4. Igniting Her Anger

6.4K 572 89
                                    

"Nice to meet you again, my little tiger."

Zarya menelan ludah susah payah. Ia tak habis pikir kenapa pria kegelapan ini muncul lagi dalam hidupnya. Ia tak pernah mau berharap untuk bertemu dengan pria yang ditabraknya tempo hari. Namun, seakan takdir mempermainkannya, ia benar-benar dipertemukan dengan pria itu lagi. Raja Zeus...

Pertama kali ia bertemu Raja Zeus, penampilan formal layaknya direktur sebuah perusahaan yang tersuguh di depannya. Ia mengambil kesimpulan seperti itu karena brand dari pakaian yang dipakai pria itu benar-benar sangat mencolok. Pegawai kantor biasa tak akan mampu membeli jas, kemeja, jam tangan, sepatu, celana, dan ikat pinggang dengan harga selangit.

Zarya benar-benar mengetahui seluk beluk harga dari berbagai brand pakaian karena ia pernah memakai dan membeli pakaian dengan brand terkenal untuk dirinya maupun orang terdekatnya. Namun, kini sosok yang dijumpainya memiliki penampilan berbeda dari sebelumnya.

Celana bahan berwarna hitam yang menutupi kakinya, tubuh bagian atas yang tak tertutupi pakaian menampilkan tubuh yang kekar berotot, dan rambut acak-acakan layaknya bad man tersaji di hadapannya. Tak lupa lengkungan bibir juga menghiasi wajahnya.

Meskipun Raja Zeus tersenyum, Zarya tetap merasa takut. Ia tahu senyum itu bukan senyum tulus, tetapi senyum jahat. Ia bahkan merasakan bahwa Raja Zeus memiliki rencana-rencana jahat yang akan dilakukan padanya.

Raja Zeus menaiki tempat tidur, semakin mendekati Zarya. Zarya yang tahu akan bahaya yang mengancamnya segera beringsut menjauh. Namun, usahanya tertahan tali yang mengikat tangan kirinya. Ah, sialan!

"Semakin kau tarik, tali itu semakin kuat. Rileks saja." Raja Zeus tersenyum miring.

"Kau, jangan mendekat! Jangan macam-macam!" ancam Zarya yang terdengar ketakutan. Tuhan, tolong aku....

Kini Raja Zeus sudah berada di atas Zarya. Kedua sikunya menopang tubuhnya agar tidak menindih Zarya.

"Sayanganya, aku sudah sangat dekat." Suara Raja Zeus terdengar sedikit parau.

Manik mata Raja Zeus menatap Zarya dengan lekat. Ada rasa takut yang terlihat dari manik mata macan kecilnya. Sedangkan, yang dilihat oleh Zarya adalah manik hitam yang semakin lama semakin menggelap.

Raja Zeus mendekatkan wajahnya hingga bibir mereka hampir menempel. "Aku penasaran bagaimana rasanya bibir ini."

Raja Zeus bersiap menempelkan bibir mereka ketika Zarya dengan sigap memalingkan muka sehingga bibir Raja Zeus menempel pada pipi Zarya. Emosi Raja Zeus tersulut. Ia menarik dagu Zarya dengan satu tangannya, mencengkeram erat dan menahannya.

"Kau ingin bermain-main denganku?" desisnya tajam. "Aku akan menunjukkan permainan yang sebenarnya."

Dengan gerakan cepat ia menempelkan bibirnya, melumat bibir Zarya dengan kasar. Zarya terus-terusan mengerang dan menggerak-gerakkan kepalanya agar bisa terlepas dari ciuman Raja Zaus. Ia benar-benar tidak bisa bernapas. Namun, sebelum napasnya habis, Raja Zeus menjauhkan bibirnya, membuat keduanya terengah-engah.

Mata Zarya berkabut karena air mata yang hampir keluar. Dadanya terasa sesak. Ia merasa dilecehkan, tetapi ia berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh karena tak mau tampak lemah di hadapan pria kejam itu.

Berbeda dengan mata Raja Zeus yang berkabut karena gairahnya. Ia benar-benar merasakan hal yang berbeda. Bibir yang dimiliki Zarya benar-benar manis dan akan menjadi candu untuknya. Ia ingin lebih dari ini.

"Manis. Aku suka." Ia tersenyum lebar.

"Kau harus belajar cara berciuman yang baik, Macan Kecil."

Raja Zeus ✔Where stories live. Discover now