Part9

5.1K 304 11
                                    

Mayu pov

Betulkan aku curiga sama mereka. Coba kamu dalam posisiku hari ini mereka selalu menghindariku termasuk Ani yang duduk dibelakangku.

Kesal tau aku lihat mereka selalu menghindariku gara-gara pertanyaan kemarin (dalam part 8).

Aku kan cuma jawab dengan JUJUR. Itu saja tidak lebih sama sekali.

Ani sekarang melewatiku tanpa menyapa jahatnya.

Apa dia membenciku hari ini.

Ah..ada oni-chan ternyata kesempatan yang bagus. Aku mau curhat kepadanya.

"Halo kill"sapaku.

Tapi dia hanya bisa mengangguk dan pergi begitu saja. Oh...hari ini sangat sial bagiku.

Brukkk

Aduh sakit. Payahnya diriku gak liat-liat jalan dengan benar.

"Maaf ya, aku gak sengaja,"kataku sambil menunduk.

"Iya gak apa-apa kok,"katanya. Eh..tunggu dulu kayaknya aku kenal deh dengan suara ini kalau gak salah.

Aku langsung dongak kepalaku

"Hahhh Kagamine." Teriakku.

"Aduh kalau teriak jangan disamping telingaku." Ringisnya sambil megang kedua telinganya.

"Eh..maaf ya,"kataku.

"Iya gak apa-apa,"kata Khuu sambil tersenyum simpul.

"K-kenapa kamu tersenyum kayak gitu?" Tanyaku.

"Kalau kamu tanya gitu." Gantungnya.

"Eh...apa maksudmu,"kataku gak mengerti.

"Ayo ikut aku,"katanya sambil menarik tanganku dengan erat sampai dia membuatku pasrah aja.

Banyak yang ngeliat kami bergandenggan tangan ada yang menatap aku dengan sinis, ada juga yang menatapku dengan iri. Oh..Tuhan selamatkan aku dari fansnya dia.

Kita sekarang ada dihutan. Mau ngapain dia ngajak aku kehutan sudah itu gelap lagi.

"Kamu ngapain ngajak aku kehutan ?" Tanyaku yang sudah habis kesabaranku.

Dia hanya bisa diam saja.

Setelah beberapa jam kami melewati hutan dan sampai kami didanau terdapat pohon ditengah-tengahnya . Indah itu yang ada dipikiranku saat pertama kali melihat danau disini.

"Indahkan,"katanya aku langsung menghadap kewajahnya."Tapi masih cantikkan dirimu." Lanjutnya sampai aku memalingkan wajahku karena memanas.

"Kamu kenapa?" Tanyanya.

"A-aku gak apa-apa kok. Jawabku sambil gugup.

"Kalau begitu lihat disana," katanya sambil menunjuk langit bahwa menandakan sudah malam.

"Ayo kita pulang." Ajakku tapi tanganku dicegat.

"Tunggulah lagi beberapa saat, sementara sambil nunggu lebih baik kita duduk,"katanya sambil duduk.

Aku mengikutinya duduk disampingnya. Dia ngasih aku sebuah pohon tanpa daun cuma ranting doang yang benar saja.

"Apa maksudmu ?" Tanyaku.

"Lihat saja nanti." Jawabnya ambigu.

Aku sudah menunggunya dari tadi. Ah...ada kunang-kunang indahnya.

Eh...itu bukan kunang-kunang tapi itu apa.

"Itu semacam kunang-kunang tapi bukan kunang-kunang karena ini cahaya kehidupan dari pohon besar itu,"katanya yang bisa baca pikiranku.

White Academy [Tamat]Where stories live. Discover now