Part 24

19.9K 1.9K 40
                                    

"Hyein!" seru pria jangkung bertubuh atletis itu.

Gadis ya dipanggil Hyein itu menoleh kesana kemari mencari sumber suara. Senyum di bibirnya terkembang lebar saat matanya menangkap lelaki itu berlari ke arahnya.

"Hi Brian, lama tidak bertemu." sapanya canggung.

Harus Hyein akui, ada rasa tidak enak hati pada lelaki yang telah menemaninya berbulan-bulan bahkan tanpa kepastian darinya. Ia malah menyambung tali yang terputus antara dirinya dan lelaki lain. Meskipun berita yang berkumandang dipenjuru negri sudah mempu mempertegas perasaannya pada Brian. Rasanya tidak pantas jika ia mengakhirinya begitu saja. Tapi hingga kini ia masih belum sanggup mengakhiri hubungannya dengan lelaki ini.

"Kau dari Heaven resto?" tanyanya menunjuk restoran di belakang mereka.

"Hm, ada sedikit urusan."

Seolah menyadari perubahan raut wajah gadis itu, Brian menarik tangan Hyein menjauh dari sana. "Mau kemana Brian?" tanya Hyein bingung ketika lelaki itu membukakan pintu mobil untuknya.

"Ke tempat yang cocok untuk menyegarkan pikiran."

Lelaki itu berlari kecil mengitari mobilnya kemudian duduk di bangku kemudi. "Pasang pengamanmu, kita akan bersenang-senang." porsche silver miliknya membelah jalanan Seoul dengan kecepatan sedang.

Jalanan hari ini cukup sepi, sehingga tidak ada kendala berarti bagi mereka selama di perjalanan. Hyein memilih mengikuti keinginan Brian yang ingin membawanya entah kemana. Yah, dia juga membutuhkan ini. Kepalanya terasa begitu berat beberapa hari belakangan. Dia butuh penyegaran.

Perjalanan mereka tempuh hampir dua jam, jika Hyein lihat bahkan mereka sudah melewati pinggiran kota. Meski sedikit was-was, ia mencoba tetap berpikiran positif. Seorang Brian Lee bukanlah tokoh antagonis seperti di film yang sering ia tonton.

"Kita sampai."

Lamunannya buyar mendengar suara bariton Brian menembus pendengarannya. "Y-ya? Oh sudah sampai." baru Hyein hendak membuka sabuk pengaman, tangannya ditahan oleh Brian. Lelaki itu menyodorkan kain putih padanya.

"Tutup matamu dengan ini." pintanya dengan nada misterius.

Sedikit rasa takut kembali menghampiri. Tidak Hye, Brian bukan lelaki seperti itu! Batinnya meyakinkan.

Brian terkekeh seolah mengerti ketakutan gadis itu, "Aku tidak berniat jahat, janji." jelasnya menyodorkan kelingking di depan Hyein. "Oke." balasnya menautkan kelingking mereka.

Dengan bantuan Brian, kain putih itu berhasil menghalangi pandangannya. Lengannya melingkari lengan kekar Brian. Mengikuti lelaki itu melewati jalanan yang sedikit berliku dan menanjak. Selang beberapa menit langkahnya terhenti karena Brian menahannya.

"Kita sampai." ucapnya di belakang Hyein.

"Jangan buka matamu sebelum hitungan ketiga." Hyein mengangguk sebagai jawaban. Brian membuka penutup matanya sebelum mulai menghitung.

"Satu..."

"Dua..."

"Tiga... open your eyes."

Gadis itu tertegun menatap pemandangan di hadapannya. Matanya mengerjap memastikan ia tidak berada di dunia mimpi saat ini.

"I-ini."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My EX [BBH] [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now