Nara pov
Jira membuka matanya, menangkap plafon putih polos. Ia memegangi kepalanya yang terasa pening sembari meringis pelan.
"Sudah bangun?"
Jira beralih menatap pria yang duduk di dekat kakinya.
"Taejun... Anakku... Bagaimana keadaannya?" Lirih Jira.
"Ia sedang dalam penanganan dokter. Taehyung menemaninya."
Jira sedikit lega mendengarnya.
"Kau mau minum?" Tawar Daehyun seraya turun dari ranjang. Ia menyodorkan segelas air yang sudah diberi sedotan. Jira menyedot air itu sedikit. Setidaknya cukup untuk membasahi kerongkongannya yang kering.
Daehyun meletakkan gelasnya kembali. "Taehyung sudah menceritakan kronologinya padaku." Ia duduk di kursi di samping ranjang lalu bertanya, "Bagaimana perasaanmu?"
Jira menatapnya bingung. "Perasaan apa?"
"Setelah membunuh orang. Kau sudah membunuh dua orang, bagaimana perasaanmu?"
"Aku baik."
Alis Daehyun terangkat. "Baik? Kau tidak merasa berdosa?"
"Tentu saja aku merasa berdosa. Tapi aku tidak melakukannya tanpa alasan bukan? Mereka melukai orang-orang yang kusayangi, keluargaku. Mereka sudah sepantasnya membayar itu semua." Jira memberi jeda. "Siapapun yang menyakiti keluargaku, aku tak segan untuk menyakitinya juga."
Daehyun mengangguk-angguk. "Kau belum berubah ya? Kupikir saat kau menjadi seorang ibu, sifat 'preman' dalam dirimu akan hilang."
"Sifat itu sudah mendarah daging dalam tubuhku. Dan menurutku sifat itu menjadi semakin kuat, karena aku harus melindungi keluargaku."
"Kau mau tahu hal-hal yang kusuka darimu?" Tanya Daehyun.
Sebelah alis Jira terangkat. "Apa?"
"Pertama, kau punya pendirian yang kuat. Jarang sekali perempuan memiliki sifat yang seperti itu. Kedua, kau pemberani. Ketiga, kau tidak pernah memulai sebuah masalah. Kau hanya membalasnya sebagai bentuk pembelaan diri, itu tidak masalah. Keempat, kau selalu mengutamakan keluarga. Kelima..." Daehyun menghentikan ucapannya. Bola matanya sempat menatap kesana kemari sebelum ia menunduk dan mengusap tengkuknya kaku.
Sementara alis Jira bertaut samar. Ia menatap pria duduk di samping ranjangnya, menunggu kelanjutan ucapannya.
"Kelima?" Kata Jira.
"Kelima, kau..."
Demi Tuhan, Jira tiba-tiba gemas.
"Kau..."
"...semakin cantik."
Alis Jira seketika terangkat tinggi. "Ye?"
Daehyun menghela napasnya kasar, merutuki kebodohannya sendiri karena berbicara terlalu frontal di hadapan wanita itu yang notabenenya seorang istri dari sahabatnya sendiri.
Daehyun mendongak. "Maafkan aku, tapi perasaanku padamu sulit sekali hilang. Padahal aku tahu kalau aku tidak punya kesempatan."
"Kau tahu, aku sangat khawatir saat melihatmu pingsan di gudang. Tubuhmu sangat dingin. Aku sangat ingin menolongmu. Untungnya Taehyung menyuruhku untuk membawamu, karena ia harus membawa Taejun."
"Aku panik, tapi aku berusaha untuk terlihat panik biasa, bukan panik khawatir.
Hening. Atmosfer diantara mereka menjadi canggung.
YOU ARE READING
MLS ㅡ Cogan VS Preman; Taehyung
Fanfiction[Magnae Line Series] Kisah tentang Cogan yang jatuh cinta sama Preman. [ A k a n D i r e v i s i ] ©2016, taesrgv
