Sinonim

774 41 17
                                    

Dalam cerita gaje ini, kita bisa menemukan pasangan sinonim yang ditandai dengan huruf tebal

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Dalam cerita gaje ini, kita bisa menemukan pasangan sinonim yang ditandai dengan huruf tebal.

====================

Sadako memandang Genderuwo yang baru datang dengan tampang cemberut.

"Kamu lama banget sih. Aku udah nunggu seabad kali," keluh Sadako.

"Sori, aku abis jadi centeng si Casper," ujar Genderuwo. Ia pun duduk di samping Sadako sambil mengelap keringat yang bercucuran.

"Centeng apaan?" tanya Sadako bingung.

"Centeng tuh penjaga, bodyguard gitu."

"Oh, emang kamu dibayar gitu sama dia?"

"Engga, cuma kasihan aja. Dia belum kenal Jakarta, tapi pengen lihat-lihat Monas. Ya udah deh aku temenin."

"Bukan centeng dong namanya, tapi travel guard gratisss!!!" koreksi Sadako.

"Oh ya, heu heu...." Genderuwo melihat segelas es teh manis yang tersaji di depan Sadako. Ia pun merasa haus. "Bentar ya, aku mau bikin es dulu." Ia menghilang menuju dapur. Terdengar suara gelas yang beradu dengan sendok. Genderuwo kembali dengan segelas besar es teh manis.

"Kok kamu bisa kenal Casper?" tanya Sadako."Dia kan bukan asli Indonesia."

Genderuwo meminum es teh manis buatannya dengan nikmat, kemudian berkata, "Iya, dia ke sini ketemu temen chat-nya yang kebetulan sepupuku, si Kunti."

"Oh gitu."

Genderuwo memperhatikan Sadako. "Ngomong-ngomong, kamu kok pucat. Lagi anemia ya?"

"Anemia apaan?"

"Anemia tuh penyakit kurang darah."

"Dari dulu juga begini-begini aja kaliii." Sadako memencet tombol pada remote untuk mengganti channel TV. Dia manyun karena tersinggung dengan ucapan temannya itu.

"Lagi nonton apaan?"

"Fauna, program dunia hewan. Tadi lagi nampilin hewan-hewan karnivora gitu," tutur Sadako.

"Oh, karnivora itu hewan pemakan daging kan ya? Kayak singa sama buaya."

"Iya. Tadi juga ada herbivora, hewan pemakan tumbuhan. Kayak kelinci di depan rumah kamu tuh." Sadako menunjuk halaman rumah. "Terus ada juga omnivora, hewan pemakan daging dan tumbuhan."

"Yang acara flora juga menarik loh."

"Dunia tumbuhan ya?"

"Iya, kemaren ngebahas berbagai bentuk bunga kaktus. Warnanya juga macam-macam, ada merah, putih, hi--"

"Aduh, aku lapar nih," potong Sadako. Ia memegangi perutnya yang mulai keroncongan.

"Laper? Sama dong! Mau pecel ga? Pake lontong?"

Mata Sadako berbinar mendengar penawaran Genderuwo. "Boleh, yang pedes ya!" jawabnya bersemangat.

"Siiplah, aku beli dulu ya." Genderuwo pun keluar rumah untuk membeli pecel.

Sambil menunggu, Sadako menonton TV. Ia senang, asa atau harapannya untuk menikmati pecel terkabul. Gara-gara pecel, Sadako sempat berniat untuk eksodus atau pindah ke Indonesia, tapi tidak jadi. Orang tuanya keberatan.

                                 * * *

Seperempat jam kemudian, Genderuwo muncul. "Ya ampun, hampir aja aku jatuh ke lubang tadi," keluhnya sambil menenteng dua bungkus pecel.

Sadako melihat bungkus pecel sambil menelan ludah. "Lubang apaan, Uwo?" tanyanya dengan mata tetap tertuju pada bungkusan itu. Horeee, asyik...!!

"Itu lubang ekskavasi."

"Ada penggalian apa emang?"

"Biasalah, buat pemakaman."

"Oh, tadi kamu lewat kuburan?"

"Yoi, jalan pintas. Aku tahu kamu udah kelaperan. Bentar ya." Genderuwo berlalu ke dapur untuk mengambil dua buah piring dan sendok. Ia membuka bungkusan dan menaruh pecel yang mengundang selera itu di atas piring. Genderuwo kembali dan menyerahkan sepiring pecel ke Sadako.

"Makasih, Uwo," ucap Sadako tulus. Ia pun mulai melahap pecel kegemarannya itu.

                                  * * * *

Horor's Note:

Untuk dapat menyelesaikan soal TPA sinonim, jadikanlah kamus bahasa Indonesia sebagai teman. Sekarang ada kamus online yang memudahkan kita buat belajar.

Sumber pustaka:

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php


Btw, ini masuk fanfiction gak ya karena pake nama Sadako? Tapi, buku ini gak selalu berbentuk cerita masalahnya.

Cuap-Cuap Bikin PinterOù les histoires vivent. Découvrez maintenant