Chapter 06 [Before Journey]

4.6K 313 20
                                    

Insiden kematian pasukan penjaga kota Yodial cukup mengejutkan banyak pihak. Maklum saja, semua pasukan penjaga dihabisi tanpa ada satupun yang selamat. Mungkin karena dendam atau hanya ingin menghilangkan bukti, motif pelaku masih misteri.

Dua hari kemudian, pasukan penjaga pengganti datang dari kota terdekat. Mereka hanyalah pasukan sementara sebelum pasukan penjaga yang baru dibentuk.

Kesedihan masih terlihat di berbagai sudut kota. Masalah selesai disaat yang sama itu menimbulkan kesedihan baru.

Tetapi, pada akhirnya kehidupan kota Yodial mulai kembali seperti sedia kala.

Nyawa begitu murah di dunia ini. Kau tak tahu kapan akan mati. Kau bahkan bisa dibilang beruntung tahu kalau kau besok masih bisa makan.

Tetapi seperti yang semua orang tahu. Menangisi yang sudah terjadi tak akan merubah apapun. Yang bisa dilakukan hanyalah mencoba menatap hari esok agar lebih baik.

Hal yang sama juga terjadi di guild. Permintaan penaklukan monster dan permintaan lain seperti pengawalan kembali normal. Bahkan insiden beberapa hari yang lalu seolah tak pernah terjadi.

Alasan kenapa hal ini terjadi, tentu bagi petualang kematian hal yang sudah biasa karena pekerjaan mereka selalu menantang kematian.

Di ruangan tertinggi, Yudra, kepala guild memandang pemandangan kota yang kembali seperti semula. Orang orang kembali melakukan kegiatan sehari-hari. Dalam hati mereka semua pasti masih takut dengan pelaku yang melakukan semua ini, tetapi karena hasil investigasi pelaku sudah meninggalkan kota, hal itu membuat suasana kota menjadi lebih baik.

Tetapi saat ini bukan itu yang mengganggu pikiran Yudra.

Kedua tangannya gemetar dan mengeluarkan keringat dingin yang tak tahu kapan akan berhenti.

Dia takut dan cemas. Bagi kepala guild yang pernah melakukan petualangan hingga dikenal sebagai salah satu yang terkuat seperti dirinya, dia masih bisa merasakan takut.

Hal ini sungguh lucu. Dia selalu berpikir tak takut dengan kematian. Apalagi dia sudah cukup tua. Jika dia mati sekarang, dia tak akan menyesal atau takut.

Tetapi hal itu berbeda jika orang yang berharga baginya yang akan mati. Demi mereka, dia akan melakukan apapun, bahkan meskipun menjual jiwanya pada iblis.

"...."

Dia menghela nafas dan menatap foto di meja. Itu adalah foto cucu perempuan yang sangat dia sayangi.

Orang tuanya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu karena gagal menjalankan misi petualang. Karena tak ingin kehilangan lagi, Yudra sangat memanjakan cucunya.

Dan karena tak ingin hal buruk terjadi padanya, Yudra selalu menyuruh cucunya untuk menjadi seorang pegawai pemerintah yang memiliki tingkat keamanan cukup baik.

Tetapi apa karena darah yang dimilikinya, cucunya tak mau dan berkeinginan menjadi petualang. Saat melihat tatapan mata yang penuh tekad, dia selalu merasa sakit dan mengingat kembali orang tua cucunya.

Pada akhirnya dia tak memiliki pilihan lain. Apakah itu karena dia juga seorang petualang, atau itu adalah kasih sayang seorang kakek. Dia tak tahu, tetapi dia akan selalu mencoba mencegah tragedi terulang kembali.

Sayangnya, mungkin dia tak bisa melakukan apapun jika berhadapan dengan monster paling berbahaya di dunia.

"...Akira-sama... Kenapa kau kembali ke dunia ini?"

Yudra memejamkan matanya sesaat saat mengingat kembali kejadian yang membuat dia harus berpikir ulang mengenai seorang yang telah mengalahkan Demon King terkuat dalam sejarah.

The Hero RE;TurnWhere stories live. Discover now