Pergi

16.8K 1.3K 11
                                    

Lahir dengan nama Zhang Mingmei. Ayahnya adalah Raja kerajaan Tianzi yang memilih tunduk pada Kekaisaran Jin. Menikah dengan Kaisar Li sebagai seorang selir pada musim semi tahun pertama pemerintahan Kaisar Li Qiang.

Saat itu usia pernikahan Kaisar Li Qiang dan Permaisuri Jia masih seumur jagung. Permaisuri Jia yang takut posisinya-baik di hati Kaisar maupun di Istana-terancam tentu saja menolak kehadiran seorang selir. Akan tetapi, pernikahan harus dilakukan demi hubungan baik antara Kekaisaran Jin dan Kerajaan Tianzi.

Pada akhirnya, pernikahan tetap dilangsungkan dengan sebuah syarat dari sang Permaisuri; Kaisar Li tidak boleh menyentuh Selir Mingmei sebelum Permaisuri Jia melahirkan seorang pangeran penerus.

Sayangnya, tak lama setelah itu, Permaisuri jatuh sakit dan akhirnya mangkat pada musim gugur kedua masa pemerintahan Kaisar Li Qiang.

Saat semua orang merasa syarat itu tidak lagi berlaku setelah meninggalnya Permaisuri Xia, Selir Mingmei memutuskan untuk tetap memegang janjinya pada Permaisuri Jia. Ia mengambil sumpah untuk tidak berhubungan fisik dengan Kaisar sebagai suami-istri.

Setelah mendengar itu, Kaisar Li Qiang menyetujuinya. Ia juga memberi anugerah pada Selir Mingmei dengan nama Hui-fen yang memiliki arti bijaksana.

Xiara kembali teringat ucapan Ibu Suri Juan saat ia berkunjung ke Paviliun Yun dua hari lalu. Saat itu Selir Mingmei juga sedang berada di sana, tapi dengan santainya Ibu Suri Juan menceritakan semua itu pada Xiara. Seolah hal itu sama sekali bukan apa-apa.

Xiara tahu tujuan Ibu Suri Juan menceritakan hal itu padanya adalah untuk membuat Xiara mengerti bahwa Selir Mingmei adalah teman dan bukan musuh. Akan tetapi, tetap saja itu membuat Xiara merasa tidak nyaman. Setelah mengetahui itu, mau tidak mau pandangan Xiara terhadap Selir Mingmei pun menjadi berbeda.

Sebenarnya sejak Selir Mingmei memberinya bantuan secara tidak langsung untuk menghadapi para selir saat memberi salam pada Ibu Suri Juan hari itu, Xiara sudah tahu kalau Selir Mingmei bermaksud menjalin hubungan baik dengannya.

Kalau bukan karena Selir Mingmei Xiara pasti sudah mencoreng wajah Ibu suri Juan saat itu karena kecerobohannya yang lupa memberi salam pada selir lain. Untungnya Selir Mingmei datang di waktu yang tepat. Ia membuat seolah Xiara sengaja menunggunya karena pemberian salam harus dilakukan sesuai urutan dan Selir Mingmei yang adalah selir pertama harus menjadi yang pertama mendapat salam.

"Mingxing!"

Setengah tersentak, Xiara menengok ke arah Dayang Yuan yang berlutut di dekat kursi yang tengah ia duduki. Melihat ekspresi Dayang Yuan dan beberapa dayang muda di belakangnya, dirinya pasti sudah melamun cukup lama.

"Lao Yuan bisa beristirahat. Malam ini biarkan Jingmi yang berjaga di dalam!" Xiara tersenyum pada Dayang Yuan dan memberi isyarat pada seorang dayang muda bernama Jingmi untuk mengikutinya ke dalam ruang tidur.

Tepat di depan pintu ruang tidur, ia berbalik menatap para pelayannya dan berkata, "Selamat malam untuk kalian."

***

Melangkahkan kakinya memasuki ruang utama Paviliun Yun, Xiara memberikan kipas kertasnya pada Dayang Yuan. Hari ini matahari bersinar dengan ganasnya, kalau bukan karena Ibu Suri Juan yang mengundangnya untuk jamuan makan siang, Xiara pasti enggan meninggalkan kediamannya yang sejuk dan berjalan di bawah terik matahari.

Xiara memutar pandangan dan mendapati Ibu Suri Juan juga yang lain sudah duduk memutari meja bundar besar di tengah ruangan. Melihat hanya satu kursi yang tersisa, sepertinya Xiara menjadi yang terakhir datang.

"Xiara, kemarilah!"

Xiara tersenyum pada Ibu Suri Juan yang duduk menghadap ke arahnya dan ke kursinya berjalan tanpa memedulikan para selir yang tak melepaskan pandangan darinya. Sejak memberi salam beberapa hari lalu, ini memang pertama kalinya Xiara bertemu lagi dengan mereka mengingat Xiara sendiri lebih senang berada di kediamannya dan para selir ini sepertinya tidak ingin repot-repot mengunjungi Paviliun An.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang