Chapter 5

4.7K 196 29
                                    

Mobil sport orange, hitam itu melaju hati-hati menyusuri jalanan kota Tokyo yang diguyur hujan menuju sebuah kedai dipinggir jalan, didalamnya terlihat sang gadis yang masih dengan wajah cemberut nya dan pemuda yang terus mengoceh tapi matanya fokus pada jalan didepannya.

"Aku tidak mau memaafkan mu titik sebelum kau membelikan coklat" wajahnya ia tolehkan kearah jendela memandangi rintikan hujan yang jatuh dan terbawa angin.

"Ayolah jangan seperti itu, aku akan membelikannya tapi bukan sekarang Ok?" Pemuda itu tetap mencoba negosiasi pada gadis disebelahnya yang 68% akan gagal, kecuali ia menjanjikan hal lain.

"Kalau begitu kapan? Aku ingin makan cokelat asli Narutooo" si gadis mulai merengek, pemuda itu menghela nafas ia harus bersabar menghadapi sifat keras kepala Hinata.

"Kapan-kapan, apa kau lapar? Bagaimana kalau kita ke ichiraku?" Hinata memajukan bibirnya mendengar Naruto yang mengalihkan pembicaraan, tapi perutnya juga perlu diisi karna sang ibu yang dengan teganya mengusir Hinata saat jam makan siang, terpaksa Hinata mengangguk tapi bibirnya tetap mengerucut.

Sepanjang perjalanan hanya hening yang mendominasi, Hinata sesekali menguap bosan biasanya Naruto akan memulai percakapan tapi pemuda itu hanya diam dan menatap lurus ke depan rahangnya mengeras seperti ada beban yang dipikulnya, Hinata tidak pintar memilih topik untuk di bicarakan hanya diam dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil mewah itu.

"Hinata"

"Hng?" Jawab Hinata malas, kenapa Naruto sekarang jadi lebih menyebalkan ya? Ia kan baru ingin tidur tapi malah diajak bicara.

"Aku punya satu pertanyaan" lanjut Naruto, Hinata hanya diam matanya tetap tertutup tapi telinganya mendengarkan setiap kata yang keluar dari bibir kecoklatan pemuda itu.

"Apa tadi itu ciuman pertamamu?" Tanya Naruto ragu, Hinata tetap diam tapi bibir itu sedikit tertarik keatas membentuk sebuah seringai, "jangan diam saja saat seseorang bertanya padamu" lanjut Naruto kesal tidak mendapat respon dari gadis disebelahnya.

Hinata membuka sedikit matanya seringai tetap menghiasi wajah bulat itu, "kalau ia kenapa, kalau bukan kenapa?" Tanya Hinata balaik dengan wajah menggoda jahil.

"Tidak apa-apa" sikap cuek Naruto itu semakin membuat Hinata gemas sendiri entah karna apa ia jadi ingin membuat Naruto kesal hari ini.

"Ah...baiklah akan ku jawab tadi itu second kiss ku" sedikit kaget dengan jawaban Hinata namun Naruto tetap mempertahankan gaya cool nya, Hinata tidak bodoh ia melihat perubahan sikap Naruto walaupun pemuda itu sudah menutupinya dengan tetap tenang tapi raut wajahnya lain, iseng ia mendekatkan wajahnya ke wajah tan itu meniup pipi tiga garis yang menurutnya menggemaskan.

"Memangnya kenapa humm?kau cemburu?"

"Ck... menjauhlah aku tidak bisa konsentrasi," desis Naruto, bukannya menurut Hinata malah memutar kunci mobil itu supaya berhenti, Naruto menatap tajam dirinya tapi itu tidak berpengaruh apapun.

"Kalau kau menyetir tapi pikiranmu tidak tenang itu justru akan lebih berbahaya tau, jadi?"

"Jadi apa? Sudahlah kita sebaiknya segera ke ichiraku dan bukankah sebentar lagi kelasmu mulai?" Menyalakan kembali mobilnya dan menginjak gas, msnjalankan mobil itu dengan kecepatan sedang disampingnya Hinata kembali mencebikan bibirnya.

"Cepat tanya kan itu lagi" Naruto menaikan alisnya mendengar permintaan Hinata.

"Cepat lah Naruto aku akan menjawabnya serius" menghela nafas, sabar Naruto sabar ini ujian batinnya menyemangati.

"Apa yang tadi itu ciuman pertamamu?"

"Itu kan sudah ku jawab itu second kiss ku baka! Kenapa bertanya lagi"

Lovers?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang