n i n e

7.8K 546 97
                                    

Gue menatap pantulan kaca dan masih aja nggak percaya kalo cewe yang ada dipantulan kaca tersebut adalah gue. Ternyata gue cantik banget hehe.

"Kamu cantik, pantes aja tadi pacarnya minta jangan di make over terlalu menor. Biasa aja udah cantik." Puji pelayan salon tersebut.

"Makasih." Balas gue sambil tersenyum.

"Dia bener-bener punya selera yang bagus ya. Dress yang kamu pake sekarang udah dia pesan sejak tadi siang." Ucapnya.

Gue menoleh kearah kaca lagi, dressnya emang bagus sih, tapi ini terlalu seksi. Calum emang bener-bener mesum, dia sengaja banget pilih dress putih simple diatas lutut tanpa lengan.

Gue hanya tersenyum pada pelayan tersebut. Dia pun pergi dan gue masih nunggu Calum, dia bilang mau cari minuman tapi kok lama.

Sedikit tentang Calum, dia adalah CEO disalah satu perusahaan konsultan managemen terbesar di London. Gue gapernah tertarik dibidang itu jadi gue sama sekali gatau kalo ternyata Calum salah satu pemegang "Hood Company"

Beberapa menit kemudian gue dapat melihat sosok Calum masuk keruangan rias gue tapi dia masih fokus sama ponsel yang digenggamnya dan juga minuman yang dia pegang sama tangan satunya.

"Awas nabrak." Sindir gue karna Calum bener-bener galepas pandangan dari ponselnya.

"Iya sa-" Ucapannya terhenti saat liat gue dari arah kaca dan gue pun liatin dia. Matanya melihat dari ujung kepala sampe ujung kaki gue.

"Wow."

Gue menaikkan alis, "Udah jangan liatin! Nanti horny lagi." Ucap gue.

Dia jalan kearah gue lalu menaruh minumannya dimeja rias.

"Gue nggak salah pilih." Ucapnya masih fokus melihat gue dari arah kaca. Tapi tatapannya berhenti tepat didada gue.

Gue pun membalikkan badan dan menamparnya pelan, tapi dia lebay pake ngegaduh kesakitan.

"Jahat banget sih!" Omelnya sambil ngusapin pipi yang barusan gue tampar.

"Lo gasopan banget liatin dada gue. Gue tau gue seksi." Ucap gue dengan malas.

Dia natap gue cemberut tapi malah semakin memajukan badannya dan bikin gue mundur lalu pergerakan gue pun terkunci. Gue gabisa kemana-mana karna tangan Calum tepat berada dikedua sisi gue. Dia nggak berhenti senyum saat natap gue.

"Lo Megan kan?" Tanyanya.

"Iya lah. Lo pikir gue siapa? Hantu?" Tanya gue balik.

"Gue kira lo bidadari." Fuck. Lagi lagi ucapannya bikin jantung gue berdetak kencang, mana posisi kita bikin gue ganyaman.

"N-nggak usah gombal." Balas gue dengan gugup.

Tangan gue sebenernya udah gemeteran. Gue pun mengalihkan tatapan gue kearah lain karna Calum nggak berhenti natap gue.

"Gue bebas lakuin apa aja ke lo kan?"

"Apa?!" Tanya gue menatapnya.

Dengan refleks gue nutup bibir gue pake kedua tangan gue karna gue tau apa yang bakal dia lakuin ke gue.

"Ih gue kan mau cium lo." Protesnya dengan cemberut karna gue nutup bibir gue.

Two Night Stand. • cthWhere stories live. Discover now