=10=

102 5 2
                                    

Dua hari Mark telah tidak masuk sekolah. Dia terus saja memegangi tangan ibu dan mengeluskannya pada pipinya. Sementara ayahnya sedang tertidur di sofa rumah sakit. Begitu mendapat telepon dari Mark, ayahnya yang sedang kerja langsung meluncur ke rumah sakit. Dan sudah dua hari mereka terus menunggu wanita itu sadar.

Kata dokter, ibunya beruntung masih selamat. Karena jumlah obat yang telah masuk pencernaannya masih dapat ditolerir dan beberapa hanya tertahan di mulutnya. Dan jam ketika ibunya dibawa ke rumah sakit tidak begitu jauh dengan ketika wanita itu menelan obat-obatan itu. Namun saat ini ibunya koma, tinggal menunggu waktu sampai beliau bangun. Mark terus saja menciumi tangan ibunya dengan bercucuran airmata. Baru kali ini ia menangis sampai separah ini. Karena sangat khawatir dengan ibunya tercinta, Mark sampai mengisolasi diri dari dunia luar. Dia sama sekali tidak menyentuh ponselnya.

Saat ini ia hanya berharap bisa melihat wajah ibunya yang tersenyum hangat. Ia ingin ibunya tahu bahwa dia sangat mencintainya. Semisal hidupnya ditukar, Mark pun rela. Hidupnya akan terasa hampa kalau sampai ibunya pergi...

***

Rambut Mark dielus lembut oleh seseorang. Hal itu membuat Mark terbangun dan langsung menatap ibunya. Melihat wajah wanita itu cerah dan penuh senyuman membuat Mark meneteskan airmata dan tertawa ironis.

"Ma, Mark minta maaf." Mark langsung memeluk ibunya dan wanita itu membalas dengan penuh sayang.

"Harusnya mama yang minta maaf," balas ibu dengan suara serak dan terdengar lemah.

Tanpa diminta cowok itu langsung membuka sebotol air dan memasukkan sedotan. Dengan sigap ia langsung mendekatkannya pada wanita itu agar dapat langsung meminumnya.

"Makasih, Sayang."

Botol minum pun kembali diletakkan ke meja di sebelah Mark.

"Mama jangan depresi lagi ya, Mark nggak bisa kalau hidup tanpa Mama," pinta Mark kembali dengan bercucuran airmata. Ibu hanya tersenyum.

"Mark akan cerita apa yang membuat Mark seperti ini, tapi nggak sekarang. Soalnya Mama butuh istirahat dan memulihkan diri dulu. Dan itu motivasi biar Mama cepet sembuh!" ujar Mark dengan bersemangat. Cowok itu pun mengecup tangan ibunya yang mulai hangat. "Mark tidur lagi, ya."

Pria itu kembali menyandarkan kepala di dekat ibu.

"Kamu nggak mau tidur di kasur sebelah aja? Ntar badanmu pegel semua."

"Nggak, Mark maunya deket sama Mama," balas Mark manja.

"Ya udah, mama nggak tanggungjawab kalau badanmu pegel semua." Sambil berkata demikian, ibu mengusap-usap rambut Mark dengan lembut.

Tidak perlu waktu lama dan putra semata wayangnya terlelap. Meski ia telah tertidur, senyum terus saja menghiasi wajahnya...

.

.

.

Pagi-pagi sekali Mark telah tiba di sekolah, dia meletakkan tas ranselnya di kursi dan mengikat dasi dengan wajah cerah. Meski bibirnya datar, namun matanya selalu tersenyum. Ibunya telah dipersilakan pulang kemarin, hal itulah yang membuatnya bahagia.

"Weiii, akhirnya kamu masuk!! Ke mana aja lo, Mark??" tanya Mike dengan sok gaul.

"Kemarin mamaku sakit, makanya aku nemenin mamaku sampe nggak masuk," jawab Mark dengan senyum cerah.

"Sakit apa??"

"Keracunan obat."

"Hee, kok bisa?" wajah Mike menunjukkan raut terkejut.

"Hemm, agak depresi soalnya."

Mike diam, meski mulutnya cenderung cerewet tapi Mike juga tahu batas dia bertanya-tanya sampai di mana.

Cowok itu pun hanya mengangguk dan menaruh pantatnya di kursi sebelah bangku Mark. Tak ayal mata Mark menangkap sedikit bekas lebam di tulang pipi Mike.

Refleks mantan cowok galak itu duduk di kursinya dan menghadap Mike, tangannya menyentuh lembut luka tersebut. "Pipimu kenapa, Mike? Sakit??"

Mike yang wajahnya disentuh oleh cowok paling dingin dan galak di kelas langsung menjauh kesetanan dan syok. Siapa yang tidak terkejut dengan perubahan seorang paling sinis menjadi orang yang sangat perhatian dan berhati lembut?

"Mark, kamu nggak habis terbentur sesuatu, kan?" tanya Mike waswas.

Sementara Mark memiringkan kepala dengan heran, dia tidak merasa aneh sama sekali. "Nggak, kok. Aku malah merasa sangat baik-baik saja. Sini, deh, aku obati lukamu."

Dengan cekatan Mark mengambil minyak tawon dari tasnya dan dia meneteskan pada jarinya, kemudian langsung mengoleskannya pada pipi Mike.

"Aaarggghhh!!! Jangan sentuh aku!! Jauh-jauh!!!" jerit Mike histeris, dia langsung berlari keluar kelas diikuti pandangan beberapa teman yang telah sampai di kelas.

"Aku aneh, ya?" tanya Mark pada cowok lain di kelas, sedangkan cowok yang ditanyai tersebut hanya mengangkat sebelah alisnya.

.

.

.


No One Can Hide from LoveWhere stories live. Discover now