44- RAHASIA TIGA ORANG

3.7K 688 244
                                    

***
NOTE: VERSI WATTPAD BERBBEDA ALUR DAN ENDING DENGAN VERSI NOVEL. SELAMAT MEMBACA
***

"Kakak kenal dengan mereka berdua?" Tunjuknya ke arah Melvern dan Amanda.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, Ellena." Kata Rafael.

"Kakak yang mengalihkan pembicaraan. Aku yang bertanya lebih dulu mengenai perempuan ini." Ellena menunjuk Amanda dengan dagu.

"Seharusnya saya yang bertanya siapa kamu?" Sela Amanda. "Padahal cuma pembantu anak saya, tapi berani-beraninya memanggil pacar saya dengan sebutan kakak? Kurang ajar kamu tidak hilang-hilang ya?" Sindirnya sinis.

Rafael hendak membalas ucapan Amanda, tapi Ellena memberinya isyarat untuk tidak ikut campur. Urusan wanita sebaiknya tetap menjadi urusan wanita, dan para lelaki tidak perlu ikut campur jika tidak mau terkena masalah yang jauh lebih besar. Lagipula Ellena curiga dengan hubungan kakaknya dengan mantan istri Melvern, mengingat kakaknya tidak mau menjawab pertanyaan Ellena tentang Amanda barusan.

Ellena berjalan mendekati Amanda, setelah jarak di antara mereka berdua hanya tersisa dua langkah. Ia menatap Amanda dengan wajah heran yang dibuat-buat. "Kamu bilang kamu pacar kakakku?"

"Kalaupun itu benar, maaf yah. Saya tidak sudi mempunyai kakak ipar semacam kamu." Lanjutnya sinis.

"Hafalkan dan ingat nama saya ini baik-baik, Nyonya besar." Ia kemudian mengulurkan tangannya di depan Amanda. "Kenalkan nama saya Ellena Reinadeth Sridjaja, adik dari Rafael Sridjaja."

Amanda terkesiap mendengarnya, akan tetapi ia tetap bermuka tebal untuk menjabat tangan Ellena. Ketika jarinya hampir bersentuhan dengan jari Ellena, tiba-tiba Ellena menarik tangannya dan tersenyum.

"Ups, saya lupa. Orang terhormat seperti anda mana mungkin mau merendahkan diri untuk bersalaman dengan orang seperti saya?" Ellena hampir tertawa melihat ekspresi Amanda ketika ia mengatakan kalimat ini. Tapi rasanya wibawanya hancur jika ia kelepasan tertawa sekarang.

"..."

"Dan lagi saya bukan pembantu ataupun pengasuh anak kamu," Ellena melirik Melvern yang berdiri di arah jam tiganya. "Saya, calon istrinya Melvern."

Seketika saja mata Amanda dan Rafael membesar. Keduanya sama-sama berpaling menatap Melvern dengan sebuah tanda tanya besar di hati dan pikiran masing-masing.

Sementara itu Melvern sama sekali tidak kaget apalagi gentar saat mendapat tatapan dari calon mantan istri dan mantan musuh bebuyutannya. Ia sudah memperhitungkan bahwa suatu hari hari ini akan terjadi, dan ia mencemaskan mental Ellena jika berhadapan dengan Amanda dan Rafael sekaligus, tapi Ellena memberikan sesuatu diluar ekspetasinya. Perempuan mungil itu bagaikan berempuan bermental baja, ia sanggup membolak-balikkan emosi orang lain dengan sangat mudah.

Rafael menoleh ke arah Melvern. Sekali lagi matanya bertemu dengan mata Melvern, dan ia tetap melayangkan tatapan memperingatkan kepada Melvern. Beberapa detik kemudian, pria itu berjalan mendekati adiknya dan menarik paksa adiknya untuk masuk ke dalam rumah.

"Masuk." Pinta Rafael.

"Ih, kakak! Aku kan mau pergi kencan." Tolak Ellena.

"Masuk!" Kali ini wajah Rafael yang biasanya jenaka berubah menjadi serius. Ada semacam aura mencekam yang membuat Ellena merinding ketika melihat ekspresi kakaknya.

Tanpa protes lagi, Ellena menurut kepada Rafael. Ia hanya mengutarakan kata "Maaf" kepada Melvern tanpa suara dari kejauhan yang dibalas bosnya itu dengan senyum pengertian.

MY MONEY TREE (TELAH DITERBITKAN)Where stories live. Discover now