16

6.2K 444 11
                                    

Sorry for typo anywhere cause, gue lupa bawa kacamata dan ini lagi dijalan. Ini juga ngetik langsung publish ngeheh

Taukan kalo yang matanya mines itu udah susah buat ngeliat monitor HP wkwk

Betewe gue missing Ali main pilem, ada yang miss juga gak? Mangkanya gue sering ngobrak ngabrik galeri dan nemuin poto yang di mulmed
_______________________________________

Hari ini, ali sudah kembali bekerja seperti biasa. Dia tidak ingin berlarut larut menangisi mantan tunangannya. Jadi, dia lebih memilih menyibukkan diri dengan kembali bekerja seperti hari harinya.

Saat di depan pintu masuk dia berjumpa dengan satu satunya sahabat yang dia miliki. "Eh udah masuk lagi lo? Gue denger talitha udah gak ada ya? Turur berduka ya li. Sorry gue gak sempet liat pemakamannya kemarin". Bara, sahabat ali berkata dengan nada rendah. Takut takut melihat ekspresi ali yang akan berubah sedih. Siapa yang tau yakan?

Namun ali malah menunjukka senyum tipisnya. Walaupun masih terlihat dipancaran matanya yang redup. Seolah kebahagiaan yang selalu terpencar di mata coklat itu terenggut paksa. "Santai aja. Gue tau kok kalo lo sibuk." Ali menepuk pelan pundak Bara. Mereka kini berjalan beriringan menuju ruangan masing masing.

Ali memaklumi Bara yang tidak hadir diacara pemakaman talitha. Karna sahabat nya yang satu itu, kemarin sedang ada tugas di kota Medan. Di salah satu cabang milik keluarga Ali.

"Oiya kapan lo balik? Kok udah disini aja sih?", lanjutnya.

"Oh, itu tadi malem gue sampai. Sebenernya sih masih pegel2 badan gue. Cuman gue bakalan boring kalo di apartment sendirian".

Ali mengangguk memahami. Sahabatnya juga salah satu workaholic sama seperti dirinya. Namun karna dia mempunya Al dan Talitha dulu. Jadi dia masih punya sedikit waktu untuk kedua orang itu, berbeda dengan Bara yang belum mempunyai pasangan ataupun keponakan yang dititip padanya.

Mereka kembali melanjutkan pembicaraan dari yang penting sampai berakhir tidak penting seperti 'kenapa gajah terbang nampak bohongnya?'. Nah yang itu salah satu pertanyaan gak penting dari Bara yang berhasil membuat Ali terkekeh pelan.

Seenggaknya lo udah bisa ketawa, dan sedikit membuat wajah lo bersemangat lagi li. Walau sedikit, batin Bara.

Saat mereka melewati kamar VIP yang kemaren ditempati Talitha, seorang suster--yang mungkin sedang membersihkan ruangan itu keluar dan menghentikan langkah mereka. Karna suster itu memanggil Ali dengan nada ragu2.

Ali menatap heran suster itu. "Ya sus? Ada yang bisa saya bantu?".

Suster itu melirik kearah Bara kemudian beralih kearah Ali. Dia menyodorkan sebuah amplop pink pucat kearah Ali. Yang membuat Ali dan Bara mengerutkan kening, heran.

Ini suster mau ngasih surat cinta ke ali?, batin Bara sembari menggeleng pelan.

"Itu apaan sus? Surat cinta?", Bara bertanya dengan jailnya membuat sang suster bergerak salah tingkah. Ali menepuk pundak Bara kencang membuat Bara meringis sembari memegangi pundaknya yang terasa panas.

"Gila... pedes bro", ringisnya menahan wajah kesal.

Ali hanya mendiamkannya. Tidak menggubris protesan Bara. "Dari siapa sus?", tanyanya sambil mengambil surat itu, lantas membolak baliknya. Tidak ada nama pengirim didepan maupun dibelakangnya.

"It...itu da..ri nona tal..li..litha dok. Sepertinya kema..rin di...dia ingin memberinya pada dokter. Namun mungkin tidak sempat dok".

Jawaban dari suster itu membuat Ali menegang ditempat dan berhasil membuat kicauan dari Bara terhenti. Mulutnya terbuka dengan mata membelalak.

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now