Chapter 3

35 7 12
                                    


"Vince, aku sudah siap. Apa yang lain sudah siap?" tanya Ozzie sambil memakai jubah vampire-nya.

"Tentu saja, kami sudah siap sejak tiga hari yang lalu." Jawab Vince.

"Baiklah, kita berangkat." Ucap Ozzie mantap.

Tiba-tiba John muncul di hadapan mereka berdua. "Kau tidak akan pergi, Oz." Ucap John datar. Ozzie memejamkan matanya, lelah. Lelah menghadapi John ayah angkatnya.

"Aku hanya pergi semalam, John. Kau tak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja. Percaya padaku. Aku pasti kembali setelah dendamku dan ibuku terbalaskan." Jawab  Ozzie seolah memberi pengertian pada kekasihnya.

"Kau berjanji, Oz. Kau tidak akan mengingkarinya. Karna kau tidak pernah mengingkari janji." Tambah John penuh dengan penekanan di setiap katanya. Sedetik kemudian sosok John menghilang dari hadapan mereka. Ozzie mengedikkan bahu.

'Aku tidak bilang kalau aku berjanji' batin Ozzie dengan senyum jail yang sangat tipis hingga tak terlihat oleh mata.

"Baiklah, kita pergi ke perbatasan sekarang, mereka telah menunggu." Ajak Vince.

I Lay My Love on Vampire

Hembusan angin malam yang damai berhembus pelan, menyambut kedatangan segerombolan makhluk berjubah hitam dengan tudung yang haus akan darah. Sosok yang datang terakhir itu mengambil posisi paling depan, jubah yang berbeda dengan mereka yang di belakangnya, jubah hitam dengan corak merah yang indah, tapi membuat siapa saja yang tahu apa yang menjadi bahan corak merah itu akan merinding ketakutan. Yah, corak merah itu terbuat dari daging manusia. Menjijikkan memang, tapi itu adalah jubah istimewa yang hanya dimiliki oleh pangeran vampire.

Sosok itu menghembuskan angin yang sangat kencang, langit bergemuruh menandakan akan terjadi badai. Sekumpulan vampire itu berada di pinggir kota kecil bernama Roodle. Pinggiran kota itu dekat dengan hutan. Hutan yang mengingatkannya akan masa lalunya, masa lalu yang kelam, yang membuatnya menyimpan dendam, dan karena dendam itu pula ia berada disini sekarang.

FLASHBACK on

Senja kini mulai tenggelam, dan langit mulai menggelap. Seorang anak kecil berumur sekitar empat sampai lima tahunan itu masih tetap bermain dengan mobil mainannya di taman depan rumahnya. Tak menghiraukan panggilan ibunya yang sudah kesekian kalinya.

"Ozzie, ayo masuk Nak! Waktunya makan malam, Mom membuatkan Lasagna kesukaanmu!" panggil ibunya lagi.

"Iya Mom, sebentar lagi!" sahut Ozzie kecil.

Puk.

Ozzie merasakan seseorang menepuk pundaknya. Kontan ia pun menoleh dan mendapati seorang pria tinggi yang berdiri tepat di belakangnya. Ozzie menatap heran pada pria itu.

"Anda mencari siapa, tuan?" tanya Ozzie kecil dengan sopan, sopan santun yang selalu diajarkan ibunya meskipun ia masih kecil, membuatnya semakin terlihat imut. Pria itu berjongkok di hadapan Ozzie, menatap mata abu-abu milik Ozzie kecil. Membuat bocah kecil itu terbelalak melihat matanya yang merah bagai darah.

Pria itu tersenyum lembut pada Ozzie, menerawang masa depan melewati mata abu-abu milik Ozzie kecil.

"Aku mencarimu, Nak. Kau lucu sekali. Siapa namamu?" tanya pria itu.

"Ozzie. Ozzie Cooper, tuan." Jawab Ozzie polos.

"Ozzie ya?" tanya pria itu. Ozzie mengangguk membenarkan.

"Boleh paman lihat lehermu?" tanya pria itu sambil memegang pundak kecil Ozzie. Bocah itu mengangguk tanda setuju. Pria itu pun mendekatkan wajahnya pada Ozzie kecil.

FLASHBACK off

Ozzie menggeleng pelan sambil tersenyum tipis mengingat kejadian itu. 'Benar-benar tak pandai membujuk,' batin Ozzie mengejek.

'Tapi kenapa aku mau saja waktu itu?' Ozzie mengedikkan bahu mengabaikan pikirannya. Ia melangkahkan kakinya, siap memulai rencananya yang tertunda hampir lima kali.

FLASHBACK on –again-.

Pria itu membuka mulutnya, menampakkan taringnya yang tajam siap menggigit dan menghisap darah bocah malang itu.

Kezzz...

Kulit leher Ozzie sobek akibat gigitan pria itu. Darah segar keluar dari luka yang pria itu buat.
" Aaaaaaaaahhhhhhh!!!! Mmmooooommmm!!!!" teriak Ozzie kesakitan. Membuat pria itu dengan cepat menghisap darah bocah itu tanpa menghabiskannya, kemudian mengirim gen vampire ke tubuh bocah itu melalui luka yang ia buat dari taring tajamnya. Ozzie pingsan di tempat, luka di lehernya tiba-tiba menghilang bersama dengan hilangnya pria yang menggigitnya tadi.

"Ozzie sayaang, kenapa kau berter-. Astaga, Ozzie, kau kenapa,Nak?" tanya sorang wanita muda yang tidak lain dan tidak bukan adalah ibu dari bocah yang tergeletak tak sadarkan diri dengan wajah pucat ini. Wanita itu mengguncang-guncangkan tubuh kecil Ozzie, tapi bocah itu sama sekali tak bergerak.

"Ozzie, jangan membuat Mom takut, Nak. Bangunlah.." ucap wanita muda itu, nada suaranya bergetar, ia takut terjadi apa-apa pada anak semata wayangnya. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Ada apa, Marry?" tanya seorang pria yang keluar dari rumah untuk melihat mengapa anaknya berteriak. Wanita muda yang dipanggil Marry itu menoleh, air mata mengalir di pipinya. Pria itu menghampiri istrinya yang menangis dengan bocah kecil di pangkuannya.

"Ozzie pingsan, Charlie. Tubuhnya dingin, aku takut. Aku takut terjadi apa-apa pada anak kita, Char..." ucap Marry sambil terisak.

Mata Ozzie terbuka tiba-tiba. Menampakkan bola mata berwarna merah darah, Charlie dan Marry terkejut melihat mata itu. Seingatnya bola mata Ozzie berwarna abu-abu seperti ayahnya, Charlie. Kenapa sekarang berwarna merah darah? Apa yang terjadi pada Ozzie?

"Ozzie, kau kenapa? Kenapa matamu berwarna merah, Nak? Apa kau tidak apa-apa?" tanya Charlie khawatir.

Ozzie mengerjapkan matanya berkali-kali, matanya berubah menjadi abu-abu kembali. Charlie dan Marry semakin terkejut dibuatnya.

"Aku tidak apa-apa, Dad. Ada apa dengan mataku, Dad?" tanya Ozzie heran.

"Matamu tadi merah, nak. Tapi sekarang sudah tidak apa-apa. Ayo kita masuk dan makan malam, mungkin tadi Dad dan Mom sedang berhalusinasi," jawab Marry mencoba menenangkan diri.

"Berhalusinasi itu apa, Mom?" tanya Ozzie polos.

"Ah, sudahlah. Kau juga tidak akan mengerti, sayang." Jawab Charlie sambil menggendong Ozzie untuk masuk dan merangkul pundak Marry.

___________________

Hai hai...
I Lay My Love on Vampire kembali...
Tinggalkan apapun sesuka kalian...

Zoe

I Lay My Love on Vampire (Hiatus)Where stories live. Discover now