Chapter 2

5.2K 200 30
                                    

Malam hari yang tenang di kediaman Hyuga kini seluruh anggota keluarga yang bisa dibilang unik itu sedang duduk damai diruang keluarga sambil menonton sinetron yang pastinya Hinata tidak menontonnya ia hanya memainkan handphone di bawah sofa yang diduduki sang ayah.

"Ah...anata aku lupa stok bulanan kita sudah habis dan aku lupa membelinya" adu Hikari pada sang kepala keluarga itu, Hiashi melirik ke bawah sofa yang ia duduki lebih tepatnya handphone sang anak sulung tanpa diketahui sang empunya.

"Hinata kau membaca apa?" Pertanyaan mengintimidasi itu sukses membuat si empunya nama terlonjak kaget ya walaupun dia tidak membaca yang macam-macam tapi tetap saja ayahnya yang super over protective itu mencurigainya dan akan marah jika ada bacaan sepasang kekasih yang berciuman padahal Hinata sudah cukup umur oh... ayolah dia sudah menginjak umur 18 tahun dan soal kiss scane bahkan anak umur 14 atau mungkin 11 juga sering membacanya, kenapa ayahnya ini sangat protective.

"T...tidak touchan aku tadi hanya membaca comment dicerita yang ku buat" jawabnya sedikit gugup tampak keringat dingin mengucur dari pelipisnya, dan menyembunyikan handphone itu dibalik punggung berharap ayahnya tidak mencurigai itu.

"Hm... kalau begitu touchan minta tolong padamu, tolong belikan kebutuhan bulanan kita, sudah habis" beluM sempat buka suara untuk menolak ketukan pintu lebih dulu mendahuluinya.

"Hinata cepat buka pintunya" perintah Hiashi, membuat Hinata menekuk wajahnya kenapa ayahnya ini suka sekali memerintah.

Dengan tidak rela ia melangkahkan kakinya kearah pintu dengan dihentakkan. Para maid yang dilewatinya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan nona mereka yang dalam mode ngambek.

Cklek

Pintu ber-cat coklat itu dibuka oleh sang pemilik dan memperlihatkan seorang pemuda bersurai pirang pendek dengan iris biru sapphire menenangkan sedang menatapnya, sementara yang ditatap hanya melihat malas orang didepannya ini.

"Kenapa kau kesini?" Pertanyaan yang terdengar sinis itu keluar dari bibir peach Hinata.

"Eh? Bukankah kau memintaku, menjemput mu untuk pergi dengan Sakura dan yang lain?" menepuk keningnya yang tertutup poni bagaimana bisa ia lupa kalau hari ini Sakura mengajaknya menonton K-drama.

"Yaampun aku lupa, baiklah aku siap-siap dulu kau masuk saja didalam ada kaachan, touchan, dan Hanabi" Hinata kembali masuk diikuti Naruto. Rumah ini tidak berubah batinya tersenyum menyadari rumah keduanya itu tetap sama mulai dari dekorasinya, cat, dan foto disana mungkin hanya sedikit ada foto baru.

"Maaf ya Naruto, aku selalu merepotkanmu" Hinata kembali berbicara setelah lama mereka terdiam membuat Naruto kaget, merepotkan? padahal selama ini ia tidak merasa direpotkan malah ia senang membantu teman ralat calon istri masa depannya ini#menurut dia.

"Eh? Kenapa kau berbicara seperti itu? Aku tidak merasa direpotkan kok" ucapnya sambil mengelus surai gadis itu lembut.

"Ck kau jangan seperti itu aku tahu kau lelah mata kuliahmu kan banyak belum lagi sekarang kau kerja sampingan dan sering dipanggil Minato ji-san untuk belajar mengurus perusahaan...aish aku jadi merasa tidak berguna dan malah menyusahkan orang lain"

"Jangan berbicara seperti itu, aku tidak suka jangan merasa dirimu tidak berguna dan bukankah sudah ku bilang kau tidak menyusahkan ku sudahlah sebaiknya kau cepat bersiap aku ingin menemui tou-maksudku ji-san" Hinata menurut dan langsung masuk ke kamarnya yang ada dilantai dua. Hampir saja tadi Naruto memanggil Hiashi dengan sebutan tousan bisa mati dia jika berani memanggilnya begitu.
.
.
.
"Kyaa Narutooo.....kau sudah besar ya"teriak Hikari sambil memeluk anak dari sahabatnya ini, sementara Hiashi memperhatikan penampilan Naruto dari atas kebawah pemuda didepannya ini terlihat berbeda jangan tanyakan Hanabi dia hanya melirik sekilas dan kembali menonton yang chanelnya sudah diganti dengan acara ini ta*k sh*w.

Lovers?Where stories live. Discover now