5 - Pesekongkolan

7.2K 701 38
                                    

***

Hari ini adalah hari pertama Ellena bekerja di perusahaan kecil Melvern. Dia menempati ruangan yang sama dengan Melvern bersama dengan Miranda dan mereka duduk berseberangan. Ellena yang menangani bagian operasional dan keuangan duduk di sebelah kanan, Miranda yang menangani bagian jual beli duduk di sebelah kirinya, sementara Meja Melvern berada di depan Ellena, tepatnya berada di sudut depan ruangan itu.

Saat Miranda mengambil setumpuk dokumen dari dalam lemari kaca dan meletakkannya di meja Ellena, Melvern yang baru saja kembali dari ruang penyimpanan memasuki ruangan dan duduk di tempatnya. Sikapnya masih tenang seperti biasa dan tampak acuh, tapi meski dia tidak melirik ke arah Ellena dan Miranda, pria itu tahu kalau anak baru yang kurang ajar itu tengah mengamatinya dengan tatapan mengawasi.

"Ellena? Kamu dengar aku?" Suara Miranda menyadarkan Ellena yang baru saja ingin mengajukan aksi mogok kerja pada Melvern.

"Ah, ya?" Ellena menoleh ke arah Miranda.

"Ada yang tidak kamu pahami? Atau penjelasanku yang terlalu cepat?" Tanya Miranda. Dia tahu kalau sejak tadi Ellena sama sekali tidak mendengarkan penjelasannya.

Ellena nyengir kuda. "Erm, bisa kamu jelaskan lagi?"

Miranda mengangguk. Kemudian dengan sabar, dia kembali menjelaskan apa yang tadi Ellena lewatkan.

Merasa perhatian Ellena sudah teralihkan kepada Miranda, Melvern yang tadinya sibuk dengan komputernya pun melirik Ellena dan tersenyum misterius. Pikirannya bergerak mundur ke hari di mana pertama kalinya dia berhadapan dengan Ellena. Dan semakin Melvern teringat dengan kejadian seminggu yang lalu, senyumnya semakin mengembang.

***

SEMINGGU YANG LALU

"2.500 SGD," Ellena tersenyum meremehkan. "Itu pun kalau bapak sanggup gaji saya."

Melvern terdiam selama beberapa saat tanpa mengalihkan pandangannya dari wanita mungil bernama Ellena tersebut. Sejak pertama kali dia melihat wanita itu memasuki ruangannya, Melvern sudah bisa mengira bahwa wanita itu adalah wanita yang arogan hanya dengan melihat sikapnya saat melihat tidak ada kursi di depan mejanya. Tapi dia tidak menyangka wanita itu akan bersikap terlalu berani di hari pertamanya wawancara.

Ah, berani terlalu halus untuk mendeskripsikan bagaimana sikap seorang Ellena. Sebutan kurang ajar lebih pantas untuknya.

Dan dengan Ellena memandang rendah dirinya dengan mengatakan 'Itu pun kalau bapak sanggup gaji saya', sudah menunjukkan kalau wanita itu adalah wanita matrealistis. Jenis wanita yang paling ia benci di muka bumi ini.

Jujur saja Melvern sama sekali tidak membutuhkan karyawan yang manner-nya nol seperti ini. Meski gaji yang ia tawarkan tergolong kecil, yang membutuhkan pekerjaan ini masih banyak diluar sana. Lalu kenapa ia memberikan kesempatan pada Ellena yang notabene gadis biasa-biasa saja yang tidak memiliki kelebihan apapun? Jawabannya sederhana. Karena ia memandang Irena. Beberapa waktu lalu, Janeth mengenalkannya pada seorang wanita yang sedang mencarikan pekerjaan pada putrinya lewat telepon. Dan ia ingat sekali wanita yang bernama Irena itu memohon kesempatan padanya.

"Jujur saja walaupun anak saya ini lumayan cerdas, tapi kelakuannya masih sangat kekanak-kanakan. Kemungkinan kesabaran akan sedikit diuji, tapi kalau bisa tolong berikan dia kesempatan. Tidak apa-apa gajinya kecil asal anak ini bisa mendapat pengalaman dan memulai semuanya dari awal."

Melvern menerima Ellena karena ibunya Ellena adalah teman baik dari koneksinya. Ia yang perfeksionis memang agak lemah dengan orang yang lebih senior. Awalnya ia kira wanita itu terlalu merendahkan anaknya sendiri, ternyata setelah ia bertemu langsung dengan Eellena, ternyata kelakuan gadis itu lebih parah dari yang ia bayangkan.

MY MONEY TREE (TELAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang