Bangun

12.1K 1.1K 57
                                    

Matahari sudah hampir sampai di titik teratas. Cahayanya hangat musim gugur menerpa wajah tegas penuh wibawa milik Kaisar Li Qiang baru saja keluar dari aula utama menghadiri pertemuan dengan para menteri.

Setelah keputusannya terhadap kejahatan Huang Meifen diumumkan, Huang Bei menulis surat pengunduran diri untuk melepas jabatan. Sedikit banyak Kaisar Li Qiang mengerti bagaimana perasaan pria tua itu. Karenanya, Kaisar Li Qiang tanpa bertanya apa-apa, langsung mengabulkan permintaan Huang Bei.

Kaisar Li Qiang memberikan tugas baru sebagai gubernur salah satu provinsi di utara Jin. Huang Bei tentu saja tidak menolak. Ia sangat berterima kasih atas niat baik Kaisar, menjauhkan keluarga Huang dari ibu kota dan dari hinaan kalangan bangsawan yang akan mereka temui setiap hari jika terus menetap.

Membuka mata yang terpejam, Kaisar Li Qiang kembali menatap lurus ke depan dengan pandangan sendu. Xiara belum juga membuka mata dan itu membuatnya tak tenang meninggalkan wanita kesayangannya itu. Dengan langkah cepat, Kaisar Li Qiang berjalan menuju Paviliun An.

Saat Kaisar Li Qiang sampai, seluruh pelayan paviliun itu masih menunggu di depan pintu. Itu artinya Xiara belum sadar saat ia pergi.

Kaisar Li Qiang melewati mereka begitu saja dan langsung menuju ruang tidur. Ada aroma bunga lavender favorit Xiara di udara, yang kegemaran juga menjadi aroma kesukaan Kaisar Li Qiang.

Melihat kedatangan kaisar, Dayang Yuan yang berjaga di dekat Xiara perlahan melangkah mundur dan berlutut memberi hormat.

"Lao Yuan bisa beristirahat. Xiara akan marah padaku jika melihat buruknya kondisimu saat ia bangun nanti."

Pandangan Kaisar Li Qiang tidak lepas dari Xiara yang masih terbaring di tempat tidur dengan wajah pucat.

"Terima kasih atas kebaikan hati Yang Mulia," jawab Dayang Yuan dengan senyum masam.

Dayang Yuan senang karena kaisar sangat menghargai tuan. Akan tetapi, dia juga sedih karena kondisi tuannya.

“Kalau begitu saya permisi.” Dayang Yuan sekali lagi memberi hormat sebelum berjalan keluar dan menutup tirai ruang tidur di belakangnya.

Kaisar Li Qiang duduk di tepi ranjang. Tangannya terulur, mengusap wajah cantik Xiara dengan gerakan lembut. Hatinya kembali terasa sakit saat tangannya menyentuh tangan Xiara yang begitu dingin. Perlahan diangkatnya jemari lentik itu untuk diciumi satu persatu.

Sekilas ucapan Tabib Shen kembali terngiang di kepala Kaisar Li Qiang. Dia menunduk menatap cincin batu Giok merah yang melingkar di jari Xiara. Wajahnya menggelap membayangkan kesedihan wanita itu jika sampai mengetahui dirinya kemungkinan tidak akan bisa mengandung.

"Yang Mulia terlihat buruk dengan ekspresi seperti itu ...."

Suara pelan yang terdengar serak membuat Kaisar Li Qiang mengangkat pandangannya. Matanya bertemu dengan sepasang mata jernih milik Xiara yang kini terbuka.

Seketika sudut bibir Kaisar Li Qiang terangkat membentuk sebuah senyuman. Wajahnya yang selalu dihiasi ekspresi dingin sejak kemarin juga menunjukkan ekspresi lembut.

"Kau akhirnya bersedia bangun.” Kaisar Li Qiang menghela napas lega. “Kau benar-benar membuatku takut, Xiara."

Kaisar Li Qiang menunduk dan mendaratkan satu ciuman panjang di kening Xiara. Membuat wanita itu ikut tersenyum karena merasakan hangatnya embusan napas Kaisar Li Qiang.

"Aku merindukanmu," bisik Kaisar Li Qiang tepat di samping telinga Xiara setelah mengakhiri ciumannya.

Xiara mengerjapkan mata dan menatap bingung pada Kaisar Li Qiang. Seingatnya Kaisar sedang dalam perjalanan untuk menangkap para pemberontak. Sekarang, menemukan Kaisar Li Qiang di sini bersamanya dengan tubuhnya yang terasa begitu lemah, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.

My DestinyHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin