34. black byuns

88.3K 18K 4.5K
                                    





Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Nak?"

Suara ayahku yang pertama terdengar saat aku pertama kali membuka mata.

Begitu tenang, hanya terdengar suara pelan mesin-mesin yang terhubung dengan tubuhku.

Wajahku terlalu lemah untuk terkejut saat menyadari bukan hanya ayahku yang sekarang menunduk di atasku ㅡtapi juga Na Jaemin.

Dia tersenyum tipis.
Bisa-bisanya dia sesantai itu setelah berbuat seenaknya beberapa hari yang lalu?

Ohㅡ bahkan aku tidak tahu sekarang hari apa dan dimana. Ruang ICU, mungkin ㅡdilihat dari baju khusus yang dipakai ayahku.

Aku tidak merasa sakit, hanya lemas dan luarbiasa lelah.
Rasanya seperti baru berlari jarak jauh, padahal yang kulakukan hanya berbaring entah sudah berapa lama


"Appa," panggilku parau. "Ini tanggal berapa?"

Ayahku menghela nafas.
"20 November," jawabnya. "Gimana? Sebelah mana yang masih sakit?"

Aku berpikir sambil merasakan tubuhku sendiri. Rasanya semua normal.
"All is well," ujarku. "Tapi rasanya nggak punya tenaga."


Ayahku mengangguk lega. Lalu menyentuh dahi, leher dan pergelangan tanganku.
Aku melirik Jaemin yang masih diam di tempat, setengah berharap ayahku segera pergi supaya aku bisa mengomeli anak menyebalkan itu.

"Aku koma?" tanyaku tenang seakan-akan koma adalah hal biasa.

"Enggak, cuma tidur karena efek obat ㅡkatanya."

"Berapa lama?"

"Dua hari, tadi kan kamu udah tanya tanggal, nak."

"Sorry, lupa," ujarku.


Ayahku berdeham, suaranya bergema di ruangan yang sunyi ini. Caranya menatapku seperti sedang menyiapkan kalimat penting.

"Alice," ujar ayahku serius.

"Ya?"

"Flash drive hitam yang di ruangan kamu sebelumnya, itu punya siapa?" tanyanya.


Flash drive?

Flash drive apa maksudnya?

Nowhere ; na jaemin ✔ [revisi]Where stories live. Discover now