Setelah Meng Shao-hui pergi, Rong Yu Liang menutup pintu rumahnya, kemudian dia menangis sejadi-jadinya, sepertinya dengan air mata yang dia keluarkan bisa membersihkan kekesalan hatinya.
Setelah usai menangis dia merasa hatinya lebih tenang, dia membereskan bajunya kemudian melipat selimut.
Pada saat melipat selimut dia melihat di atas tempat tidur ada darah tanda kesuciannya yang terenggut, dia menangis lagi.
Butuh waktu yang lama Rong Yu Liang baru bisa reda dari kesedihannya, dia mulai membereskan kamar yang keadaannya sangat berantakan.
Dia mulai berpikir, "Hong Dou Er sudah mati, sekarang bagaimana aku bisa menyampaikan rencana busuk ini kepada guruku? Apakah harus aku sendiri yang yang pergi ke Shang Yuan Zhen? Tidak mungkin, karena Meng Ju-zhong pasti akan tahu bila aku pergi dan dia akan menaruh curiga kepadaku. Semua rencanaku yang sudah berjalan selama beberapa bulan ini akan hancur berantakan. Bila si tua bangka itu tidak jadi melaksanakan rencana ini, siapa yang akan percaya kepadaku?"
Dia mondar mandir di dalam kamar, dia tidak mempunyai cara dan juga ide, benar-benar jalan buntu. Dia seperti seekor semut yang berada di dalam kuali panas.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Dia terkejut dan tangannya langsung memegang golok, dengan perlahan dia berjalan ke arah pintu, dia mendengarkan dari balik puntu keadaan di luar.
Dari luar ada yang memanggil, "Adik Rong, ini aku, cepat buka pintu!"
Rong Yu Liang (bukan, sekarang dia adalah putri Liang Zi-qi, yang bernama Liang Yu-rong), dia sangat senang dan langsung membuka pintu. Benar saja yang datang adalah Ma Xiu-juan.
Liang Yu-rong langsung memanggil, "Kakak Juan...."
Semua perasaan sedih dan senang bercampur menjadi satu. Dia memeluk Ma Xiu-juan kemudian dia menangis lagi.
"Kau.... ada apa denganmu?" Ma Xiu-juan mendorongnya agar agak renggang, dia melihat Liang Yu-rong membawa golok dan bertanya lagi, "Adik Rong, apa yang telah terjadi?"
"Aku...." Sambil menghapus air matanya Liang Yu-rong berkata, "Tidak terjadi apa-apa, sudah lama kau tidak menengokku, aku rindu kepadamu."
"Itu bohong," kata Ma Xiu-juan sambil teras melihat dia, "Adik Rong, kakakmu ini bukan orang lain, apakah ada hal yang tidak bisa kau sampaikan kepadaku?"
"Benar, tidak terjadi apa-apa. Ayo Kak, duduklah," kata Liang Yu-rong sambil tertawa (tapi pura-pura). Dia menuangkan secangkir teh untuk Ma Xiu-juan dan berkata lagi, "Kakak Juan, kau datang tepat pada waktunya, karena ada hal yang membuatku bingung."
Ma Xiu-juan tertawa dan berkata, "Aku sudah tahu pasti telah terjadi sesuatu."
Liang Yu-rong berkata, "Ini mengenai hal penting...."
Tanya Ma Xiu-juan, "Apa yang terjadi, katakanlah."
Liang Yu-rong membisikkan sesuatu di telinga Ma Xiu-juan. Tawa Ma Xiu-juan segera terhenti, sepasang matanya membelalak dengan lebar, sepertinya dia tidak percaya.
Setelah Liang Yu-rong selesai berbisik, dengan rasa tidak percaya dia berkata, "Adik, hal ini sangat serius, kau jangan bertindak ceroboh, apakah kau tidak salah mendengarnya?"
"Aku tidak akan salah mendengar. Karena semua ini kudengar sendiri."
Ma Xiu-juan menghela nafas kemudian berkata, "Kalau memang seperti itu, berarti yang membunuh Paman Liang adalah dia."
"Dulu aku hanya mempunyai firasat saja, sekarang aku sudah yakin pelakunya adalah dia," kemudian Liang Yu-rong melanjutkan lagi, "Sebenarnya si marga Peng malam itu berada disana, dia adalah teman sekongkol Meng Ju-zhong, aku sudah mengetahui hal ini, bila tidak mengapa aku terus berada disini?"

CZYTASZ
Ilmu Pedang Pengejar Roh - Mong Long
General FictionNovel karya Mong Long ini cukup unik, alur ceritanya rasanya belum pernah cayhe temui dalam cinkeng lain. Pada awal cerita, tokoh Shen Zhong Yuan sepertinya bakal menjadi tokoh utama, tetapi ternyata kemudian malah.... (Ahh, baca aja sendiri yaa, h...