23

6K 328 18
                                    

"Gue punya tebak - tebakan lagi nih", kata ali saat mereka tengah dijalan pulang. Keduanya berjalan pelan ditemani panas matahari yang kini baru terasa menyengat. Untung tidak jadi hujan, pikir prilli.

"Apaan? Jangan yang aneh aneh lagi deh ya", kata prilli sambil cemberut. Karna dari tadi ali mengajak nya main tebak tebakan yang jawabannya gak masuk di akal semua. Dan ya, kini perasaan canggung yang menyelimuti prilli telah sirna seratus persen. Dia kini mempercayai ali sebagai teman atau abang? Karna umur ali yang lebih tua darinya 6 tahun. Yah setidak nya hubungan keduanya tidak sekaku dulu lagi, sejak prilli mengakhiri cerita masa lalunya.

Prilli percaya kepada ali untuk jadi orang keempat yang dia percaya setelah Gino, sandra, dan Dio.

Ali tersenyum kecil lalu dengan ngeselinnya dia mengacak acak rambut prilli yang diikat pony tail. Membuat beberapa helainya keluar dari kucirannya. Membuat prilli berdecak dan terpaksa melepas kucirannya.

Ali terkekeh lalu merapikan rambut prilli yang kini tergerai. "Tenang, kali ini enggak yang aneh kok".

Setelah merasa rapih, ali mulai menarik sulur sulur rambut prilli dan menjadikannya satu ditengah. Membiarkan suluran yang didekat jambang prilli tidak diikat. Lalu mengambil ikat rambut berwarna biru yang di genggam prilli dan mengucir kembali rambut prilli. Prilli hanya mematung dengan debaran di dadanya. Pipinya tetap berwarna merah walau hidungnya sudah tidak berwarna merah lagi.

"Bentar, gue kucirin lagi rambut lo. Karna gue yang udah bikin berantakan. Hehe", katanya santai. Prilli mendengus kesal. Gatau apa jantung gue jedag jedug di dalem. Pipi pake panas lagi, pasti blushing aish!

Setelah terikat lagi, ali menghadapkan wajah prilli kehadapannya. Menata anak rambut dan suluran yang dia biarkan di dekat jambang prilli tadi. Setelah dirasanya cukup, dia memandangi prilli sambil tersenyum lebar.

"Nah kan rapih. Berbakat gue jadi tukang salon ya", katanya sambil menggeleng geleng takjub.

Prilli terbahak seketika membayangkan ali memotong rambut, mengecat nya jika ada yang ingin, dan cream bath jika ada yang mau serta segala macam pekerjaan di salon wanita.

Ali mengerut bingung dan dirasa tau prilli sedang memikir yang aneh2 dia pun menyentil pelan kening prilli. Yang setelah nya dia elus elus. Prilli berhenti terbahak dan ali mengeluarkan senyum miringnya.

"Mau gue lanjut gak tebakan yang tadi?", katanya dengan santai setelah berhenti mengelus jidat prilli.

Prilli berdeham gugup dan segera kembali berjalan. Ali mengikuti di sebelahnya. "Emm..ii..iya udah, lanjut", katanya salah tingkah.

Dokter sialan-_-

Ali ketawa keras mendenger suara prilli yang gugup. Namun segera berhenti ketika prilli menatapnya tajam dengan kepalan kecil tangannya yang di acungkan kedepan wajah ali.

"Oke oke. Jadi.... kenapa kapal bisa tenggelam?", tanya ali kini.

Prilli terlihat berfikir. "Emm karna...karna", dia melirik ali takut di kerjain lagi. "Karna ada yang bocor?", jawabnya terdengar ragu.

Ali menggeleng. "No. No. Salah. Coba tebak lagi".

"Karna air pasang?"

Ali menggeleng.

"Karna muatan kelebihan?"

Ali menggeleng, lagi.

"Karna gak ada ban nya?"

"Ngaco. Ck. Tebak lagi".

"Karna nabrak es?".

Ali menggeleng, sambil menoyor pelipis prilli yang membuatnya berdecak.

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now