🌹 Takdir Indah

3K 124 46
                                    

"Dear hati, mari belajar merangkak bersama. Semoga tetap diberi kesabaran, serta ikhtiar dalam perjalanan menujuNya."

****

Dua anak manusia berbeda jenis itu berjalan memasuki salah satu cafe yang terletak di tengah kota. Dengan langkah yang sedikit tergesa, sang gadis mulai celingak-celinguk menatap sekitar. Berharap ia segera menemukan rekan-rekannya.

"Adhe, sini!" Teriakan dari salah satu temannya membuat Adhera tersenyum kecil. Olly. Gadis itu benar-benar ajaib. Di manapun ia berada, volume suaranya tak berkurang sedikitpun.

Adhera menolehkan kepalanya ke arah pria di sampingnya. "Aku ke sana dulu ya," pamitnya seraya tersenyum. Pria itu hanya mengangguk kecil, kemudian memutar tubuhnya ke arah berlawanan dengan tempat Adhera berdiri.

"Ck. Lama banget sih, karatan nih!" protes salah satu temannya ketika ia sampai di tempat rekan-rekan satu organisasinya berada.

Adhera hanya tersenyum kikuk. Tak enak hati karena telah membuat mereka menunggu. "Macet, La," jawabnya berkeles.

"Elah. Paling kamu pacaran dulu," sahut salah satu rekan laki-lakinya.

"Apaan sih. Su'udzon mulu," bantahnya.

"Udah. Ayo mulai," sahut Olly-salah satu teman Dhera yang paling dekat dengannya- mencairkan suasana, kemudian diangguki oleh yang lainnya.

"Mulai dari mana nih?" Revan sang ketua organisasi tersebut memulai.

"Mulai dari pendapatan dananya aja, gimana?" sahut Putri yang kala itu mengenakan gamis berwana putih tulang lengkap dengan hijab modernnya.

"Gimana Dhe? Masalah dana oke kan?" Tanya Tilar yang duduk di dekat Putri.

Adhera mengeluarkan buku catatan keorganisasiannya dari dalam tas selempang yang ia bawa. "Masalah dana sih oke, Lar," ujarnya setelah melihat data dari buku keorganisasiannya.

"Emang tujuannya berapa tempat sih?" tanya Dita setelah dari tadi hanya berperan sebagai pendengar saja.

"Rencananya sih tiga tempat dulu, Dit. Soalnya kan dana kita masih sedikit. Tapi insyaAllah setelah ini kita bakalan ngajuin proposal ke beberapa kantor yang kebetulan adalah kolage papa," jelas Revan.

'Komunitas Pemuda Untuk Rakyat' atau yang sering disebut 'KAPUR' ini adalah salah satu organisasi yang mereka dirikan untuk membantu orang-orang yang kurang mampu. Seperti memberikan sembako, pakaian, dan membangun TPQ agar anak-anak atau orang tua dapat belajar tentang ilmu agama dan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.

Organisasi ini telah mereka dirikan sejak satu setengah tahun lalu, dengan Revan sebagai ketua yang dipilih berdasarkan sistem voting. Jumlah anggotanya memang belum terlalu banyak. Karena kebanyakan dari mereka adalah teman saat sekolah menengah atas ataupun teman kuliah. Dan kebetulan sebagian besar dari mereka adalah teman-teman Adhera saat SMA dulu.

"Oke, masalah dana selesai. Sekarang kita akan membahas tempat yang akan kita tuju dan jumlah dana yang kita butuhkan di masing-masing tempat," lanjut Revan yang diangguki oleh semua anggotanya.

🍃🍃🍃

"Udah selesai?" tanya pria dengan kemeja berwarna navi tanpa motif itu.

Adhera tersenyum ke arahnya. Tiga puluh menit menunggu gadis ini, tidak akan membuatnya karatan kan? "Udah. Yuk balik," ajak Adhera.

Pria itu berjalan layaknya bodyguard di belakang Adhera. Kepribadiannya yang cuek, membuat dirinya seakan tak menghiraukan tatapan memuja dari gadis-gadis di sekitarnya. Sementara Adhera? Entahlah. Gadis itu sudah mulai terbiasa dengan tatapan-tatapan yang seakan ingin menelan hidup-hidup calon imamnya itu.

Princess AdheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang