Angin Ribut di Istana Timur

12K 1.1K 51
                                    

Salju menutupi tanah setelah turun tanpa henti selama satu malam. Musim dingin akhirnya tiba. Menghias istana dengan warna putihnya yang membekukan.

"Mingxing harusnya tetap beristirahat di Paviliun An saja." Jingmi berucap kesal, merapatkan mantel bulunya dengan wajah memerah.

Xiara hanya hanya tersenyum melihat sikap dayang mudanya itu. Tidak mengatakan apa-apa.

"Berhentilah bicara dan perhatikan langkahmu!" Dayang Yuan melirik Jingmi yang berjalan di sampingnya dengan tatapan tak berdaya. Jingmi masih sangat muda dan polos, belum banyak mengerti mengenai aturan tak tertulis di istana.

Mereka baru saja kembali dari kediaman Selir Yihua untuk menjenguk wanita itu dan setelah mengetahui bahwa sakit Selir Yihua tidak begitu parah bahkan bisa dikatakan sangat sepele, Jingmi menjadi sangat kesal.

JIngmi mulai menggerutu karena Xiara sudah membuang-buang waktu dan tenaga menjenguk wanita itu, apalagi saat ini salju sedang turun. Membuat udara berkali-kali lebih dingin.

"Mereka benar-benar keterlaluan. Membuat keributan yang begitu besar hanya karena flu ringan. Sepertinya wanita itu benar-benar berusaha keras menarik perhatian Kaisar."

Xiara menghentikan langkahnya saat mendengar suara keras dari sisi samping. Ia menoleh dan pandangannya pun bertemu dengan milik Selir Fang Yin. Wanita itu berdiri menghadapnya dengan senyum manis yang membuat Xiara menaikkan alis tanpa sadar.

"Adik memberi salam pada Kakak Qu," sapa Xiara dengan suara tenang seperti biasa. Ia membalas senyum Selir Fang Yin dengan senyum seadanya dan sedikit menekuk lutut menjaga sopan santun.

"Bao-yu terlalu sopan. Kita adalah kakak dan adik sekarang. Bersikap sedikit santai tidak akan menjadi masalah." Selir Fang Yin berkata dengan hangat.

Xiara tentu saja mengerti tujuan Selir Fang Yin, tidak lebih dari ingin mendekatinya dan memperbaiki hubungan kaku di masa lalu.

Sejak melihat cara wanita itu berbicara di depan Ibu Suri, Xiara tahu bahwa Selir Fang Yin sedikit licik dan penuh perhitungan. Itu adalah jenis yang akan berlari ke sisi mana saja yang baginya menguntungkan.

Menggosokkan kedua tangannya yang semakin dingin. Xiara menahan senyumnya dan menjawab singkat, "Itu tidak sopan. Tapi saya memahami niat baik Kakak."

Mendengar itu, senyum Selir Fang Yin menjadi semakin cerah dan cerah. Berniat mengatakan beberapa hal baik lagi.

Namun, Xiara tidak ingin terus berbasa-basi dengannya di bawah cuaca dingin yang membekukan tulang inu. Jadi dia lebih dulu berkata. "Udara semakin dingin. Adik khawatir jika terus berbincang di sini, kita akan menjadi sakit seperti Kakak Fang-hua."

"Ya, Adik benar. Ayo kembali dulu." Selir Fang Yin masih menjawab dengan senyum lembut.

"Kalau begitu, Adik permisi.” Xiara mengangguk sopan sebelum berbalik dan berjalan pergi.

Saat sampai di kediamannya, Xiara sedikit terkejut melihat beberapa prajurit dan dayang pribadi Kaisar berbaris rapi di teras paviliunnya.

Xiara tidak bertemu dengan Kaisar Li Qiang di kediaman Selir Yihua dan ia berpikir Kaisar sangat sibuk sampai tak sempat menjenguk wanita itu. Sekarang, mengetahui Kaisar berada di tempatnya, entah kenapa ada perasaan bahagia yang begitu besar menghinggapi dirinya.

Xiara berjalan dengan langkah yang begitu ringan. Ia tersenyum pada para dayang muda dan prajurit yang memberi hormat padanya sebelum benar-benar masuk ke ruang utama Paviliun An yang pintunya sudah terbuka.

"Salam untuk Yang Mulia." Suara harus nan merdu milik Xiara membuat Kaisar Li Qiang berbalik menghadap wanita yang tengah menekuk lutut dengan sopan di dekat pintu utama.

My DestinyWhere stories live. Discover now