0.6 dia cuek

537K 27.9K 1.7K
                                    

Alvino mengentikan langkahnya saat mereka sampai di halaman belakang.

Menoleh kebelakang, menatap tangannya yang bergandengan dengan tangan Aretta lalu melepasnya.

Yah kenapa dilepas... Eh?

"Kenapa lo bawa gue ke sini?" tanya Aretta.

"Nanti lo berantem." sahut Alvino.

"Ck, padahal kalo gue berantem sama Sonya pasti seru tadi!" sahut Aretta lagi.

"Yaudah balik aja kesana." ucap Alvino lalu duduk dibangku bawah pohon.

Aretta menaikan satu alisnya seraya memajukan bibirnya beberapa centi.

"Gue mau nanya sama lo, dan lo harus jawab," pinta Aretta lalu duduk disamping Alvino.

"Apa?"

Aretta menopang dagunya, menatap Alvino "Lo dikejar-kejar sama Sonya ya?" tanyanya membuat Alvino menatap balik dirinya "Lo cemburu?"

Aretta terdiam, lalu berusaha menelan ludahnya. Dan berusaha mentralkan detak jantungnya.

"Eng—enggak, tapi kayanya dia nggak suka kalo liat kita—eh lo sama gue."

Alvino membuang pandangan "Biarin."

"Kok biarin, jawab iya apa enggak?" Alvino menyerah dan akhirnya mengiyakan pertanyaan Aretta.

"Gue kelas." ucap Alvino sambil berdiri bersiap melangkah menuju kelas.

"Eh tunggu dong!" ucap Aretta sambil menyamai langkah Alvino.

Aretta menatap Alvino yang berjalan, dan sepertinya yang ditatap mulai sadar "Apa?"

Aretta tersenyum canggung sambil menggeleng. Dasar bodoh dia ketahuan bahwa dia sedang menatap Alvino.

Aretta menghentikan langkahnya karena sudah sampai didepan pintu kelasnya.

Alvino Adilan Sabilal, eja Aretta dalam hati saat melihat Punggung Alvino yang berjalan memasuki ruang kelas.

"Ah Ta, lo dibawa kemana sama Alvino!" tanya Kayla langsung terdengar dikuping Aretta

"Cubit gue coba," pinta Aretta, lalu Kayla mencubit pipinya.

"Sakit, berarti yang tadi bukan mimpi." ucap Aretta lalu berjalan masuk ke dalam kelas sambil memegang tangannya. Tangan yang tadi digenggam oleh Alvino.

               
                              ●●●●

Alvino memasukan semua buku-bukunya yang berserakan diatas meja.

Dia melihat sebuah jas berwarna putih, itu jas lab milik Aretta. Dan dia berniat untuk mengembalikkannya sekarang.

"Alvino cepet beb!" ucap Amzar yang sedaritadi menunggunya di depan kelas bersama ketiga kawannya.

Alvino mengambil jas tadi, menutup resleting tasnya lalu berjalan keluar kelas.

"Mau balikin ke Aretta ya?" tanya Amzar, Alvino mengangguk.

Setelah Ravin intip, ternyata di dalam kelas Aretta masih ada Bu Asti, guru fisika yang cantik, masih muda. Tapi begitu kebiasaaannya melakukan kecurangan karena mengambil jam pulang untuk belajar.

"Mau nunggu apa balik?" tanya Ravin.

"Lo pada mau duluan?" sahut Alvino, lalu ketiganya menggeleng.

Tak lama Bu Asti keluar dari dalam kelas, Ravin salim pada Bu Asti. Lebih tepatnya dia mau modus untuk mencium tangan Bu Asti yang lembut dan wangi. Dasar Ravin.

ALVINOWhere stories live. Discover now