Jilid 46

380 8 0
                                    

Miao Yun melarikan diri, tapi tendangan musuh sudah datang. Dia menghindar tapi tendangan kedua segera menyusul. Dia tidak bisa menghindar lagi.

Tendangan sebanyak beberapa kali mengenai dadanya. Darah muncrat dari mulutnya dan dia pun roboh tidak bergerak lagi.

Meng Shao-hui tidak menyangka akan terjadi seperti ini, sewaktu dia marah dia akan mengeluarkan jurus-jurus yang begitu lihai.

Dia melihat Miao Yun mati karena tendangannya. Dia tidak tega tapi dia juga teringat kepada Qi Hua Yang. Dengan cepat dia kembali ke tempat tadi.

Qi Hua Yang terbaring dengan terlentang di tanah, pada saat dipanggil pun dia tidak menyahut. Dia mendekat untuk melihat, terlihat pundaknya mengeluarkan banyak darah.

Di sisinya ada sebuah pisau terbang berwarna biru. Sudah jelas bahwa pisau itu diberi racun. Darah yang berada di ujung pisau pun sudah berubah warna menjadi hitam.

Dia mendekatkan tangannya ke hidung Qi Hua Yang, ternyata dia sudah tidak bernafas, mungkin begitu terkena pisau terbang dia langsung mati, berarti racun yang dioleskan pada pisau itu sangat hebat.

Meng Shao-hui berpikir, "Kakak Qi memiliki kemampuan ilmu silat di atasku, tidak disangka dia bisa mati di tangan para biksuni jahat itu...." air matanya mulai menetes. Dalam hati dia berpikir lagi, "Kedua biksuni itu pasti disuruh oleh Liao Yin Shi Tai. Aku harus mencari tahu dan membalas dendam Qi Hua Yang."

Dengan pelan dia berjalan ke sisi Miao Yue. Dia terkejut ternyata Miao Yue yang tadi hanya ditotok olehnya sudah menggigit lidah untuk bunuh diri.

Meng Shao-hui menarik nafas, dia kembali lagi kesisi Qi Hua Yang. Matanya sudah penuh dengan air mata, dia berkata sendiri, "Kakak Qi, tidurlah sebentar disini. Aku akan pergi ke kota untuk membeli sebuah peti mati yang bagus untukmu dan mengantarkanmu ke dalam tanah."

Sambil berjalan dia masih menoleh ketempat Qi Hua Yang terbaring, di jalanan gunung terdengar beberapa kali ada yang menarik nafas.

Ketika Meng Shao-hui dan Miao Yun walaupun bertarung sebentar tapi dia tidak menyangka dalam waktu singkat itulah Qi Hua Yang yang mendengar suara Miao Yue yang bunuh diri.

Tiba-tiba dia meloncat ke sisi Miao Yue. Tangan dan pisaunya penuh dengan darah, kemudian tangan yang berdarah itu dia gosokkan ke pundaknya sendiri. Kemudian dia kembali lagi ke tempat asal dan berbaring disana.

Dengan gerakannya begitu cepat, dia bisa menipu Meng Shao-hui yang berpengalaman di dunia persilatan dia juga bisa menahan nafas. Setelah Meng Shao-hui pergi, Qi Hua yang meloncat bangun dan tertawa dengan penuh rahasia, kemudian dia pun turun gunung.

Beberapa puluh meter dari sana, tampak empat buah mata yang melihat semua kejadian itu dengan jelas.

Dua orang gadis, Liang Yu-rong dan Ma Xiu-juan, tadinya mereka akan bergabung untuk membunuh Meng Shao-hui, setelah menyaksikan peristiwa tadi, niat membunuh mereka menjadi hilang sama sekali.

"Kakak Juan, aku sudah katakan bahwa dia bukan orang seperti itu, kau tidak mempercayainya, sekarang apa yang akan Kakak katakan?" dengan senang Liang Yu-rong mengatakan semua ini, wajahnya berseri-seri seperti sekuntum bunga.

"Bocah itu menang lagi, tapi kau tetap harus berhati-hati, karena dia adalah putra dari musuhmu, orang yang telah membunuh keluargamu, bila kau tidak mau membunuhnya, kau tetap tidak boleh menjadi istrinya...." Kata-katanya belum selesai, Liang Yu-rong sudah menggelitik Ma Xiu-juan, mereka pun tertawa.

Di kuil Bai Yun, di sebuah kamar yang rapi dan bagus, Liao Yin Shi Tai melihat ke arah langit yang gelap, dia menghela nafas panjang, "Hari ini sudah lewat, sepertinya dia tidak akan datang lagi....Dengan sepenuh hati aku menunggunya, tapi dia hanya sekali-kali saja menengokku, melewati hari-hari seperti ini memang sangat sulit. Dia menyuruhku membunuh si marga Qi, tapi hanya menyuruh orang menyampaikan pesannya, benarkah dia begitu sibuk? Aku dengan si marga Du itu bukan seorang perempuan yang bisa terus menempel kepadanya, apakah karena aku sudah tua, maka dia mencari lagi perempuan yang muda...."

Ilmu Pedang Pengejar Roh - Mong LongWhere stories live. Discover now