11. dispatch

107K 21.1K 9.1K
                                    

Rasanya hari berlalu sangat lambat selama aku menunggu Mark, Ten, atau siapapun memberiku petunjuk apa yang harus aku lakukan.

Ini sudah hari keempat sejak pertemuanku dengan mereka, tapi belum ada kabar apa-apa.

Dan tebak, apa yang terjadi dengan Jaemin?
Anak itu sekarang bertingkah seperti sudah mengenalku sepuluh tahun, bukan lima hari.

"Ke bioskop yuk? Atau noraebang (karaoke)? Apapun lah, bosen banget di rumah terus," Jaemin menarik-narik ujung rambutku.

Kegiatanku setiap hari tidak berubah ㅡbelajar dan house-keeping. Bedanya, sekarang aku punya pengganggu.

"Kamu nonton tv aja, liat nggak sih aku lagi belajar?" ucapku datar.

"Nggak ada yang seru," jawabnya. "Lagian udah pinter ngapain sih belajar mulu?"

Aku menghentikan kegiatanku, menatapnya sebal.
"Mau ya aku dikira gila gara-gara karaoke sendirian atau nonton sendirian?"

"Ya ajak siapa kek, pacarmu gitu."

"Nggak punya."

"Oh iya ya, fangirl kan biasanya jones," dia tertawa. "Temenmu? Yang cantik-cantik kalo bisa. Ada nggak?"

"Temenku 90% hantu, 10% manusia sibuk."

"Ya ampun," keluh Jaemin. "Hidupmu ngebosenin banget ya."

Dasar cerewet.

Tapi toh biasanya aku tetap menanggapi karena aku kasihan setiap ingat dia pasti kesepian sepuluh bulan belakangan.

Atau pada dasarnya aku memang tak sanggup menolak.

"Alisseu," panggil Jaemin. "Kita keluar yuk," Jaemin menyingkirkan buku yang kubaca, menopang dagu di depanku.

Aku sudah membuka mulut, siap protes, tapi ekspresi Jaemin terlalu menyebalkan ㅡjadi aku tidak tahan.
"Oke. Mau kemana?" tanyaku malas.

 Mau kemana?" tanyaku malas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dia tersenyum lebar.
"Nah gitu dong~ Kemana aja, yang penting keluar. Hantu kan juga butuh udara segar."

Kujawab dengan rolling eyes, lalu kami keluar setelah aku menyambar mantelku.

Oh iya, secara aneh Jaemin berganti-ganti baju dengan sendirinya.
Sementara ini kami berasumsi kalau apa yang terjadi pada roh Jaemin itu ada hubungannya dengan tubuh fisiknya yang entah dimana.

"Kamu nggak kedinginan?" tanyaku pada Jaemin yang memakai celana dan kemeja katun.

Dia menggeleng. "Kayaknya sekarang badanku lagi di tempat yang hangat."

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya berjalan-jalan meninggalkan tubuh yang entah dimana. Kadang kukira aku gila dan arwah Jaemin hanya halusinasiku, tapi hantu lain bisa melihatnya ㅡjadi ini semua memang nyata.

Nowhere ; na jaemin ✔ [revisi]Where stories live. Discover now