BAB 29 : WE ARE NOT FLOWER 2

583 74 8
                                    

Play mulmed dan vote sebelum membaca! ^^
Sudah?
Kuy! Lanjut...
____

Jika kenangan sedih berhasil membuatmu mengambil alih, maka ciptakanlah kenangan indah yang jauh lebih banyak lagi

INSIDE YOU

...

"NETHA! MAIN YOK!"

Rangga tertawa pelan, memerhatikan jam dinding yang berada di ruang tengah dari lantai dua. Masih pukul delapan, adiknya itu baru saja pulang dan entah mengapa meskipun baru seminggu tapi bagi Rangga sudah lama dirinya tidak menjaili adiknya itu.

"Neth?" pangggil Rangga mengetuk pintu dengan kuat. "Lo udah tidur?"

"Udah!" teriak dari dalam asal.

Rangga mendelik. Sudah? Orang tidur mana yang bisa menjawab pertanyaannya? Tanpa basa-basi lagi, secepat mungkin dibukanya pintu kamar berhasil memerlihatkan Netha yang sedang mencoba fokus pada novelnya, meskipun Rangga bertaruh mata bulat itu tidaklah memerhatikan tulisan seutuhnya.

"Neth?"

"Bang!" Bibir bawah Netha terangkat tiba-tiba, setengah mengembungkan pipi. "Sasuke beneran udah nikah sama Sakura? Netha patah hati nih!"

"Pft..." Belum sempat menggeser kursi belajar ke sisi tempat tidur, secepat mungkin Rangga membungkam mulut lalu memerhatikan beberapa action figure dan komik serta novel yang berada di meja belajar tersebut. "Udah, baru tau lo?"

"Iya," Netha kembali melirik bacaan itu kembali dan nihil, pada akhirnya cewek itu menyerah. Memilih untuk menutup novel dengan kuat lalu melirik abangnya itu dengan kedua alis terangkat. "Serangga udah sehat?"

Rangga tersenyum sinis. "Menurut lo kalau gue udah gila gini, udah sehat belum?"

Netha mengangguk. "Harusnya gitu sih," Tangan kecil itu terulur, menekan dahi Rangga dengan sebelah talapak tangannya yang tiba-tiba nyaris saja membuat Rangga termundur. "Panasnya udah menguap dari otak kecilnya Serangga, berarti udah sembuh."

"Tega," desis Rangga, menyingkirkan tangan kecil itu dari dahinya lalu bersandar, memerhatikan Netha menekankan. "Neth, lo dapat kelas tambahan di sekolah beberapa hari belakangan ini?"

Netha mengangguk. "Atha yang ngajarin Netha. Abang marah ya?"

Secepat mungkin Rangga mengangkat kedua alis, disembunyikannya gigi yang menggertak geram begitu juga dengan tangan yang tergepal erat. Ya, pada akhirnya orang bernama Atha itu tidak mengindahkan ucapannya, masih saja mendekati dan membiarkan Netha mendekati tanpa memberi jarak yang cukup lebar.

"Enggak," Kedua mata Rangga menyipit senang, menggeleng pelan. "Gue senang lo belajar biar kepalanya enggak diisi buat ngayal doang."

"Iiihh ... Bang Rangga jahat, ngayal bagus tau buat kesehatan."

"Tapi enggak kalau berlebihan," ucap Rangga mencondongkan tubuh. "Lain kali lo enggak usah belajar di rumah dia, ajak dia ke rumah kita, oke?"

Netha mengerjapkan mata tidak percaya. "Eh? Serius? Abang enggak marah lagi sama Atha?"

"Memang gue ada bilang kalau gue marah sama dia?" tanya Rangga balik.

Inside YouDove le storie prendono vita. Scoprilo ora