As Expected ㅡ End

2.2K 157 77
                                        

A few months later...

"So, it means you have to choose between these two. Make it as soon as possible and then youㅡAh!" Kepala Jira tiba-tiba berdenyut hebat membuat pandangannya kabur untuk beberapa saat.

Para mahasiswa sedikit terkejut. Beberapa mahasiswa bahkan langsung berlari untuk menyangga Jira agar ia tidak terjatuh.

"Mrs. Kim are you okay?" Tanya salah satu mahasiswa yang menolongnya.

Jira mengerjap melihat lantai ubin kembali jelas dalam penglihatannya. "I-i'm okay." Jawabnya meyakinkan.

"But your face kinda pale. Should I walk you home?" Tawar mahasiswa itu.

Jira menggeleng.

"I'm gonna call your husband to pick you up." Mahasiswa itu tidak menyerah. Ia sangat khawatir dengan dosennya.

Masalahnya sudah berkali-kali Jira seperti ini sejak awal ia mengajar tiga puluh menit yang lalu. Tentu saja para mahasiswanya khawatir.

Jira menggeleng lagi. "No, it's okay. Really." Ia memaksakan senyum. "May I wash my hand?" Tanyanya kemudian. (Bolehkah saya ke belakang?)

Para mahasiswanya mengangguk dan melepaskannya. Jira menegakkan tubuhnya dan berjalan sambil memegangi kepalanya.

Sesampainya di toilet, ia muntah-muntah. Sejak tadi perutnya mual seperti ingin memuntahkan seluruh isi perutnya, tapi nyatanya ia tidak memuntahkan apa-apa.

Untung saja toiletnya sedang sepi. Jadi ia tidak malu muntah-muntah seperti itu.

"Ahh, what's wrong with me..." Ia bergumam setelah berkumur-kumur.

Kepalanya tiba-tiba kembali pening. Ia menatap cermin dan menemukan bayangannya kabur.

No.

Not again.

Ia berusaha berpegangan pada sisi westafel agar tidak terjatuh. Namun, kakinya terlalu lemah untuk menyangga berat tubuhnya.

Tak lama setelah itu, Jira ambruk tak sadarkan diri.

-

Jira terbangun mendapati dirinya tidak berada di kampus, melainkan di sebuah ruangan dengan aroma alkohol yang menyeruak ke dalam hidungnya. Seingatnya ia sedang berada di toilet kampus.

Ini rumah sakit?

Ia meringis seraya memegang kepalanya yang masih terasa pening.

"Mama."

Suara kecil yang ia kenal membuatnya menoleh dengan cepat.

"Taejun?"

Ia beralih pada pria yang berdiri di belakang anaknya.

"Taehyung?"

Taehyung tersenyum. Ia berjalan menghampiri istrinya dan duduk di kursi di samping ranjang, memangku Taejun.

"Ko kalian ada disini?"

"Pas aku dapet telepon dari kampus kamu, aku langsung pergi kesini sekalian ngejemput Taejun. Kebetulan dia uda pulang sekolah." Jelas Taehyung. "Gimana sekarang? Masih sakit?"

Jira menggeleng. "Cuma sedikit pusing aja. Sebenernya aku kenapa tae?"

"Mama kanㅡ"

"Ssstt." Taehyung menutup mulut Taejun sambil mengulum senyum, membuat alis Jira bertaut samar.

"Kenapa?" Tanyanya penasaran.

Taehyung dan Taejun hanya tersenyum mencurigakan.

Kenapa sih mereka?

"Selamat siang." Seorang dokter datang bersama seorang suster di belakangnya.

"Siang dok." Balas Taehyung sembari mengangguk sopan.

"Dok, apa yang terjadi dengan saya?" Kali ini Jira bertanya pada ahlinya.

Dokter itu tersenyum. "Anda mengalami gejala kehamilan."

Mata Jira langsung membulat seketika.

"Usia kandungan anda sudah menginjak tiga minggu. Selamat, Nyonya Kim." Sambung dokter.

Jira hanya terdiam saking terkejutnya.

"Anda diharapkan untuk tidak bekerja terlalu berat. Setelah ini anda boleh pulang." Dokter tersebut membungkuk sopan kemudian pergi.

Ia beralih menatap Taehyung yang tersenyum ke arahnya.

"Selamat sayang." Ucapnya. Tangannya mengusap air mata Jira yang baru saja menetes. Air mata bahagia.

"Horeee Taejun mau punya ade!" Taejun tepuk tangan dengan ceria. Ia naik ke ranjang untuk memeluk ibunya, sementara Taehyung menggenggam tangannya dan mengusap rambutnya sayang.

Jira kembali meneteskan air mata bahagianya. Tidak bisa berkata-kata.

Taehyung tersenyum lembut seraya mengusap air mata sang istri lalu mencium keningnya. Ia juga mencium puncak kepala anaknya. Tak lupa ia juga mengusap perut Jira yang saat ini sudah kembali diisi oleh sesuatu yang bernyawa, darah dagingnya.

"Papa sayang kalian..."

Taehyung pun memeluk mereka berdua.

Keluarga kecilnya.

Kebahagiaannya.

Hidupnya.

FIN

• • •

Akhirnya tamat juga gaes :')

Gimana?? Jelekkah? Baguskah? Kurangkah? Kasi kesan dan pesannya dong pas kalian baca ini biar kekininan :')

Makasih buat yang uda baca ff pertama gua, ff pertama yang gua publish di wattpad maksudnya :')

Kalian yang selalu ninggalin jejak di ff ini sangat gua hargain makasiiiih banyak.

Gua seneng dispamin vote sama komen soalnya apa? Gua ngerasa kalo ff gua dibaca dan kalian juga ngehargain karya gua. Pasti kalian yang author ngerti perasaan gua ini :')

Bener-bener makasih sama kalian yang suka ninggalin jejak gua gatau lagi mau bilang apa huhu :"

Maaf kalo ada part yang kurang memuaskan di hati kalian. Gua juga masih belajar :')

Gua harap ff gua ke depannya makin improve dan bagus biar gua makin bisa nyentuh hati kalian lewat tulisan gua.

Makasih banyak!

Stay tuned buat Terong VS Cabe ya!!

👊👊👊👊👊👊

MLS ㅡ Cogan VS Preman; TaehyungWhere stories live. Discover now