5. Teasing Her

8.8K 599 66
                                    

Raja Zeus mengernyit heran. Ia tahu bahwa berlian milik Fausto dijaga ketat oleh para pengawalnya. "Bukankah berlian itu ada di rumahmu? Kau melalaikan penjagaan?"

Fausto terlihat berpikir, kemudian mengangguk. "Sudah beberapa minggu aku tak mengawasi mungkin karena aku merasa tidak akan terjadi sesuatu, apalagi di rumahku sendiri."

"Kau sudah melakukan pencarian?"

"Sudah sejak aku mengetahui berlian itu menghilang ... ah, lebih tepatnya dicuri."

Raja Zeus beranjak dari kursi kebesarannya kemudian melangkah pada lemari berisikan berbagai jenis minuman beralkohol. Diambilnya salah satu dari botol-botol tersebut. Tak lupa ia juga mengambil dua buah gelas khusus untuk wine. Dibawanya botol dan dua gelas itu ke tempat Fausto berada.

Ia meletakkan dua gelas di atas meja. Satu di depannya dan satu lagi di depan Fausto. Terdengar suara air yang mengalir saat wine itu dituangkan pada gelas-gelas kosong setelah tutup botol terbuka.

Warna lemon-green yang tampak dari gelas mampu memikat siapa saja yang menjadi penikmat wine. Raja Zeus tak menyediakan red wine saat ini karena baginya red wine hanya untuk waktu-waktu seperti pesta dan makan malam. Ia punya jadwal tersendiri mengenai minuman beralkohol yang akan dinikmatinya.

Fausto yang sudah tergoda dengan warna wine di depannya, langsung mengambil dan meneguknya. Tak ada kata menikmati. Ia memang butuh minuman beralkohol saat ini dan ketika minuman itu benar-benar tersaji di depannya, ia langsung menandaskannya seperti meminum air mineral.

"Hey, Bung! Jangan terburu-buru seperti itu. Nikmatilah. Cium aromanya dulu, itu bisa membuatmu merasa tenang."

"Aku tidak akan tenang selama berlianku belum ditemukan." Fausto meletakkan gelas kosong tadi, dan menuangkan wine lagi ke dalamnya. Kali ini ia menuruti perkataan Raja Zeus. Diambilnya gelas yang sudah terisi kembali, kemudian sedikit diputar-putar sebelum didekatkan pada hidungnya. Aroma mineral dan herba tercium oleh indera penciumannya.

Memang benar kata Raja Zeus bahwa aroma ini dapat menenangkannya. Setelah menikmati aroma wine, kini giliran indera pengecap yang menikmati rasanya. Rasa wine yang membasuh lidahnya benar-benar nikmat, cenderung manis dengan sedilit rasa pahit.

Raja Zeus mengamati apa yang dilakukan oleh Fausto. Ia sedikit melengkungkan sudut bibirnya kemudian menikmati wine-nya—sama dengan yang dilakukan Fausto.

***

Zarya tampak segar sehabis mandi walaupun ekspresi masam masih terpatri di wajahnya. Dengan balutan dress berwarna peach selutut yang membalut tubuhnya, kini ia berdiri di depan cermin besar. Manik cokelat gelapnya menatap tajam pada bayangan di cermin—pada dirinya sendiri.

Tak ada lagi senyum yang biasa menghiasi wajahnya ketika bercermin, hanya wajah datar dengan tatapan tajam yang terlihat. Ingin rasanya ia menenggelamkan diri ke dalam perut bumi. Diculik, disekap, dan dilecehkan oleh pria iblis membuatnya ingin mati saja jika itu satu-satunya cara untuk bisa terbebas dari jeratan iblis.

Pintu kamar terbuka, menampilkan seorang pelayan berumur tiga puluhan membawa nampan berisi makanan dan minuman. Nampan itu diletakkan pada sebuah meja di sudut ruangan.

"Nona, saya sudah menyiapkan makanan untuk anda. Tuan juga berpesan agar Nona menghabiskan makanan ini. Saya pamit dulu. Permisi."

Zarya tak menanggapi. Ia hanya diam terpaku di depan cermin sampai pelayan itu benar-benar telah menghilang di balik pintu. Ia berjalan mendekati meja dimana makanan sudah tersaji dan siap untuk dinikmati. Dilihatnya makanan itu, hanya sebentar sebelum ia menjauh menuju jendela besar di kamar ini.

Raja Zeus ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang