Gadis-Gadis Keluarga Smith

44 1 3
                                    

"Mandy, aku lapar. Sudahkah kau masak sesuatu?"

Aku sedang membaca majalah di ranjang saat kakakku Nicola menyerbu masuk ke dalam kamar. Gadis itu melemparkan jaketnya ke kursi lalu dia merebut majalah yang sedang kubaca sebelum melemparkannya kembali padaku.

"Hey... masaklah sendiri. Aku bukan pengasuhmu." jawabku kesal. Ya, bagaimana tidak kesal. Nicola adalah kakakku-dia dua tahun lebih tua dariku. Namun untuk urusan rumah tangga, gadis itu benar-benar tidak dapat diharapkan. Seharusnya dialah yang menjagaku dan mengurusku. Namun yang terjadi adalah sebaliknya.

Pffffffttttttt .......

"Lihatlah di meja makan. Aku sudah memasak sedikit dari bahan-bahan yang tersisa di lemari. Dan jangan pilih-pilih makanan, atau aku tidak akan pernah memasak lagi untukmu, Nic!"

Kakakku tertawa lalu mencubit pipiku. "Ah , gadis penggerutu. Lihatlah dirimu, Mandy! Omonganmu seperti nenek-nenek umur 60 tahun saja!"

"Memang... aku tua sebelum waktunya, begitu juga dirimu!" Aku membalasnya dengan melemparkan bantal.

Nicola tertawa-tawa dan berlari keluar kamar menghindari serangan bantalku. Aku menggelengkan kepala melihat kelakuannya. Saudariku itu sangat menyebalkan saat usilnya kambuh. Tapi sebenarnya, dia adalah kakak yang penyayang.

Bosan berdiam di kamar, akhirnya aku menuju dapur dan duduk di meja makan. Sekadar menemani Nicola yang sedang asik menyantap roti dan semur kentang yang kumasak tadi pagi.

"Apa yang sedang ramai diperbincangkan, Mandy?" tanya Nicola sambil melirik isi majalah yang kubawa.

"Hm... tidak ada yang aneh. Madonna dengan segala tingkah eksentriknya.... Freddie Mercury.... dan.. Rolling Stones." jawabku tidak antusias.

"Rolling Stones? Kukira band itu sudah bubar. Ya ampun.... entah berapa lama lagi mereka akan bertahan. Para rocker tua itu masih saja masuk berita. Tapi... memang tidak salah juga sih. Mick itu sangat seksi..." ujar Nicola sambil menirukan gerakan bibir khas Mick Jagger.

Aku tertawa melihat tingkah kakakku itu. Dialah badut di keluargaku ini. Dia senang tertawa dan tidak ragu-ragu bertingkah konyol. Tidak heran, Nicola cukup populer diantara kawan-kawannya. Nampaknya semua orang kenal dengannya. Mereka semua senang dengan tingkahnya yang agak serampangan namun menghibur. Dimanapun Nicola berada, dia akan menjadi pusat perhatian.

"Bagaimana dengan audisimu, Mandy? Sudahkah ada panggilan lagi?" tanya Nicola sambil beranjak dari meja makan dan mulai mencuci piring kotor.

Aku menghela napas. "Entahlah, Nic. Sudah lewat dari tiga hari sejak audisi itu berlangsung. Nampaknya mereka memilih gadis lain untuk iklan itu."

Nicola menatapku, dia lalu merangkul bahuku, "Oh, sayang... jangan berkecil hati. Kau pasti akan mendapatkan pekerjaan yang tepat."

"Mungkin orang-orang agensi itu menganggapku buruk rupa. Selain itu, aku begitu gugup saat menjalani tes pemotretan. Tidak heran mereka langsung mencoret namaku." keluhku sedih.

"Jangan bodoh, sayang. Jika orang-orang agensi keparat itu tidak memilihmu, berarti mereka buta. Dan yaa.... berarti pekerjaan itu memang bukan untukmu. Sesederhana itu." jawab Nicola bijak.

"Ya... mudah-mudahan saja suatu saat nanti aku akan mendapat satu atau dua iklan. Kau tahu sendiri kan, kita butuh banyak uang. Gajiku dan gajimu saja setelah digabung tidak cukup untuk keperluan hidup kita selama satu bulan." balasku pelan.

Nicola meremas bahuku. Dia lalu duduk di sebelahku, "Tenanglah Mandy. Jangan berpikir terlalu keras. Biarlah aku yang memikirkan semuanya. Kau cukup mengerjakan bagianmu."

Kami berdua lalu terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Namun, kami tahu, bahwa kami mengkhawatirkan hal yang sama. Dapatkah kami bertahan?

                                                                                             ***

Namaku Amanda Louise Smith. Namun orang-orang yang dekat denganku biasa memanggilku Mandy. Aku anak bungsu dari dua bersaudara. Aku dan Nicola tinggal bersama ibuku yang merupakan seorang single parent di sebuah apartemen kecil di Tottenham, London. Ayah dan ibuku sudah lama bercerai dan yang kumiliki sekarang hanyalah ibu tersayang. Ayahku pergi entah kemana dan aku tidak pernah lagi mendengar beritanya.

Ibuku hanyalah seorang sekertaris di sebuah perusahaan kecil hingga akhirnya dua tahun lalu mengundurkan diri karena terus-menerus sakit. Terkadang ibuku tidak kuat untuk turun dari ranjang dan harus berbaring seharian. Sesekali ibuku bisa mengerjakan pekerjaan rumah dan pergi berbelanja. Namun, ibu akhirnya lebih banyak diam di kamar. Sampai sekarang pun aku tidak mengerti sebenarnya apa penyakit ibuku. Begitu banyak obat yang diminumnya namun tidak ada yang benar-benar berpengaruh pada kesehatannya.

Sejak ibu tidak bekerja, otomatis kami harus bahu-membahu untuk membiayai hidup kami. Awalnya Nicola yang pertama kali berhenti bersekolah dan mulai bekerja. Dengan sifatnya yang ceria dan supel, mudah baginya untuk bekerja dimanapun. Saat ini Nic bekerja sebagai asisten di sebuah radio anak muda. Pekerjaannya agak serabutan tapi Nic menikmatinya karena dia bisa bertemu banyak orang penting di dunia hiburan.

Aku pun tidak lama kemudian mengikuti jejak Nic berhenti sekolah. Selain karena tidak memiliki uang untuk melanjutkan pendidikan, aku pun memiliki banyak masalah di sekolah.....

Saat ini aku bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran. Gajinya tidak besar. Aku sering mengambil dua shift untuk menambah pemasukan. Namun pasangan suami-istri Gallagher pemilik restoran itu baik hati. Aku sudah dianggap sebagai anak oleh pasangan itu. Jadi tidak masalah bagiku untuk bekerja membanting tulang dari pagi di restoran.

Jangan tertawakan aku ya... Aku selalu bermimpi untuk menjadi seorang model. Siapa yang tidak mau menjadi Elle Macpherson atau Gia Carangi? Gadis-gadis rupawan dengan baju-baju desainer. Perjalanan ke kota-kota pusat mode untuk jalan di catwalk dan pemotretan. Belum lagi jumlah uang di tabungan yang pastinya tidak terhitung. Oh... suggguh menggiurkan.

Banyak orang bilang, aku memiliki wajah yang cantik dan senyum yang menarik. Dua hal yang bisa menjadi modalku untuk menjadi seorang model. Namun sayang, aku masih belum beruntung. Aku sudah mengikuti berbagai audisi. Aku masih belum beruntung. Mungkin aku harus berusaha lebih keras lagi untuk memasuki dunia yang terkenal kejam dan keras itu.

Mudah-mudahan saja bintang keberuntunganku segera bersinar. Karena jujur saja, aku membutuhkan banyak uang untuk membiayai kehidupan keluargaku....











In Another Land (Sebuah Kisah Fiksi Rolling Stones)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang