marriage life

5.8K 525 35
                                    

renjun tersenyum sambil menatap sebuah foto pernikahan nya dengan jeno. sekarang dia sudah menjadi istri dari seorang lee jeno, pengusaha muda yang tengah berada di puncak karir nya saat ini. perlahan dia teringat moment dimana jeno melamar nya di sungai han.

flashback

renjun menatap heran kearah lelaki tampan yang sudah menjadi kekasih nya sejak 5 tahun itu. "jeno ya."

"hm?" jeno menoleh kearah nya.

"kenapa kau membawaku kemari?"

jeno tersenyum. "aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu."

renjun menyirit bingung, namun lelaki manis itu tetap menurut saat jeno menyuruhnya duduk di salah satu kursi panjang.

jeno mendudukan tubuh nya di samping renjun. ia menatap jam yang melingkar di tangan kiri nya. '5 menit lagi jeno. semangat!' batin jeno.

jeno melirik renjun yang sedang mengusap-usap kedua tangan nya, dengan cepat jeno melepas jaket nya kemudian memakaikannya di tubuh kecil renjun.

"kau kedinginan." renjun hanya mengangguk pelan. renjun mendekatkan tubuhnya kearah jeno, meletakkan kepala nya di bahu tegap sang kekasih, lalu memejamkan mata. jeno tersenyum samar, dia mengusap kepala renjun.

tak terasa lima menit berlalu, jeno tanpa sadar menahan nafas nya. renjun menoleh kearah jeno. "jeno." panggil nya pelan.

"renjun ah."

"hm?"

jeno menghela nafasnya, dia menatap dalam mata renjun. "a-aku ingin menyampaikan sesuatu."

renjun terdiam, menunggu jeno menyelesaikan perkataan nya.

"aku tau mungkin ini tidak akan romantis seperti di drama yang sering kau tonton."

"lalu?"

"hubungan kita sudah berjalan lama, aku ingin hubungan kita menjadi lebih serius."

renjun menundukkan kepalanya. "jadi selama ini kau merasa hubungan kita tidak serius?"

jeno mengangkat dagu renjun agar kembali menatap matanya. "bukan begitu sayang."

pipi renjun memerah saat jeno memanggilnya seperti itu.

"aku ingin kita segera menikah seperti mark hyung. aku ingin memilikimu sepenuhnya, aku ingin kau berada di sisiku saat suka maupun duka. aku ingin kita selalu bersama, aku ingin melihat wajah mu setiap saat. a-aku...."

cup.

jeno mengerjapkan matanya cepat, dia menatap renjun yang sedang menatap nya juga dengan pipi yang memerah. "a-apa saat ini kau sedang melamarku jeno ya?"

"ya begitulah."

dengan mata yang berkaca-kaca renjun menatap jeno sendu.

"yak jangan menangis." jeno mengusap pipi renjun pelan.

renjun memeluk jeno erat, membenamkan wajahnya di ceruk leher jeno. "hiks."

"tenanglah sayang." jeno mengusap pelan punggung renjun yang bergetar. renjun menatap jeno masih dengan air mata yang terus mengalir di pipi nya.

"kurasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengatakan ini." jeno menghapus air mata di pipi renjun. "jadi huang renjun maukah kau menikah dengan lee jeno?"

renjun kembali menangis, membuat jeno semakin panik.

"a-aku tidak akan memaksamu."

renjun memukul keras bagian belakang kepala jeno. "bodoh! tentu saja aku mau menikah denganmu!"

jeno meringis. "tapi kau menangisi saat aku menanyakan nya."

renjun memukul jeno, lagi. "ini air mata kebahagiaan bodoh!"

jeno menggaruk kepalanya canggung.

"renjun ah bisakah kau melihat ke depan."

renjun menyirit, dia berbalik menatap sungai han. mata nya membulat saat melihat sungai han yang tadi nya gelap sekarang menjadi sangat terang dan berwarna-warni. tak lupa dengan ratusan lampion yang menghiasi langit malam seperti bintang. renjun menoleh kearah jeno yang masih setia duduk di samping nya.

renjun memeluk jeno erat, lengan nya sudah melingkar di leher jeno dan tangan jeno yang juga sudah melingkar di pinggang nya. "terimakasih." bisik jeno.

"terimakasih sudah mau menjadi pasangan hidupku, lee renjun." lanjut jeno.

Flashback end

"renjun ah." suara berat itu membuyarkan lamunan renjun.

renjun menoleh, senyum tak lepas dari bibirnya saat melihat jeno berjalan kearah nya. jeno memeluk renjun dan meletakkan dagu nya di bahu sempit laki-laki yang sudah menemani hari-hari nya.

"lelah hm?"

jeno mengangguk singkat.

mereka berdua tetap bertahan dengan posisi seperti itu sampai beberapa menit, hingga suara tangis balita terdengar kencang.

"sepertinya chenle terbangun. kau mandilah dulu."

renjun melepaskan pelukan jeno, kemudian berjalan menuju kamar chenle. renjun tersenyum, dia mengendong chenle hingga balita itu terdiam. jeno yang mengintip di balik pintu tersenyum lebar melihat dua orang yang paling berharga di hidup nya itu berinteraksi.

"tak salah dulu aku menikahimu renjun ah." ucap nya pelan.

chenle yang tidak sengaja melihat jeno, berteriak kencang. "ap-pa! appa!"

jeno langsung masuk dan mencium pipi chenle. "kenapa hm?"

chenle tak menjawab, balita itu sibuk memainkan rambut jeno.

"akh." jeno meringis saat chenle menarik rambut nya.

renjun segera menarik kembali tangan mungil chenle agar menjauhi rambut jeno. "kau tidak apa-apa?" tanya renjun.

jeno mengangguk sambil merapihkan rambutnya. dia memeluk renjun dan chenle sekaligus. "sudah lama aku tidak memeluk kalian seperti ini."

"itu karna kau selalu sibuk dengan urusan kantormu." ucap renjun.

jeno menyatukan kening nya dan kening renjun. "maaf."

renjun tersenyum. "tak apa."

"AKH!"

teriak jeno saat chenle dengan polos nya mengigit tangan nya. setelah itu chenle tertawa nyaring melihat appa nya yang kesakitan akibat ulah nya.


























annyeong^^

ini buat yang kemarin request ff

septianinur22

NorenVkook

maap kalo hasil nya gak bagus:((

maap juga kalo banyak typo:((

vomment juseyo:**

Love % NorenWhere stories live. Discover now