Sepuluh

111K 4.3K 534
                                    

"Sifatnya kayak bocah, gue gak suka sama bocah."

***

Drtttt Drtttt Drtttt

Suara alarm berbunyi nyaring. Suara yang terdengar sangat menjengkelkan dan rasanya ingin Rayna pecahkan alarm itu sekarang juga. Rayna membuka matanya perlahan. Rayna mengambil alarm yang berada di nakas dengan malas lalu mematikannya. Setelah itu Rayna bangkit dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi.

Rayna sudah rapi memakai seragam putih abunya. Ia menyisir rambutnya karena hari ini rambutnya akan di gerai. Setelah itu ia memakai pita yang dijepit di sisi kanan rambutnya. sehingga Rayna akan terlihat lebih cantik.

Rayna segera menuruni anak tangga karena ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Rayna melihat papah dan mamahnya sudah berada di meja makan. Rayna berkata ketika sudah sampai di meja makan, tepat kedua orangnya sedang duduk menunggu Rayna untuk sarapan bersama, "Good morning Mom, Dad." Rayna menyapa kedua orang tuanya dengan ceria.

"Morning too my sweeti." ucap mamanya Rayna sambil menarik bangku untuk Rayna.

"Morning too, Sayang," balas papahnya Rayna lalu mengacak-ngacak rambut anaknya sehingga yang mempunyai rambut tersebut sebal karena rambutnya jadi berantakan.

"Ih Papah! Kebiasaan deh ngacak-ngacak rambut aku mulu! Rambut aku jadi berantakan nanti." Rayna mendumel kepada papahnya.

"Hehe, maap. Habisnya kamu pagi-pagi udah cantik aja. Papah jadi gemesh sama kamu." Papahnya Rayna malah terlihat santai menghadapi anaknya yang sedang ngambek itu.

"Serius Pah cantik?" tanya Rayna kepada papahnya dengan semangat.

"Pitanya," kata Aldrich, papahnya Rayna menunjuk pita berwarna punch yang ada di sisi rambut Rayna sebelah kiri. Lalu kedua orang tua itu tertawa kencang. Rayna kesal. Papahnya selalu saja menggodanya, sehabis itu dibuat kesal.

Rayna sedang sarapan dengan kedua orang tuanya di meja makan. Sekarang, mereka hanya tinggal bertiga di rumah sebesar ini. Karena Kelvin sudah tidak tinggal di Indonesia, ia melanjutkan kuliah di Amerika. Kelvin mengambil jurusan manajemen, karena ia akan menggantikan papahnya yang sekarang menjadi Ceo di perusahaannya sendiri, Perusahaan Aldrich, salah satu perusahaan sukses yang ada di Indonesia.

"Ray, gimana sama sekolah kamu?" tanya Aldrich.

"Enak dong Pah, aku punya temen banyak. Bahkan aku famous," ucap Rayna bangga.

"Wihh anak papah hebat!" seru papanya Rayna sambil menaikkan tangannya memberi dua jempol.

"Iya dong pah, anak cantik begini masa gak famous." Rayna menyombongkan diri ke papahnya.

Kali ini mamah nya yang menjawab. "Gimana gak famous pah, Rayna kan lagi deket sama kakak Ketua OSIS di sekolahnya."

"Ihhh apaan sih mamah," ucap Rayna salting. "Mamah cepu deh, sebel," lanjutnya lagi. Mamah nya Rayna hanya senyum - senyum gak jelas.

"Anak papah udah gede ya sekarang, udah berani deket-deket sama cowok." goda Aldrich kepada Rayna.

"Iya tuh, Pah." Shera ikut-ikutan menggoda Rayna.

"Ihh apaan sih kalian, jadi suami istri sama aja! Bisa nya ngeledekin anak nya melulu!" Rayna sebel dengan kedua orang tua nya. Karena dari tadi ia diledekin mulu. Membuat Rayna menjadi salting. Diledekin lagi deket sama kakak kelasnya, siapa lagi kalo bukan cowok dingin itu, Ketua OSIS di SMA 12 Jakarta, Raihan Azlan Aldreed.

Ketua OSIS Vs Adek KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang