0.5 ditolong Alvino

549K 30.1K 1K
                                    

Alvino hanya menekan tombol tambah, lalu kembali menaruh ponselnya di saku.

"Cie di add sama cecan!" seru Ravin yang sedaritadi ternyata mengintipnya.

Alvino menoleh dan hanya menaikan satu alisnya.

"Tuh Yo, Alvino yang cuek dingin kaya kulkas aja di add sama cecan. Sedangkan lo yang pecicilan belom ada satupun," ucap Amzar sambil menggelengkan kepalanya.

Theo menoleh lalu menjitak kepala Amzar. "Lo kalo ngomong ngaca dulu kambing!"

"Lo bandot!"

"Bau dong!" sahut Ravin, dengan nada polos membuat ketiga temannya tertawa.

Sedangkan di balkonnya, Aretta sedang tersenyum sendiri. Mungkin ini efek dari Alvino.

"Gue cuma penasaran sama dia." ucap Aretta, membuat ketiga temannya saling melirik lalu menjatuhkan tatapan padanya.

"Lo yakin cuma penasaran?" sahut Kyna sambil memasukan kentang goreng yang dibuat oleh bibi tadi.

"Emang apa yang bikin lo penasaran?" tanya Kayla, sambil bersandar pada boneka besar milik Aretta

Aretta menghampiri ketiga temannya, duduk diantara mereka. "Karena dia cuek—Gue juga gatau ini cuma rasa penasaran atau perasaan gue mau deket sama dia. Tapi bisa gue jamin gue cuma penasaran sama Alvino." Sahut Aretta lalu tiduran dikasur.

Teya dan yang lainnya mengikuti Aretta. "Kalo akhirnya lo jatuh hati sama dia?" tanya Teya.

Aretta menatap langit-langit kamarnya, lalu melirik Teya. "Ya mungkin emang itu takdirnya." Ucapnya lalu tersenyum membuat ketiga temannya menggelengkan kepala.

Mungkin benar katanya, dia hanya penasaran. Penasaran pada Alvino yang Aretta tau belum pernah mendekati seorang cewek disekolahnya. Semoga rasa penasaran itu tak berubah haluan.
         
                             ●●●●

Alvino turun dari kamarnya, duduk di meja makan lalu mengambil sepotong roti dan mengoleskan selai coklat di permukaannya.

"Pagi sayang!" sapa Bunda semangat sambil memindahkan Aquenna ke tempat tidur khusus balita.

"Pagi Bun," Sahutnya sambil mengigit pinggir roti, tangannya terulur untuk mengusap pipi Aqueena. Dan Alvino semakin gemas saat melihat Aquenna tertawa

Tak lama terdengar Ravin dan yang lainnya memanggil diluar sana. Mereka memang biasa seperti ini saat Alvino sedang rajin untuk berangkat lebih pagi, karena biasanya mereka berangkat duluan saat Alvino ingin berangkat lebih siang.

"Tuh udah pada manggil, berangkat gih!" suruh Bunda sambil menyeduhkan makanan untuk Aquenna.

Alvino mencium pipi Aqueena, Salim pada Bundanya lalu berangkat kesekolah.

Dimobil Theo kembali tertidur, dia selalu melakukan hal itu. Ravin sibuk menata rambutnya, Amzar sibuk dengan handphone-nya.

"Oh iya, Aretta ngirim pesan ke lo nggak semalem?" tanya Ravin penasaran, sambil kembali menaruh sisir kecilnya disaku celana.

"Nggak."

"Terus lo?"

Alvino menoleh "Apa?"

"Ya lo nggak ngirim pesan ke dia, buat pinjam jas lab hari ini?" sahut Ravin. Alvino terdiam beberapa detik dia ingat hari ini ada praktek kimia yang pasti dilakukan di lab. Lalu Alvino melempar ponselnya ke arah Ravin "Tolong ketik." pintanya.

"Siap bos!"

Lalu Ravin membuka kunci layar setelah Alvino memberikan passwordnya, dia membuka app LINE mencari kontak Aretta dan mengetik sebuah pesan.

ALVINOWhere stories live. Discover now