0.4 bertemu sebentar

643K 30.9K 1.5K
                                    

Alvino berjalan menuju loker, membuka lokernya dan sudah banyak bunga disana.

Ada juga beberapa surat dari pengagum rahasianya. Inilah yang biasa terjadi jika Alvino lupa mengunci lokernya sebelum pulang kerumah. Namanya juga cowok most wanted.

"Lo pasti berasa diteror ya No?" ucap Ravin sambil mengambil salah satu bunga lalu disimpan di sakunya.

"Nggak penting." balas Alvino lalu mengeluarkan semua surat dan bunga tadi kemudian dia membuangnya kedalam tempat sampah yang terletak disamping loker.

"Yah No, mending buat gue!" ucap Amzar sambil memungut salah satu bunga dari dalam tempat sampah, memang Amzar kurang kerjaan.

Alvino hanya menaikan bahunya, mengambil buku yang biasa dia baca. Lalu menutup loker dan berjalan tanpa peduli pada ketiga temannya.

"Liat kan, kita ditinggalin lagi." ucap Theo

"Kuat banget gue temenan sama Alvino, untung dia ganteng." sahut Ravin

"Iya kalo cantik, nanti lo pacarin!" seru Amzar sambil menoyor kepala Ravin.

Tak lama dari itu, ada seorang cewek berambut pendek sebahu yang menghampiri mereka.

Dia menyodorkan sebuah kotak. "Ini buat Kak Vino." Begitu ucapnya sambil menunduk malu.

Theo melirik Ravin sambil memainkan alisnya, cewek itu mengira bahwa Ravin adalah Alvino.

"Makasih loh!" ucap Ravin lalu mengambil kotaknya. Membuat cewek tadi berani menatapnya, dan matanya langsung membelalak.

Theo, Ravin maupun Amzar senyum cengengesan.

"Makanya kalo jalan jangan nunduk oke." ucap Ravin, tersenyum jahil sambil berlalu meninggalkan cewek tadi.

Poor.
               
Sedangkan Alvino, dia sudah duduk di bangku yang terletak dibawah pohon halaman belakang sekolah tempat biasa dia membaca buku. Memasang headsetnya lalu membuka halaman buku yang dia taruh pembatas.

Sebelum Alvino mulai membaca, bisa dia rasakan ada seseorang dibalik pohon.

Karena curiga dia-pun bergeser sedikit untuk melihat apa yang ada disana sambil membuka headsetnya.Dan ternyata ada Aretta yang menyender sambil memejamkan matanya. Nampaknya dia tertidur.

Alvino tidak perduli. Dia malah kembali ke posisinya. Walaupun tak lama dia mendengar Aretta menguap.

"Eh ada lo?" tanya Aretta yang sudah berdiri.

Alvino beralih dari bukunya, melihat Aretta lalu menaikan alisnya.

"Baca buku apa?" tanyanya. Alvino hanya mengangkat buku yang ada ditangannya sambil menujuk judul bukunya dan Aretta hanya ber 'oh' ria.

"Gue duduk disini boleh kan?"

"Hmm." dan Aretta duduk tepat disamping Alvino.

"Lo suka buku fantasi gitu ya?" lagi-lagi dia bertanya

"Hmm."

"Tapi kalo fantasi gitu, kayaknya lebih seru kalo nonton pas udah di bikin film deh. Ya kan?" Alvino hanya diam.

"Gue berisik ya?. Mmm ... yaudah gue pinjem headset lo boleh nggak? biar nggak berisik?" ucapnya lalu menyodorkan tangannya. Alvino menatapnya sebentar hingga akhirnya dia mencabut kabel headset dari ponselnya lalu memberikan headset pada Aretta.

"Handphone-nya juga dong hehe punya gue ketinggalan dikelas ... Eh bukan ketinggalan tapi sengaja ditinggal." pintanya sambil cengengesan. Dan entah mengapa Alvino si cowok cuek nan dingin ini malah memberinya dengan begitu gampang.

ALVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang