#17 Kencan Ala Akmal

64.2K 3.9K 59
                                    

Haaai! Happy reading yaa!^^

*** 

"BERBIIIIHHH! Huaaa, kangeeeen." Amel berlari lebih dulu daripada Ghea dan Shila begitu melihat Al memasuki gedung kampus. Dipeluk erat tubuh sahabatnya, disusul dengan yang lain.

"Maaf banget ya bii, kita gak sempet hadir di resepsi lo. Jadi sahabat payah banget, ya, kita? Masa ga dateng ke resepsi sahabatnya sendiri." Ujar Shila dengan rasa bersalah.

"Eh? Kok bilang gitu sih, Shil? Al ngerti, kok. Lagian kalian juga ada camping, kan? Kalian itu sahabat terbaiknya Al, gausah ngomong yang enggak-enggak."

"Tapi serius gue pengen banget foto sama lo waktu resepsi." Tambah Amel.

"Gue juga, bi. Satu kali seumur hidup masalahnya, ya, kan, Mel? Shil?"

Amel dan Shila mengangguk serempak.

"Ah, gue jadi ngiler bayangin makanan gratis di resepsi lo kemaren. Pasti enak-enak banget, kan, bi?" Mata Ghea menerawang ke atas, membayangkan bahwa seandainya ia datang saat itu, lalu berjalan menuju meja prasmanan, dan di sanalah makanan terbaik bin gratis tersaji, menggodanya untuk memakan semu-

TOK TOK TOK

"A-aw! Aduh, Shila, sakit tau gak! Emang lo kira jidat gue pintu pake diketok-ketok segala?" Ghea mengelus-elus tempat di mana tangan Shila berhasil menyadarkannya dari dunia imajinasinya.

Al terkekeh pelan melihatnya. Ghea memang paling depan untuk urusan makanan.

"Abisnya yang lo pikirin makanan mulu! Yang gratisan lagi! Udah cukup waktu itu lo yang paling rakus ngabisin coklat dari fans-fansnya Al tau, gak?" Ujar Shila.

"Iya gue tau, ga perlu diingetin lagi. Abisnya, bi, coklat dari fans lo tuh udah mahal, enak lagi. Sayang banget lo malah ga makan dan ngasih ke kak Akmal. Apalagi kalo bayangin makanan di resepsi lo, kak Akmal pasti milih menu yang terbaik. Gimana gue gak ngiler, ya, kan, bi?" Ghea membela diri.

"Ck, Ghe, masih aja ngelak. Tapi gue heran," bola mata Amel menatap penampilan Ghea lamat, dari ujung kepalanya sampai ujung kaki, "kok lo masih kurus gini, ya?"

"AMEEEL! Lo muji atau hina gue haaa?"

"Ampun Ghe, ampuuun." Amel berlari, berusaha menghindari kejaran Ghea.

"Masuk duluan aja, yuk, bi. Gue angkat tangan kalau mereka udah kayak begini. Ckck, udah kuliah masih kayak anak smp aja." Ujar Shila sambil membawa masuk Al ke dalam kelas.

"BERBIIII, SHILAAAA, TOLONGIN GUEEEE."

***

"Bi, kita pada mau jalan nih. Lo mau ikut gak?" Tanya Amel.

"Jalan kemana?" Al balik bertanya.

"Ke mall deket kampus. Gue denger ada toko baju yang baru buka, jadi harganya belum pasang tinggi banget, kualitasnya bagus juga. Makanya gue dan Ghea mau ke sana. Sekalian mau traktir nih." Jelas Shila.

"Bukannya lo juga pengen ke toko buku, ya, cuman waktu itu gak jadi?"

"Tapi ntar mampir ke butik dulu, ya. Gue mau ambil pesenan kebaya buat nikahan kakak nanti." Pinta Amel.

"Al izin kak Akmal dulu, ya."

Mereka bertiga mengangguk.

Al membuka tas dan mencari hpnya. Tapi kok gak ada, sih? "Hpnya Al mana, ya?"

"Oh iya! Tadi, kan, lo titipin gue waktu mau ke kamar mandi, bi. Nih." Amel mengeluarkan hpnya dari kantong rok, menyerahkannya pada Al. "Eh, ada 1 pesan nih. Dari ... 'my hubby'? Kak Akmal?"

With You [✔]Where stories live. Discover now