Part 1

58K 4.7K 169
                                    

Seorang gadis bertubuh gemuk berjalan dengan semangatnya menuju atap gadung sebuah perusahaan entertaiment besar, sudah hampir 2 tahun ia bekerja sebagai make up artist grup naungan SM Entertaiment, EXO.

Tentu saja, ia bekerja di sana bukan hanya untuk mengais rezeki tapi karena seseorang yang telah memenuhi hari-harinya selama 6 tahun ini. Dia Byun Baekhyun, seorang idol yang namanya sedang berada di puncak kesuksesan bersama EXO.

Hyein membuka pintu yang menghubungkan tangga dengan atap gedung, lelaki itu bilang ingin makan siang bersamanya disana, mengingat sudah 4 hari tidak bertemu membuat rindunya semakin meledak. Baekhyun terlalu sibuk dengan latihan dan recording untuk comeback mereka sampai tidak sempat menghubunginya.

Matanya menerawang kesetiap sudut atap mencari lelaki yang dirindukannya, nafasnya tercekat merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya.

"Merindukanku?"

Suara itu sukses membuat pipi tembamnya tertarik membentuk senyuman, Baekhyun selalu tau cara membuatnya semakin jatuh pada lelaki itu.

"Hm... Aku merindukanmu, tapi kau terlalu sibuk."

Baekhyun terkekeh kecil mendengar kekasihnya merajuk, dengan cepat ia membalikkan tubuh Hyein lalu memberikan kecupan singkat di bibir gadisnya.

"Maaf, lain kali pasti aku akan menghubungimu di waktu senggang."

Hyein mengangguk dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya, "Ayo makan, aku sudah membuatkan bekal untuk kita." ucapnya sembari mempertihatkan tas kecil berisi dua kotak bekal.

Mata lelaki itu menyipit membentuk bulan sabit dengan senyum lebar menampakkan deretan giginya yang rapi, dengan segera ia menggenggam tangan Hyein dan membawa gadis itu untuk duduk di bangku yang selalu mereka tempati di sana setelah memastikan pintu atap terkunci.

Ya, hubungan mereka memang sengaja dirahasiakan dari semua orang kecuali member EXO dan manager hyung. Tapi itu bukan masalah bagi Hyein, baginya dengan tetap Baekhyun berada disisinya selama ini sudah sangat cukup terlebih lelaki itu tidak pernah mempermasalahkan bentuk tubuhnya yang cukup gempal.

Sejak awal mereka menjalin hubungan, berat badan Hyein tetap bertahan di angka 70kg sangat gemuk untuk ukuran perempuan Korea tapi lelaki itu tetap bersikeras meyakinkan Hyein bahwa ia benar-benar mencintainya.

Baekhyun tak hentinya memperhatikan setiap pergerakan Hyein yang sedang membuka bekal mereka, ia tersenyum lagi melihat kebiasaan Hyein yang malas mengikat rambut sampai sering kesulitan sendiri dengan rambut panjangnya.

Lelaki itu mengambil ikat rambut yang sedikit menyembul dari saku celana Hyein. Ia berjalan kebelakang tubuh gadis itu lalu merangkum seluruh helaian rambut Hyein menjadi satu dan mengikat dengan cukup rapi. Ia sudah sangat terbiasa mengikat rambut Hyein, pekerjaan yang hampir selalu ia lakukan setiap mereka bertemu selama 6 tahun ini.

Hyein pernah ingin memotong pendek rambutnya namun Baekhyun melarang karen ia suka melihat rambut panjang Hyein yang lembut dan sedikit ikal di ujungnya membuat rambutnya terlihat seperti diblow padahal Hyein tidak pernah melakukannya memang sudah seperti itu sejak kecil.

"Kau ini selalu saja malas mengikat rambut."

Hyein tertawa kecil, "Aku mengikatnya kalau sedang masak, lagi pula kan ada kau yang mengikatkannya untukku."

"Makanlah, aku hanya sempat membuat ini tak apa kan?"

"Aku suka apapun yang kau buatkan." Baekhyun mencubit gemas pipi Hyein.

"Ya! Sakit!" Hyein memukul tangan Baekhyun sedangkan lelaki itu tertawa melihat wajah cemberutnya.

"Jangan memajukan bibir seperti itu, aku jadi ingin menciumnya."

Blush

Wajah Hyein memanas, ia yakin wajahnya sudah semerah tomat busuk sekarang terlebih Baekhyun semakin keras tertawa.

"Sayang, kau sangat lucu padahal kita sudah sering melakukannya tapi kau masih saja malu." Baekhyun menghapus air matanya yang keluar karen terlalu banyak tertawa.

Hyein menatap tajam, "Aish, berhenti menggodaku! Makan!" kesalnya.

"Baiklah baiklah, ayo makan."

Baekhyun tersenyum setelah menyuapkan potongan bulgoginya, masakan Hyein selalu menjadi favoritnya setelah masakan ibunya. Hyein sangat pandai memasak, tentu saja ia adalah anak perempuan satu-satunya dan ibunya sudah tidak ada. Butuh banyak pertimbangan bagi Hyein untuk ikut bersamanya kesini, namun ayahnya berhasil meyakinkan.

***

Pip...pip...pip...

Hyein mendudukkan tubuhnya mendengar ada yang memasukkan kode apartemennya, seingatnya hanya ia dan Baekhyun yang tau passcodenya. Tapi lelaki itu tidak mengatakan akan datang malam ini.

Gadis itu menatap pintu yang mulai terbuka menampakkan wajah lelah lelaki Byun namun tetap tersenyum setelah melihatnya, sedangkan Hyein mengerjap beberapa kali memastikan penglihatannya.

Lelaki itu mendudukkan diri di samping gadisnya, langsung memeluk dari samping dan menyamankan kepalanya di bahu Hyein. Ia menghirup sebanyak-banyaknya aroma strawberry yang menyeruak dari tubuh Hyein yang selalu berhasil mengembalikan tenaganya.

"Kau tidak bilang akan kesini."

Baekhyun mengecup ceruk leher Hyein, "Aku masih merindukanmu." Dari suaranya Hyein sudah tau lelaki ini lelah.

"Kalau lelah harusnya kau istirajat saja di dorm."

Lelaki itu menggeleng lemah, dengan cepat ia memutar posisi Hyein dan menindihnya. Hyein menahan nafasnya karena kaget, tiba-tiba Baekhyun menyatukan bibir mereka melumatnya lembut beberapa kali lalu melepaskan tautannya.

Ia terkekeh geli melihat kekasihnya yang mengerjapkan mata beberapa kali, menggoda Hyein merupakan rutinitas yang sangat disukainya. Hyeinnya sangat polos, lihat saja wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus dan sebentar lagi pasti...

"DASAR MESUM!!!"

Hyein memukul tubuh Baekhyun brutal dengan segala serapah yang ditujukannya pada lelaki yang tetap tertawa walaupun menahan sakit pukulah dari gadis itu yang tidak main-main.

"Aw...! sayang...aduh...sakit...!!!"

"Rasakan! Kau dasar byuntae!" Hyein mengabaikan keluhan lelakinya.

Baekhyun menarik Hyein kuat masuk ke dalam pelukannya, hanya ini satu-satunya senjata Baekhyun untuk menghentikan keganasan gadisnya itu. Ia tersenyum ketika Hyein mulai membalas pelukannya namun ada rasa lain yang menusuk relung hatinya, rasa takut akan kehilangan gadis ini.

Ia menarik nafas menetralkan rasa sesak dadanya lalu melepas pelukannya untuk melihat wajah Hyein, gadis itu tersenyum cerah tapi itu malah menambah luka di hati Baekhyun. Dosanya pada gadis ini sangat besar tapi ia tidak bisa membayangkan Hyein meninggalkannya walaupun ia tau suatu saat itu adalah pilihan.

My EX [BBH] [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now