue masih bisa denger.

"Tua?! dih! Lo yang lebih tua dari gue Thomas!" Bentak gue.

"Kok gue sih? Diformulirnya kita beda dua tahun, gue 22 sementara lo 24, jadi kan lebih tua lo." Jelasnya heran.

"Gue isi identitasnya palsu, kalo gue isi pake tahun lahir asli gue bisa kena banned dan ketauan pihak sekolah." Jawab gue.

"Palsu? Jadi lo berapa tahun?" Tanya dia penasaran.

"Gue masih 19, lo beneran 22 kan?," Tanya gue sambil memicingkan mata,"Atau jangan-jangan lo udah 40 tahunan lagi?!" Tuduh gue.

"Lo kelahiran 97?! Wow."

"Iya wow." Ucap gue ngikutin ekspresinya.

"Jadi gue tidur sama anak kecil? Lo nakal ya daftar disitus kayak gitu," Ujarnya sambil terkekeh.

"Dan ya, gue beneran 22 tahun." Lanjutnya.

Gue melipatkan tangan gue didada, "Gue udah legal." Ucap gue gamau kalah.

"Tetep aja lo belum 20 tahun. Anak kecil ternyata lebih enak." Calum pun tertawa setelah berkata seperti itu.

Gila kali ya.

"Yaudah jadi gimana? Oke karna ini yang kedua kalinya buat kita. Gue juga mau tau tujuan lo apa ikut kayak gini." Ucap Calum.

"Gue mau lupain Ashton..." Jawab gue pelan.

"Ashton? Siapa? Ngapain?"

"Ih bego! Ya gue mau lupain dia, lo gaperlu tau siapa dia. Kenapa lo nggak bilang sih kalo lo itu Calum? Tau gini kan gue nggak perlu bayar mahal 500 dolar kalo ternyata pasangannya sama kayak kemarin malem." Cerocos gue.

Gue sama dia emang rugi kalo dipikir-pikir, buat apa gue bayar 500 dolar kalo ternyata pasangannya dia lagi? Rugi besar gue.

"Nama Megan itu banyak, mana gue tau kalo ternyata lo Megan yang kemarin." Belanya diakhiri dengan kekehan.

"Yaudah ah, terus tujuan lo apa ikut kayak gini? Gue yakin lo bisa sewa jalang."

Dia terlihat diem sebentar, apa perkataan gue salah? Gue bener kan? Dia kaya, kenapa nggak sewa jalang aja? Lebih PUAS.

"Um n-nyokap gue maksa mau jodohin gue sama anak rekan bisnisnya..." Jawabnya lalu melihat kearah gue.

"What? Lo mau dijodohin?" Tanya gue tertawa.

"Yaudah sih terima aja, kalo ternyata dia cantik gimana? Nyesel nanti." Lanjut gue yang bikin dia berdecak kesal.

"Gue gapeduli. Lagian alasan gue daftar disitus ini gue mau nyari orang buat jadi pacar pura-pura gue." Ucap Calum.

"Ha?"

"Lo lemot banget." Komentarnya.

"Y-ya kalo mau cari pacar kenapa harus disitus kayak gitu? Lo kan lumayan... Cari pacar beneran juga bisa atau jangan-jangan lo gay?!" Tanya gue padanya.

Dia lempar gue yang lagi duduk disofa pake bantal. "Gue nggak gay dan itu terserah gue." Jawabnya.

"Yaudah ah lagian itu bukan urusan gue." Ujar gue nggak peduli.

Kita sama-sama diem untuk beberapa saat. Ini orang bego kali ya, masa cari pacar disitus one night stand.

"Lo sekolah dimana?" Tanyanya.

"London Highschool." Jawab gue.

"Oh ya? Jadi lo masih sma? Kelas berapa? Gue juga lulusan sana." Ucapnya.

"Gue udah semester akhir. Lo lulusan sana? Gue gapernah liat."

"Iyalah gapernah, gue lulus lo baru masuk. Jadi tahun ini lo masuk kuliah?"

Gue hanya mengangguk, "Tapi gue gaakan kuliah." Jawab gue.

"Kenapa?"

"Gue gapunya biaya buat nerusinnya." Jawab gue jujur.

"Orang tua lo?"

"Mereka udah lama meninggal."

"Mereka?" Tanyanya lagi.

"Hmm, orang tua gue meninggal 6 tahun lalu karna kecelakaan." Jawab gue.

"Oh sorry." Dia hanya berkata seperti itu, setelah itu kita berdua sama-sama diem lagi.

"Lo mau bantu gue?" Tanyanya tiba-tiba.

Gue mengernyit bingung, "Bantu apa?"

"Gue bakalan biayain kuliah lo asal lo mau jadi pacar pura-pura gue." Ucapnya.

"What?! Lo gila?! Nggak nggak. Gue gamau terlibat dalam suatu kebohongan." Balas gue.

"Yaudah kalo gitu asli." Ucapnya dengan santai sambil tersenyum kearah gue.

"Asli?! Nggak! Cari aja yang lain." Gue pun berdiri kearah jendela melihat pemandangan kota London dimalam hari.

"Lo yakin mau nolak?" Tanyanya lagi.

"Hmm." Gumam gue.

"Oke, gue kasih lo waktu 2 hari buat mikirin tawaran gue. Sekarang ayo mulai."

"Apa? Mulai apa?" Tanya gue bingung.

"Ya mulai have sex lah. Lo gasayang uang 500 dolar lo nggak bermanfaat?" Ucapnya seraya menarik gue kearah kasur.

"G-gue-"

"Gausah gugup gitu, kita kan udah pernah ngelakuin." Ucapnya seraya mengedipkan sebelah matanya lalu mulai mendekatkan wajahnya. Sumpah gue merinding.

"Tolong bantu gue lupain Ashton..." Ucap gue pelan saat dia udah memiringkan wajahnya dan siap buat nyium gue.

Dia tersenyum lalu mengangguk, kami pun melakukannya untuk kedua kalinya.









•••
SMUT IS READY JUST WAIT OKAY
IM DEAD SRSLY HAHAHA
Don't forget to vomments

Two Night Stand. • cthWhere stories live. Discover now