Chapter 3

4.1K 172 17
                                    

"Hinata!!!tunggu!!!" Teriak seorang pemuda dengan mata blue sapphire nya ini berteriak kencang dan lari tergesa-gesa mengejar seorang gadis indigo, membuat seluruh penghuni kampus merasa terganggu kampus yang harusnya diisi dengan ketenangan dan kegiatan belajar mengajar malah dipenuhi teriakkan bak tarzan laki-laki pula.

Hinata yang merasa namanya dipanggil tak menoleh sedikitpun, ia masih kesal terlihat dari mimik dan warna wajahnya yang memerah menahan malu dan kesal, bagaimana tidak malu sekarang ia seperti sedang memainkan drama Korea yang sering ditontonnya.

Memang ia ingin seperti itu tapi tidak di kampus juga!, memang pemuda itu tidak bisa memilih tempat untuk mengejarnya?, 'eh?apa yang kau pikirkan Hinata baka!'

Meruntuki pikiran bodohnya, Hinata terus berlari tidak tentu arah, sebenarnya ia ingin kembali ke kelasnya dengan Sakura tapi ntah kenapa kakinya seakan tidak mau mengikuti perintah dan malah berlari menerobos lorong-lorong sepi.

"Hinata!!!" Oh...shit kenapa pemuda itu masih mengejarnya apa dia tidak lelah? Kalau Hinata, dia memang sejak junior high school sudah sering terpilih untuk mewakili sekolahnya di kejuaraan atletik.

"Hah...hah... akhirnya hah...kau berhenti juga" ucap pemuda itu, menumpukan tangannya diatas lutut sambil mengatur nafasnya yang memburu.

"Apa kau masih marah soal semalam?" Hinata tidak menjawab ia malah membuang muka tidak ingin menatap Naruto, karna ia yakin wajahnya yang sudah panas akan semakin panas melihat wajah Naruto.

Apalagi sekarang ia sedang berkeringat dan keringat itu sukses mencetak dada dan otot perutnya yang hanya dilapisi kemeja putih dengan lengan panjang yang digulung oleh siempunya serta rambut yang sedikit lepek membuat Naruto terlihat sexy dimata Hinata, 'Hinata sejak kapan kau jadi mesum seperti ini, ugh ini pasti dampak dari Ino, buang jauh-jauh pikiran itu Hinata'

Jantung Hinata memompa lebih cepat dari biasanya dan debaran itu membuatnya sesak tapi menyenangkan, melirik sekilas dan-

Blush

Wajahnya memerah total seperti tomat kesukaan Sasuke.
Naruto mendekat tapi Hinata malah mundur, ada apa dengan dirinya tidak seperti biasanya yang akan langsung memukul Naruto dengan apa saja yang ada disekitarnya, tapi sekarang ia terlihat gugup(?)mungkin.

"Hinata, soal yang semalam aku minta maaf, aku hanya bercanda lagipula saat aku bilang itu coklat kukira kau tidak percaya tapi kau malah mengambil semua itu dan memasukkannya kedalam list belanja mu, dan kukira kau juga sudah tahu itu apa jadi kubiarkan saja gomene" Naruto mendekati Hinata dengan senyuman hangat serta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu malah membuatnya seakan sedang berpose.

Demi kami-sama sungguh Hinata tidak kuat melihat pemandangan didepannya ini, dia itu gadis normal wajar jika ia kagum dengan bentuk otot dari lawan jenis, apalagi sekarang ia sedang tersenyum seperti itu...demi apapun ia seakan melayang.

"J...jangan mendekat!" Serunya gugup dan semakin mengeratkan pegangannya pada novel yang ia bawa, membuat Naruto bingung dan yang lebih membuatnya bingung lagi adalah wajah Hinata sangat merah membuatnya panik.

"Wajahmu merah, apa kau sakit?" Hinata menggeleng cepat. Tidak percaya Naruto semakin mendekat pada Hinata.

"Sudah kubilang jangan mendekat baka!" Mata amethys itu menatap blue sapphire Naruto, bukannya menjauh Naruto malah mengangkat tangannya menyentuh kening Hinata, sungguh apakah Naruto ingin membunuhnya?, Tinggi Hinata yang hanya sebatas pundak Naruto itu membuat wajahnya menyentuh dada bidangnya, namun dengan segera ia mendorong dada Naruto kuat.

"Ck! Harus berapa kali ku bilang jangan mendekat, keringat mu bau!" Bohong! Jika Hinata bilang begitu, ia justru sangat suka dengan bau yang dikeluarkan pemuda itu harum Citrus yang menguar sangat memanjakan indra penciumannya, walaupun tadi ia sempat menahan nafas karna gugup.

Lovers?Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon