Halaman 8 : Hiduplah Bersamaku!

6.7K 414 26
                                    

Picture : Tempat tinggal Siren Terkutuk

✺✺✺

<Sea's POV>

Jujur aku sangat terkejut saat melihat ada Siren Terkutuk yang kabur dan berkeliaran di kerajaan, terlebih dia masuk ke dalam kamarku membuat semua pelayan menjerit ketakutan, penjaga bersiaga digerbang.

Aku baru ingat ternyata Vale juga ada dikamarku. Dan Siren Terkutuk itu sekarat, terpampang jelas luka menganga di tangannya. Nampak seperti gigitan Octallypus, namun jika Siren berhadapan dengannya, bukankah seharusnya ia mati tertelan? Atau lebih parahnya lagi, kehilangan anggota tubuh?

Kulihat Vale memberikan darahnya untuk Siren Terkutuk itu. Aku lebih terkejut ketika melihat tubuh Siren Terkutuk itu menjadi sempurna. Vale sudah menceritakan semuanya kepadaku dan aku percaya penuh padanya.

Aku harus tahu informasinya, mungkin ayah dapat membantuku. Ya sudahlah, sebaiknya aku segera menemui ayah.

Tok, tok, tok.

"Ayah?"

"Masuklah!" jawab ayah. Aku membuka pintu kamarnya. Terlihat ayah sedang tertidur dikerangnya. "Sea, ada apa?"

"Aku hanya ingin bertanya." Aku menarik nafas sebelum menceritakannya. Bagaimanapun juga ini hal yang mengejutkan untukku. "Ayah pasti sudah mendengar kabar tentang tahanan kita yang kabur kan?"

"Ya, aku tahu itu."

"Dia adalah Siren Terkutuk, seorang ahli mata-mata yang melarikan diri dari tahanan," ucapku dengan jelas. Kulihat ayah menghela nafas berat.

"Tapi aku heran, mengapa Siren Terkutuk itu hanya mendapatkan luka menganga saja. Seharusnya dia mati tertelan atau kehilangan anggota tubuhnya, bukankah itu tugas Octallypus?"

"Ya, kau benar. Pasti ini semua karena kekuatannya," ayah memandang Trisullanya.

"Kekuatan?"

"Menghilangkan kesadaran seseorang atau manusia menyebutnya hipnotis. Jika kau melihat matanya dengan pikiran kosong, kau akan hilang kesadaran. Kau dibawah kendali si-empunya kekuatan tersebut."

"Lalu?"

"Octallypus dibawah kendalinya. Tapi kekuatan ini terbatas waktunya. Kekuatan ini juga dapat hilang dengan cangkang kerang ini," ayah memberikan cangkang kerang yang terukir tulisan kuno yang tidak dimengerti bahasanya.

"Baiklah Ayah, ini akan kubawa. Aku pamit dulu," ucapku dan pergi.

Mengapa ekorku terasa berat? Apa terjadi sesuatu sama Vale? Aku harus cepat sanpai ke kamar dan mengetahui kabar Vale.

BRAK!

"Vale?" ujarku. Aku pun membuka pintu rahasia tersebut. Aku sampai melupakan Vale yang masih ada disana.

Mataku terbelalak saat menatap ke depan. "Vale, apa yang kau lakukan?"

✺✺✺

<Vale's POV>

"Bisa kau lepaskan pelukannya?!" ucapku sedikit kesal.

"Bisakah kita lebih lama?" Vian malah mengeratkan pelukannya. "Seperti ini."

"Aku tidak bisa, jika Sea melihatnya dia pasti akan marah. Kalau dia marah lalu mengusirku, aku tinggal dimana?"

Vian melonggarkan pelukannya kemudian melepasnya perlahan. "Tinggal saja di Isatanaku!"

Prince Of Sea [REVISI]Where stories live. Discover now