Bab 4. Ikatan yang Kembali Terjalin

40.7K 4.7K 126
                                    

Author playlist : There is a Girl - Zhao Wei

Selamat tahun baru 2017! Semoga apa yang kita cita-citakan dan rencanakan dapat terealisasi di tahun ini. #Amien

Enjoy! ^^

***

Chao Xing mengangkat rok gaun berwarna merah mudanya tinggi, sekuat tenaga ia berlari untuk melarikan diri dari jebakan Dayang An. Tidak sesuai dengan nama Dayang An yang berarti damai, dayang tua itu malah selalu membawa teror kemanapun dia pergi. Ah... setidaknya itu yang dirasakan oleh Chao Xing selama tinggal di dalam istana.

Gadis remaja berusia lima belas tahun yang baru satu bulan tinggal di istana mewah Kerajaan Angin itu masih terus berlari, mengabaikan napasnya yang tersengal, lelah sementara beberapa dayang muda serta empat orang kasim yang sengaja dikirim dari istana permaisuri terus mengejarnya untuk membawanya menghadap pada Dayang An.

Chao Xing masih bisa bertahan menghadapi pelajaran musik, puisi dan menari, namun ia sama sekali tidak tahan jika dayang berusia lanjut itu memaksanya untuk belajar tata krama istana.

Selama satu bulan ini Chao Xing harus memaksakan diri agar tidak melepas semua perhiasan yang terpasang di atas kepalanya hanya untuk menyenangkan hati permaisuri. Ia juga memaksa dirinya untuk bertahan mengenakan tiga lapis hanfu yang juga sama beratnya dengan perhiasan yang dikenakannya di atas kepala, dan sekarang dayang tua itu memaksanya untuk belajar berjalan, bersikap dan bicara layaknya seorang puteri?

Tidak. Kali ini ia tidak akan menyerah pada tipu muslihat dayang tua itu yang selalu berhasil merayunya dengan sogokan makanan-makanan enak.

Dayang Ju pasti memberitahu Dayang An mengenai kelemahanku, pikir Chao Xing sebal.

"Oh, bukankah itu Chao Xing?" Qiang menghentikan langkahnya, yang pada awalnya berniat untuk mengunjungi raja di balairung istana.

Qiang menyempitkan mata, menatap ke ujung lorong dimana Chao Xing berlari sangat cepat menuju ke arahnya. "Itu benar Chao Xing," tukasnya pelan.

Jian Gui menaikkan satu alisnya. "Jadi itu Chao Xing?"

Qiang mengangguk, lalu melirik ke arah Jian Guang yang sama sekali tidak memperlihatkan ekspresi apa pun. "Sekarang kalian lihat sendiri, dia sama sekali tidak terlihat seperti seorang puteri," ujarnya terdengar mengeluh.

Jian Gui terkekeh, lalu menepuk bahu Qiang pelan. "Tidak kusangka, adik kita ternyata begitu manis," ujarnya membuat Qiang berjengit, berdecak lalu menggelengkan kepala pelan, tanda tidak setuju.

"Tunggu sampai kau lihat sifat aslinya, Pangeran Pertama," balas Qiang seraya melebarkan tangan kanannya untuk menangkap bagian belakang kerah gaun Chao Xing yang berlari melewatinya. Tidak sopan, pikirnya kesal. Bagaimana bisa adik perempuannya itu berlari melewati empat orang kakaknya begitu saja tanpa memberikan salam penghormatan?

Chao Xing meronta. Kedua matanya berkilat marah, napasnya memburu saat ia menatap lurus ke arah Qiang yang balas menatapnya dengan kedua mata menyipit tajam. "Lepas! Aku tidak punya waktu untuk main-main denganmu!" Ia berkata geram. Chao Xing kembali meronta untuk melepaskan diri namun usahanya gagal.

Napas gadis remaja itu masih memburu saat ia melirik lewat bahunya, dan semakin ketakutan saat dayang serta kasim yang mengejarnya semakin mendekat.

"Siapa yang mau bermain denganmu?" Qiang mencondongkan tubuhnya, mensejajarkan diri dengan Chao Xing yang memiliki postur tubuh lebih pendek darinya. Pangeran berusia sembilan belas tahun itu melayangkan tatapannya pada ketiga saudaranya lalu kembali menatap adik perempuannya itu dengan intens. "Di sini berdiri empat orang saudaramu, tapi kau berlari begitu saja tanpa memberi salam penghormatan pada kami?" tanyanya pelan membuat Chao Xing semakin tidak sabar.

TAMAT -  CHAO XING (朝兴)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant