Nara pov
Sudah lama sejak terakhir Jira menjenguk sahabatnya, Mingyu. Mungkin sekitar satu tahun? Sejak ia memutuskan untuk fokus ujian bukan? Akhir 2016? Ah tidak, lebih. Sekarang sudah memasuki bulan April 2018.
Taejun juga sudah berusia lima bulan.
Maka dari itu, hari ini ia memutuskan untuk menjenguk Mingyu bersama keluarga kecilnya.
Jira bertanya-tanya, bagaimana keadaannya sekarang?
Tapi satu hal yang pasti, Mingyu belum siuman. Karena Jira sudah meminta Ibu Mingyu untuk memberitahu secepatnya jika Mingyu ada perkembangan. Namun hingga saat ini, Ibu Mingyu belum memberi kabar apapun padanya.
Mereka memasuki rumah sakit dengan tergesa. Tapi kemudian seorang security menahan mereka saat mereka hendak memasuki lorong ICU.
"Maaf nyonya, bayi anda tidak boleh masuk."
"Kami ingin menjenguk pasien kecelakaan, bukan sakit keras. Jadi biarkan kami masuk." Tukas Jira. Ia sedikit mengeratkan pelukannya pada Taejun yang tengah tertidur pulas.
"Peraturan adalah peraturan. Silahkan anda duduk di ruang tunggu saja." Security tersebut menunjuk dengan sopan ke arah kursi tunggu.
Taehyung yang sedari tadi hanya diam, kali ini mulai beraksi. Ia merangkul Jira dan mencoba menerobos pagar. Tapi gagal.
"Maaf Tuan, anda tidak bisa. Silahkan pergi sebelum saya memanggil keamanan lain."
Taehyung melempar pandangannya ke arah lain sembari memainkan lidahnya di dalam mulut, kesal.
Ia melepas rangkulannya pada Jira lalu menatap security itu tajam. "Kau, ingin dipecat?" Nada bicaranya santai namun tegas.
"Anda tidak bisa memecat saya. Anda tidak punya wewenang di sini." Jawabnya percaya diri.
"Begitukah? Ah, begitu..." Taehyung mengangguk-angguk seraya mengalihkan tatapannya sejenak. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana sebelum kembali menatap security tersebut. "Kalau begitu, biar ku hubungi temanku agar bayiku bisa masuk." Kali ini ia mengeluarkan ponselnya dan berpura-pura sibuk dengan benda itu.
"Meminta bantuan teman pun tidak akan berpengaruh. Bayi anda tetap tidak diperbolehkan masuk."
Taehyung melirik tajam pada security itu lalu berkata, "Meskipun temanku itu adalah Jeon Jungkook? Bayiku tetap tidak boleh masuk?"
Seketika security tersebut bungkam. Tubuhnya menegang.
"Kenapa? Kenapa diam? Kau belum menjawab pertanyaanku." Taehyung kembali beralih pada security itu. Ia sedikit menunduk dan menyipitkan mata saat membaca name tag yang terpasang di dada kirinya. "Han Jiyook."
Security itu langsung menutup name tagnya ketika Taehyung menegakkan tubuhnya.
"Akan kuingat namamu."
"Taehyung, udah." Jira melerai.
Si security langsung melebarkan matanya saat Jira menyebut nama Taehyung. "Taehyung? Kim Taehyung? Tuan Kim? Pemilik perusahaan elektronik terbesar di Korea dan terkenal di dunia? Sahabat Tuan Jeon?"
Taehyung tersenyum tipis mendengar rentetan pertanyaan yang dilontarkan oleh si security. "Kau berlebihan. Jadi bagaimana? Apa aku perlu menghubungi Jungkook untuk meminta bantuan atau-"
"T-tidak perlu, Tuan. S-si-silahkan masuk." Security tersebut memberi jalan untuk mereka bertiga.
"Terimakasih." Taehyung mengangguk seraya mengulas senyum lalu merangkul pinggang sang istri dan berjalan masuk.

YOU ARE READING
MLS ㅡ Cogan VS Preman; Taehyung
Fanfiction[Magnae Line Series] Kisah tentang Cogan yang jatuh cinta sama Preman. [ A k a n D i r e v i s i ] ©2016, taesrgv