Besaran Pokok dan Besaran Turunan

1.3K 62 23
                                    

Hai, Sobat. Kali ini kita akan belajar membedakan besaran pokok dan besaran turunan melalui sebuah cerita superpendek dan supergaje. Tokohnya adalah Sadako dan Tuyul. Anggap aja mereka manusia ya.

=================== 

Sesosok makhluk berambut panjang masuk dan melihat Tuyul yang sedang berkomat-kamit sambil memegangi buku.

"Hei, Tuyul," sapa sosok itu sambil menyeret gaunnya.

Tuyul terkejut menyadari ada sosok yang tiba-tiba berdiri di hadapannya. "Eh, Kak Sadako, ngagetin aja!"

Sosok itu melihat sekeliling ruangan. "Kakak kamu si Uwo ke mana?" tanyanya. "Aku pengen ngeteh bareng dia."

Tuyul berkata, "Oh, dia bareng Kunti lagi nganterin si Casper muter-muter Jakarta. Pengen lihat Monas sama Istana Merdeka katanya."

"Oh, Kunti siapa?" tanya Sadako.

"Kuntilanak, sepupu. Dia tinggal di rumah pohon depan rumah. Rambutnya lebih panjang dari Kakak loh," terang Tuyul.

"Masa? Tapi bagusan aku dong rambutnya," kata Sadako sambil mengelus ujung rambutnya.

"Sama bagusnya kok. Kakak duduk aja sini ... sambil nunggu Kak Uwo."

"Oke lah. Ada es teh manis ga?" tanya Sadako.

"Ada, sebentar ya." Tuyul pun beranjak menuju dapur.

Setelah beberapa menit, Tuyul kembali membawa dua gelas es teh manis. Sadako mengambil gelas yang disajikan di depannya, kemudian menyeruput es teh dengan nikmat.

"Makasih ya ...."

"Yup, sama-sama." Tuyul duduk dan kembali membaca buku.

"Kamu lagi ngapain sih?"

"Aku lagi ngafalin besaran pokok."

"Oh." Sadako kembali menyeruput es teh.

"Kak, Kakak fisikanya jago, kan? Tahu ga, beda besaran pokok sama besaran turunan apa sih?" tanya Tuyul.

"Jago sih engga, cuma Kakak kan belajar lebih dulu dari kamu. Oke, Kakak coba ya. Besaran pokok itu besaran yang satuannya sudah ditetapkan, berdiri sendiri, dan ga bergantung pada besaran lain. Sesuai kesepakatan para ahli, ada tujuh macam besaran pokok." Sadako meletakkan gelas ke atas meja. "Coba apa aja? Kamu kan tadi ngafalin."

"Pertama, pamer ... panjang satuannya meter.
Kedua, Mas Uwo keram ... massa satuannya kilogram.
Ketiga, waktu sekolah ... waktu satuannya sekon.
Keempat, kurap ... kuat arus listrik satuannya ampere.
Kelima, suke-suke ... suhu satuannya kelvin.
Keenam, juju ke mol ... jumlah zat satuannya mol.
Ketujuh, ini teh aya kakanda ... intensitas cahaya satuannya kandela."

Sadako menggaruk-garuk kepalanya.

Tuyul nyengir. "Eh, kayaknya ini bisa diafalin jadi kalimat deh."

"Gimana?"

"Mas Uwo keram waktu sekolah gara-gara pamer kurap di pinggang. Yang satu lagi ... si Juju ke mol sesuke-sukenya, padahal ini teh aya kakanda."

Makhluk asal Jepang itu tertawa. "Terserah kamu lah."

"Terus ... gimana, Kak?"

Sadako berdeham. "Satuan besaran pokok yang kamu sebut itu satuan standarnya atau satuan Sistem Internasional. Ada beberapa besaran yang punya banyak satuan, seperti waktu. Selain sekon, satuan waktu juga ada menit, jam, dan satuan lainnya. Satuan standar ini dibuat untuk mencegah kesalahpahaman yang mungkin timbul dalam bidang ilmiah ... karena adanya perbedaan satuan yang digunakan."

"Oh, gitu," kata Tuyul manggut-manggut.

"Nah, kalau besaran turunan itu berasal dari besaran pokok. Jadi, satuannya diturunkan dari satuan pada besaran pokok. Contohnya kecepatan. Satuan kecepatan adalah turunan dari satuan panjang dan waktu."

"Besaran  turunan  lainnya, seperti massa jenis, gaya, energi, usaha, daya,  tekanan, medan  magnet, dan hambatan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Besaran turunan lainnya, seperti massa jenis, gaya, energi, usaha, daya, tekanan, medan magnet, dan hambatan. Sekarang kamu tahu, kan, bedanya?" tanya Sadako sambil meraih gelas. Dia kembali menyeruput es teh manis.

"Siap, Bos! Arigatou gozaimasu ya ...."

"Siiplah, kochira koso .... Kakak kamu lama banget sih."

"Sabar aja, Kak, nanti juga pulang. Kakak nonton aja dulu. Aku bikinin lagi es teh manisnya ya?" kata Tuyul menawarkan.

"Boleh deh ...."

                                 * * *

Horor's Note:

Pokoknya gitu deh, Sobat. Kalau mau belajar lebih detail, bisa tanya ke guru masing-masing, xi xi xi.

                               * * * *

* arigatou gozaimasu: terima kasih banyak

* kochira koso: sama-sama

Sumber pustaka:

Sumarsono, Joko. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.


Cuap-Cuap Bikin PinterWhere stories live. Discover now