s e v e n

8.1K 549 87
                                    

Hari ini gue punya janji sama Calum pas jam makan siang, sesuai yang gue bilangin ke dia kemarin malam.

Sekarang gue lagi ada dikafe deket sekolah nunggu dia, gue kesini sendiri karna kebetulan Lily lagi dipanggil guru.

"Duh lama banget sih, gatau waktu gue cuma dikit apa." Gerutu gue karna Calum belum juga dateng.

Sesaat kemudian gue pun mendengar suara pintu kafe terbuka dan melihat cowo jalan terburu-buru, itu Calum. Gue pun melambaikan tangan kearahnya karna dia keliatan lagi nyari gue. Dia pun jalan menghampiri gue.

"Sorry telat, gue ada urusan mendadak tadi." Ucapnya.

"Sorry telat, gue ada urusan mendadak tadi." Ulang gue ngikutin nada bicaranya. Dia malah ketawa seraya duduk dihadapan gue.

"Lo udah pesen?" Tanyanya yang disambut gelengan sama gue.

"Nggak. Bentar lagi masuk." Jawab gue singkat.

"Yaudah. Langsung nih?"

"Ha?"

"Calon pacar gue bego juga ya ternyata, lo kan udah janji ngasih jawaban ke gue." Ucapnya sambil terkekeh.

"Oh iya, lupa," Balas gue sambil nyengir kearahnya.

"Iya, gue mau." Lanjut gue.

"Serius?!" Tanyanya antusias. Gue mengangguk.

"Tapi lo harus janji sama imbalannya." Ucap gue.

Astaga mama, maafin Megan ya.

"Iya gue janji. Tapi gue gabawa kontraknya, nanti pulang sekolah gue jemput ya?"

Gue mengernyit bingung, "Kontrak apa? Ngapain pake kontrak?" Tanya gue.

"Nanti gue jelasin, lo pulang jam berapa?"

"Jam 3 sore." Jawab gue.

"Yaudah, gue balik ke kantor dulu. Belajar yang bener." Pamitnya seraya berdiri dan menghampiri gue, gue memundurkan kepala saat wajahnya tiba-tiba mendekat.

"Tadinya gue mau cium kening lo. Yaudah nanti aja kalo udah resmi." Ucapnya sambil ketawa kecil.

Gue cuma natap sinis kearahnya. Fuck, bikin jantung gue copot aja. Dia pun pamit dan gue pun kembali ke kelas.

Selama pelajaran berlangsung, gue bener-bener ga fokus. Gue harap keputusan gue buat jadi pacar pura-puranya Calum tepat.

•••

Waktu berlalu, gue jalan kedepan gerbang buat nemuin Calum. Gue belum bilang Lily kalo tadi gue ketemu Calum, biar nanti gue ceritain kalo gue udah resmi pacaran sama Calum. Umm pacar pura-pura maksudnya hehe.

Saat sampe gerbang gue udah liat mobil sedan putih, itu mobil Calum. Gue tau karna tadi pas pulang dari kafe ngeliat dia pake mobil itu. Gue pun mengetuk kaca mobilnya karna dia keliatan lagi mainin ponselnya. Dia pun tersadar dan membukakan kacanya.

"Masuk." Ucapnya sambil tersenyum kearah gue.

Gue pun masuk kedalam mobilnya.

"Lo udah lama nunggu?" Tanya gue sambil masangin sabuk pengaman.

"Nggak, gue baru nyampe 5 menit yang lalu." Balasnya. Gue hanya ber-oh-ria.

"Kita mau kemana?" Tanya gue.

"Lo mau kita bahas ini dimana? Apartemen gue? Restoran? atau Hotel?" Tanyanya, gue langsung mukul dia pelan saat dia nyebutin hotel. Ngapain juga ngomongin masalah gini dihotel sih? Gila.

"Apaan sih. Disini aja, ngapain juga lo sebutin hotel." Balas gue sinis.

"Gue becanda, diapartemen gue aja ya? Biar enak." Ucapnya sambil terkekeh.

"Yaudah."

Calum pun melajukan mobilnya kearah apartemen miliknya.

•••

"Nih baca dulu, kalo ada point yang nggak lo suka atau nggak setuju, kita bahas enaknya gimana." Calum pun menyerahkan 2 lembar kertas yang isinya syarat-syarat Dating Contract.

Gue pun membacanya. Awalnya gue biasa aja pas baca point 1 sampai 5, tapi mengernyit saat ngeliat point nomer 6.

"We agree to practice a sex?! What the fuck is this?" Protes gue saat ngebaca point nomer 6.

Calum terkesiap kaget dan ngambil kertasnya dari gue, dia pun membacanya.

"Uhm y-ya itu, lo liat sendiri kan. Dan untuk point ini lo gaboleh nolak! lo emang mau pacar lo have sex sama orang lain?" Tanyanya memelas.

"Bodo amat. Kita kan cuma pacaran pura-pura, mau lo have sex sama maid lo atau cewe lain bodo amat." Balas gue acuh.

"Lo kok jahat banget sih, pokoknya point nomer 6 gaada penolakan." Ucap Calum tetap pada pendiriannya.

"Oke terserah, horny-an dasar." Ujar gue dan ngerebut kertasnya lalu baca point-point berikutnya. Calum pun tersenyum menang.

"Kissing all the time?" Tanya gue ke dia.

"Untuk point itu kita lakuin depan keluarga gue aja, terutama nyokap gue yang mau jodohin gue," Jawabnya mantap.

"Tapi, kalo lo mau nyium-nyium gue dibelakang pun boleh kok." Lanjutnya sambil nyengir nggak berdosa.

"Udah gue duga. Lo mesum parah." Ujar gue.

"Udah ah, dimana gue harus tanda tangan?" Tanya gue. Calum pun menunjuk tempat dimana gue harus tanda tangan kontraknya.

Gue pun menandatanganinya lalu menyerahkan kertasnya ke Calum, "Nih."

"Lo yang pegang,"

"Yaudah." Gue mengambil kertasnya kembali dan memasukkannya kedalam tas.

"Lo udah ngerti semuanya kan?" Tanyanya memastikan. Gue ngangguk.

"Gue gamau nyantumin batas waktu sampe kapan kita pacaran, kita jalanin dulu aja sampe nyokap gue percaya okay?" Tanyanya dan gue pun mengangguk lagi.

"Setelah ini apa pun yang gue lakuin ke lo gaboleh ada penolakan, karna lo pacar gue." Ucapnya.

Gue menaikkan sebelah alis gue, "Like what?" Tanya gue.

Calum berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri gue, "Like this."

Awalnya gue kaget, kalo gue belum terikat kontrak mungkin gue udah pukul dia. Si Thomas sialan nyium bibir gue tanpa izin.

Perlahan dia mengisyaratkan supaya gue bales ciumannya. Karna terlanjur, gue pun membalasnya dan mengalungkan tangan gue dilehernya. Awal yang baik? Mungkin.










•••
ngh calum minta dihalalin :(
idk megan selalu sinis kalo ke calum wkwk
Don't forget to vomments

Two Night Stand. • cthWhere stories live. Discover now