Thank You

29.4K 811 60
                                    

Wow aku ga nyangka yang baca UW udah sampe 1Juta.

Thanks banget buat kalian yang selama ini baca UW, baik yang emang bener-bener baca dari awal part aku nulis, yang nunggu di setiap aku publish part selanjutnya,  maupun yang baru baca atau baru nemu story ini.

Aku sadar masih banyak kekurangan di story-story ku, karena memang awalnya cuman buat iseng-iseng aja, maka dari itu terimakasih atas keritik, saran dan masukan-masukan lainnya dari kalian yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu.

Thanks for you all.

Dan yang terakhir aku akan kasih hadiah buat kalian, aku akan publish part satu versi cetak yang udah sempet di edit sama editor aku.

Aku publish ini bukan maksud membuat kalian tambah penasaran sama UW versi cetak, karena aku udah bilang sebelumnya, aku masih belum sempet buat edit ini sehingga belum bisa ngasih kepastian kapan bisa naik cetaknya, tapi ada beberapa temen yang mau bantu buat edit sih (do'akansecepatnyaya,hihihi).

∞∞∞∞∞∞∞∞∞

Happy Reading.

*

Fatah mencoba mengingat semua yang terjadi padanya semalam. Sembari mengingat ia mencoba menoleh ke arah samping di mana Angel–kekasihnya–berada, tetapi yang dilihat Fatah bukan sosok kekasihnya, melainkan orang lain.

Fatah sangat mengenali perawakan kekasihnya, Angel memiliki tubuh yang sedikit berisi, tetapi proporsional sesuai dengan tinggi badannya, juga terasa pas dalam pelukannya.

Rasa terkejut tidak bisa lagi ditahannya, saat melihat gadis yang ada di atas ranjangnya bukanlah sosok kekasihnya. Gadis itu menangis, ia membenamkan wajah di antara lututnya. Fatah tidak bisa melihat wajahnya, tetapi ia yakin gadis itu bukanlah Angel.

Fatah kalut, tetapi ia membiarkan gadis itu mengeluarkan suara tangisnya, saat suara isakan tangis itu tidak lagi terdengar olehnya, ia mencoba untuk menenangkan gadis itu.

Ketika gadis itu mengangkat kepalanya secara perlahan, keterkejutan Fatah bertambah saat mengetahaui bahwa gadis itu adalah Nisa, salah satu asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mamanya.

Fatah merutuki kebodohannya yang telah meniduri orang yang salah. Setelah Fatah menguasai rasa terkejutnya, dengan canggung ia mencoba berbicara dengan Nisa.

“Maaf, Nis.”

Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Fatah dan Nisa kembali membenamkan kepala di antara lututnya. Fatah tidak tahu apa yang harus dilakukan.

“Aku akan bertanggung jawab bila kamu hamil, Nis,” kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Fatah.

Nisa mendengarnya, tetapi tidak menjawab apa pun, semakin menenggelamkan kepala di antara kedua lututnya kembali. Akhirnya, sambil mencoba menutupi tubuh polosnya dengan selimut, dengan tangan bergetar ia memunguti pakaiannya, lalu masuk ke kamar mandi, dan bergegas keluar kamar Fatah setelah ia memakai kembali pakaiannya.

“Aku benar-benar bodoh,” ucap Fatah setelah Nisa meninggalkan kamarnya.

*

Nisa hanya bisa menangis di kamarnya, bahkan jika ia menangis sampai mengeluarkan darah pun, semuanya tidak akan kembali seperti semula, sesuatu yang selama dua puluh satu tahun dijaganya tidak akan kembali dan semua karena ia tidak bisa melawan saat Fatah terus memaksanya. Saat itu Fatah terus menganggapnya sebagai Angel, kekasihnya.

Ugly Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang