late

5.4K 540 32
                                    

jeno menatap hamparan pasir pantai, menghela nafas lalu menghembuskan nya sampai diri nya merasa tenang. menatap matahari terbenam dalam diam, tanpa terasa air mata sudah mengumpul di kelopak mata nya. sekali kedipan saja maka air mata itu sudah akan jatuh.

jeno tersenyum samar. "aku tau ini semua sudah terlambat, tapi setidaknya biarkan aku mengatakan hal ini."

menghela nafas lagi, lalu berkata. "saranghae.....








huang renjun."

setelah selesai mengatakan itu, air mata yang selama ini jeno tahan akhirnya jatuh juga. bahu tegap nya bergetar, membuat laki-laki manis di belakang nya ikut bersedih.

laki-laki itu menepuk pelan bahu jeno. "sudahlah, aku yakin renjun sudah tenang disana."

jeno berbalik, menenggelamkan kepalanya ke leher lelaki tadi. kemudian berbisik. "hiks...jaemin ah..."

laki-laki yang di panggil jaemin itu mempererat pelukannya. "sudahlah jeno."

jeno mengusap air mata nya kasar, lalu tersenyum getir. "aku harus kuat iyakan." ucap nya sambil tersenyum, namun senyuman itu justru terlihat sangat menyedihkan.

"ya kau harus kuat demi junkai."

"tentu."

mereka berdua kembali menatap matahari terbenam, sesekali jeno mengusap mata nya agar tidak menangis lagi.

"APPA!"

jeno dan jaemin membalikkan badannya, jeno menatap anak laki-laki berusia 5 tahun itu dengan senyuman yang penuh kepaksaan.

"appa gendong!"

dengan segera jeno mengangkat tubuh kecil milik putra nya dan renjun. "appa matahari itu Indah sekali." ucap junkai.

jeno tersenyum. junkai sangat mirip dengan renjun, mata dan bibir nya benar-benar mirip dengan mendiang istrinya itu.

"appa, eomma suka melihat matahari terbenam  kan?"

jeno menunduk menatap junkai yang ada di gendongan nya. "ne, eomma sangat suka melihat matahari terbenam."

"lalu dimana eomma?" tanya jungkai polos. anak kecil itu menatap jeno dengan raut penasaran.

"eomma mu sedang pergi jauh, jadi kau disini saja ne bersama appa." junkai hanya mengangguk, lalu kembali memperhatikan matahari yang sudah mulai hilang.

wajah jeno berubah datar, namun sorot mata nya tetap memancarkan luka. jaemin menepuk pelan bahu jeno, agar cepat mengubah ekspresi nya.

"appa ayok kita makan malam!" ajak junkai.

jeno kembali tersenyum. "baiklah ayo!"

mereka berdua berjalan meninggalkan area pantai, sementara jaemin hanya diam sambil memperhatikan kedua orang tersebut.

"jaemin."

"ne?"

"tolong jaga mereka."

"pasti renjun ah."

perlahan bayangan renjun menghilang seperti angin. ya jaemin memang indigo, sehingga ia bisa melihat makhluk halus yang berada di sekitar nya.

jaemin tersenyum getir melihat bayangan sahabat nya menghilang. "aku pasti akan menepati janji ku renjun ah, akan kupastikan mereka berdua bahagia."





















haiii:))))))

gimana? suka gak????

aku lagi nyoba buat bikin sad ending:))))

menurut kalian bagus gak????

kalo bagus kapan-kapan aku bikin lagi hehe

Love % NorenWhere stories live. Discover now