chapter 2

1.5K 72 0
                                    

happy reading & enjoyed 🧸💗

~

"Ahh~ Seulgi -yaa! kenapa kau masih pergi ke kedai itu Hah?"

"Sudah ku bilang sebaiknya kau kembali bersekolah, Apa perlu hari ini ku tutup penitipan untuk mencarikan mu sekolah Hah? Akan ku daftarkan kau--

"Kemana kau akan mendaftarkan putri ku sekolah Kang Hami?.." mengoleskan terigu kebibir wanita paruh baya bernama Kang Hami.

"Puahhh~~ Yaa!! Apa sekarang pabrik tepung memberi garam ditepung nya?"

"Kenapa asin sekali Kang Jaebin" tambah nya.

"Kau coba saja jari mu sendiri, rasanya pasti sama"

"Tentu saja tidak, jari ku manis"

"Yaa, jika kau menaburi nya dengan gula"

"Huuh" hela Seulgi, kalau sudah begini Seulgi hanya bisa terdiam, Kedua orang tua nya itu tidak akan berhenti berdebat sampai mereka puas.

"Mau sampai kapan kau terus memikirkan itu?"

"Saat putri ku bersekolah lagi, saat itulah aku berhenti memikirkan hal itu"

"Aku harap tujuan mu bukan SMA Oya"

"Kalau begitu kenapa bukan kau saja yang mendaftarkan putri mu"

"Akukan harus bekerja"

"Kau kira membuka tempat penitipan anak disini, aku tidak bekerja? kita tidak punya seribu suster untuk membantu, aku juga ikut mengurus mereka disini"

"Ahh!! sudahlah lagi pula aku tak mau sekolah, aku ingin bekerja" ucap Seulgi mencoba menghentikan perdebatan sepasang suami - istri itu.

"Mau jadi apa kau?!" bentak mereka berbarengan.

"Setidak nya bukan jadi badut ayam dikedai itu, pekerjaan yg cocok untuk mu itu sebagai seorang model" ucap Kang Hami.

"Model?" kaget Seulgi dan Jaebin.

"Nde~ kenapa tidak, putri ku kan tidak boncel, cacat dan semacam nya" ucap Hami.

"Tidak! pekerjaan yg cocok untuk putri ku adalah seorang istri dari pengusaha sukses" ucap Jaebin.

"Apa yang kau katakan? Apa itu sebuah pekerjaan?" ucap Hami.

Seulgi hanya bisa menatap malas karna kedua orang tua nya malah kembali berdebat.

"Apa pun tolong hentikan perdebatan diantara mereka!" batin Seulgi.

"Eomma!! baby Taeoh menangis, dia terbangun" ucap seorang namja remaja dikeluarga ini, Dia adik Seulgi, Leo.

"nde~ aku datang - aku datang" Hami menaiki tangga.

Seperti jawaban dari harapan batin Seulgi, bersama dengan berakhir nya ucapan Leo berakhir pula perdebatan itu.

"Appa mana Donat melt nya?" ucap Seulgi yang tengah memakai sepatu.

"Ahh~ tunggu sebentar"
"Ini" memberikan sebuah kantung plastik besar.

"Antarkan donat ini ke toko Buyan cake setelah itu bisakah kau mengantarkan uang ini" ucap Jaebin seraya memberikan beberapa uang.

Love On TeleportasiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora