Halaman 20 : Kekuatan Marcel

4.4K 307 13
                                    

Picture : Marcellino Sand (2)
<><><><><><><><><><><><>
Sea Pov.

Sinar matahari begitu terang saat ini. Biasanya aku bangun pagi karena Vale tapi kenapa ia tidak membangunkanku? Astaga, dia juga tidak ada disini. Dimana dia?

Aku menemukan setangkai bunga air, seperti milik Vale. Sebutir mutiara berkilau disamping setangkai bunga air tersebut. Tapi mutiara ini bentuknya lebih besar dari biasanya. Dan apa-apaan ini?

Kerangku berisi mutiara kecil. A-apakah semalam Vale menangis? Atau....

Aku segera keluar dan berjumpa dengan ayah diruang utama. "Ayah, dimana Vale?"

"Aku tidak tau. Memangnya kenapa?"

"Vale men--"

"Sea?" sapa Okta dari belakang. "Aku ingin mengunjungi kerajaanku. Apakah kau ingin menemaniku?"

"Tap...tapi,.."

Sang Raja berbisik ditelingaku, "Inilah pilihanmu Sea. Setiap tindakan pasti berakibat fatal. Ikutilah kemauanmu itu! Pungut masa lalumu dan kau membuang masa depanmu! Itukan pilihanmu?"

Tubuhku menegang sejenak. Yah, inilah pilihanku. Aku memilih wanita bertentakel ini yang dulu pernah ada dihatiku. Berbeda atau lebih tepatnya berbalik dengan Vale, baik sikap maupun sifatnya.

"Ayo!" Okta memeluk lengan kekar milikku. Dengan manjanya ia memelukku dengan possesive. Dia bukan Okta yang dulu, yang cuek, care, dan tipe idamanku. Sekarang Okta bersifat berkebalikan dan terlihat menjijikan.

Aku menyesali pilihanku?

=========================

Vale terkejut dengan pernyataan yang langsung dipaparkan oleh Marcel. "Jadi, kau juga siren?"

"Yah, lihatlah anting hitamku. Bukankah semua siren lelaki memakainya?" ucap Marcel dengan senyuman.

"Kau benar juga." Vale terkekeh pelan.

Hening kembali. Vale yang mengantuk, langsung tertidur. Kemarin, ia tidak tidur, istirahat, ataupun makan. Semua tenaganya habis seketika. Karena dengan tidur, mungkin bisa mengisi ulang energinya.

Marcel tersenyum sembari melihat wajah Vale. "Kau terlihat cantik jika sedang tertidur." Tangan kekarnya mengelus lembut rambut perak milik Vale.

Sungguh, Marcel sangat gembira melihat gadis yang dicintainya tengah berasamanya. Sulit sekali mencari cara agar Vale kembali kepelukannya. Jadi, Marcel tidak akan memberikan Vale kepada siapapun.

"Kau milikku, 'kan selamanya menjadi milikku, Vale," Marcel mengecup kening Vale. Mobilnya terparkir rapih dibagasi. Mansion mewah dan ditinggali Marcel sendiri.

Marcel membopong tubuh mungil Vale kedalam rumahnya. Ia masuk ke salah satu kamar besar dengan aset peralatan mewah yang lengkap. "Aku sudah mempersiapkan kamar khusus untukmu".

Marcel duduk didekat tepi kasur Vale berada. Menggenggam tangan Vale kemudian dikecupnya lembut. Dengan hati-hati, Marcel menarik selimut yang berada diujung kaki Vale kemudian selimut tersebut menutupi tubuh mungil Vale.

"Aku sangat bahagia, sungguh!! Sepertinya aku akan loncat-loncat, berguling-guling, saking senangnya. Karena kau Vale, kau kembali padaku!!" Marcel memeluk tubuh Vale.

"Ehm~" suara leguhan tidur Vale. Marcel yang menyadarinya langsung melepaskan pelukannya tersebut. "Uh, maaf, aku kekencengan!"

Lelah memandangi wajah Vale, Marcel langsung tertidur sambil duduk menggenggam tangan Vale. Hari bahagia- menurut Marcel tapi tidak dengan Sea.

Prince Of Sea [REVISI]Where stories live. Discover now