Chapter 8

26 4 2
                                    

I Lay My Love on Vampire

Hari sudah semakin sore, dan langit kian menggelap.

"Haahh, akhirnya malam datang juga. Aku sudah tidak tahan bersembunyi di sini..."

Ozzie keluar dari sebuah rumah kecil tak berpenghuni, sarang laba-laba menyangkut dia rambut dan bahunya. Ozzie tak peduli, kini ia lapar. Sangat lapar. Karena pada malam pembantaian itu ia tak minum banyak. Hanya satu keluarga kecil, itupun tidak ia habiskan semua. Ia cukup kecewa karena tidak mendapatkan targetnya.

Ozzie berjalan dalam kesunyian, hari masih cukup terang, namun setidaknya terik matahari sudah tidak ada lagi. Ia berjalan dan mencari-cari makhluk hidup yang memiliki darah untuk ia minum.

"Sayaang... Uhm,"

"I Love you, honey"

Ozzie mendengar desahan dari ujung jalan, garis bibirnya tertarik sedikit. Ia mempercepat langkahnya, meski cukup jauh namun ia yakin ia akan segera meminum mangsanya, membasahi tenggorokannya yang kering.

Tak butuh waktu lama, langkah-langkahnya yang lebar mengantarkannya ke ujung jalan, berbelok ke sebuah gang buntu. Ia melihat kedua sosok manusia lawan jenis sedang bercumbu disana. 

Ozzie bergidik, 'Bau alkohol,' pikirnya.

"Ehm, permisi. Maaf mengganggu kegiatan kalian.." ucap Ozzie sopan. Keduanya menghentikan kegiatannya.

"Heh! Siapa kau?! Berani sekali kau menganggu kami?!" bentak sang pria, wajahnya merona begitu pula dengan sang wanita.

'Tampan sekalii~' batin wanita itu, senyum tipis bertengger di wajahnya.

Ozzie tersenyum, "Maaf, tuan. Saya hanya ingin bertanya, apakah Anda mengenal pria ini?" tanya Ozzie sambil menyodorkan sebuah foto dari saku jeans 'pinjaman'nya.

Tanpa melihat foto tersebut, pria itu menghempaskan tangan Ozzie dengan kasar. "Brengsek! Aku bukan penunjuk jalan, dasar sial!"

Ozzie tersenyum, "Jadi Anda memilih cara kasar ya," ucapnya dengan nada manis yang dibuat-buat.

"Baiklah, kalau begitu. Saya juga akan..."

Greb.

Ozzie menarik tengkuk pria itu dengan tangan kanan dan mendekatkan leher si pria ke wajahnya.

"Menggunakan cara kasar" lanjutnya dengan bisikan. Sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menangkap lengan sang wanita, jika saja wanita itu berusaha kabur.

"Aahh!" Pekik si wanita.

"Apa yang kau lakukan?! Kau sudah gila hah?!" Bentak si pria dengan berusaha melepaskan tangan Ozzie​ di tengkuknya. Ia masih belum sadar akan situasi yang ia alami sekarang.

"Ya, aku memang sudah gila. Aku gila akan darah manusia," jawab Ozzie santai, taringnya telah muncul dan mata yang merah kini menyala.

Mata pria itu terbelalak. Ia baru sadar kalau pemuda dihadapannya ini bukan manusia.

"Cassy, cepat kabur! Orang gila ini bukan manusia!" Seru sang pria.

"Aku tidak bisa, Mike! Dia mencengkeram lenganku! Aku tidak bisa merasakan lenganku, sakit sekali" jawab sang wanita yang dipanggil Cassy itu, air matanya sudah mengalir deras di pipi mulusnya.

"Wah, seperti film yang dulu pernah ditonton Ibuku.. haha. Tapi sayangnya, tidak akan ada yang selamat diantara kalian " Ozzie menyeringai dan tampak kedua taringnya yang runcing, wajahnya kini menjadi sangat mengerikan!

I Lay My Love on Vampire

Hari sudah menggelap, setelah ia puas minum dari pasangan yang ia temui tadi, Ozzie membuang jasad mereka ke box sampah dan menutupnya. Sebenarnya ia cukup geli melihat pasangan tadi, tapi karena ia sangat kehausan, jadi apa boleh buat. Setidaknya dapat mengisi waktu tenaganya untuk kembali mencari tujuannya.

Ozzie berjalan di atas atap-atap gedung yang tampak sangat sepi, saat ia melihat kebawah sudut bibirnya terangkat,
"Yak, ada dua mangsa lagi.." lirihnya senang.

Ozzie pun langsung terjun dari atap untuk menyambut santapan makan malamnya. "Baiklah, yang pertama adalah pria paruh baya itu," ucap Ozzie entah pada siapa.

Secepat kilat ia sudah berada di hadapan seorang pria paruh baya yang sedang mabuk, "Ah~ lagi-lagi aku mendapat mangsa yang mabuk." Gumamnya dengan nada mengeluh.

"Hai, -hik... Anak -hikk, muda yang -hikk tam -hik paaan~ hikk" sapa pria itu. Ia benar-benar sudah mabuk berat.

"Selamat sore, pak. Bagaimana bisa Anda mabuk berat padahal langit baru menggelap?" Tanya Ozzie heran. Ia benar-benar heran, manusia sekarang benar-benar tidak bisa ia mengerti.

"Kau bilang -hik, apa an -hik, anak muda -hik?"

"Tidak ada pak. Baiklah bapak tua, ini adalah malam terakhirmu, ja-"

"Apa mak- hik, sudmu anak muda -hik? Malam tera- hik, khir minum? Hik, ya aku -hik berjanji tidak -hik, akan minum -hik, lagi. Ini -hik, yang terakhir -hikk"

Ozzie menghela napas lelah, berhadapan dengan orang mabuk benar-benar melelahkan dan cukup membuatnya kesal, "Haah~ sudahlah pak tua, semakin lama kau hidup semakin melantur ucapanmu. Akan ku akhiri sekarang juga" ucap Ozzie datar. Ia membuka mulutnya dan menampakkan taringnya yang tajam.

'Semoga aku tidak ikut mabuk,' doa Ozzie dalam hati. Bagaimana tidak, dalam satu sore ini ia sudah meminum darah dari 3 orang yang sedang mabuk.

Setelah menyelesaikannya, Ozzie melirik target selanjutnya berharap mangsanya tidak akan pergi kemana-mana. Dan ya, benar saja. Seorang gadis berdiri dibawah lampu jalan dengan wajah ketakutan. Tanpa membuang waktu lagi, Ozzie langsung melesat secepat kilat menuju gadis itu.

Gadis itu kini ada dihadapannya, menatapnya dengan tatapan kaget sekaligus takut. Mata emerald itu mengingatkan Ozzie akan-

"KYAAAAAAAAAAAAHHHHH!"

BRUG.

'Ibu?!'

_____________________________

Ahaaay~
Selamat malam dunia~🎤
Waktunya- eh, malah nyanyi. Maap maap.
Akhirnya saya kembali ke peradaban setelah sekian lama hibernasi~
Yap. Gaada yang nunggu kisah si Ozzie, saya apdet ditengah gelapnya kamar~
Dan maap kalo chap ini pendek, karena saya hanya menceritakan P.O.V. si Ozzie atas kejadian di chap sebelumnya~😘
Maaf jika mengecewakan~😄
Yak karena saya kebanyakan omong, kita akhiri saja..

Tinggalkan apapun sesuka kalian~

Sekian dari saya
Zoe.

I Lay My Love on Vampire (Hiatus)Where stories live. Discover now