Part 11

31K 3K 39
                                    

Sudah 3 jam aku menunggui Baekhyun sambil sesekali mengganti kompresnya, aku bersyukur panasnya sudah mulai turun walaupun pinggangku mulai pegal duduk di lantai. Mataku hampir terpejam beberapa kali memang aku kurang tidur tadi malam, karena Hana tiba-tiba mendatangi apartemenku menginap dan mengajakku movie marathon sampai pagi.

Entah kapan tepatnya aku kehilangan kesadaran dan entah berapa lama pula aku sudah tertidur di pinggir ranjang dengan satu tangan menjadi tumpuan kepalaku. Rasanya nyaman, aku bermimpi seorang lelaki mengusap kepalaku dengan sayang dan tersenyum padaku. Lelaki yang terus saja memenuhi setiap sudut ruang hampa hatiku.

Perlahan aku membuka mataku tubuhku terasa lebih segar dari sebelumnya. Tapi ada yang aneh di sini, sejak kapan aku tidur di atas kasur? Apa aku mengigau dan dengan kurang ajarnya tidur di samping Baekhyun? Pikirku. Mataku langsung terbelalak saat melihat wajah terlelapnya yang hanya beberapa senti di depanku. Aku terkesiap kaget mendudukkan tubuhku. Terdengar erangan dari lelaki di sebelahku dan pergerakan merenggangkan ototnya.

"Hm? Kau sudah bagun?"

Aku menoleh melihatnya dan mematung beberapa saat, tanpa sadar tanganku yang kurang ajar ini menyentuh dahinya memastikan suhu tubuh lelaki ini. Baekhyun hanya menatapku lemah, sepertinya dia masih lelah karena sakitnya tadi. Suhu tubuhnya juga sudah turun. Aku menarik tanganku setelah sadar sepenuhnya dengan kelakuanku. Memalingkan pandanganku malu.

"Kenapa aku bisa di atas ranjang?"

"Kau mengigau lalu tiba-tiba naik dan memelukku."

Aku terkejut hingga mengerjap beberapa kali dengan mulut sedikit terbuka lalu menatap lelaki di sampingku, sedangkan lelaki itu sudah memasang wajah tersenyum jenaka. Sialan. Aku ditipu.

Satu pukulan ringan mendarat di kepalanya membuat Baekhyun meringis, "Kau ini tega sekali! aku kan sedang sakit." rengeknya.

"Mau kupukul lagi?"

Aku menatapnya garang, anehnya si bodoh ini malah tersenyum. Mungkin panas tinggi membuat otak beserta sarafnya bergeser.

"Dasar gila." bisikku.

"Apa?! Kau bilang apa tadi?!"

Aku menggedikkan bahu acuh, "Tidak." ucapku lalu berusaha bangkit, dengan cepat Baekhyun menahanku.

"Tidak tidak, jawab tadi kau bilang apa?!" ulangnya kesal.

"Kau gila."

"Apa?!"

"Kau gila Baek, kau dengar atau telingamu bermasalah?"

"YA!" pekiknya.

Aku menutup telingaku, suaranya nyaring sekali sih seperti bibi-bibi saja. Telingaku malang.

"Tidak usah berteriak, aku tidak tuli!" Ucapku kembali berusaha bangkit dari tempat tidur, tiba-tiba tangan Baekhyun mengapit leherku dengan lengannya.

"Ya! Lepaskan aku!"

"Aku tidak gila!"

"Kau tidak gila tapi sinting!"

"Le...pas Baek...hyun..uhuk...uhuk..." Sialan dia mau membunuhku ya?

"Hye!!! Akhhh!!!" Pekiknya saat aku berhasil menggigit tangannya. Dengan nafas sedikit terengah aku bangkit lalu berlari kecil ke arah pintu, membalikkan badan mencibirnya yang mengelus tangannya yang mencetak deretan gigiku dipermukaanya. Haha rasakan!

Baekhyun melotot melihatku memeletkan lidah mengejeknya, "Aku akan membalasmu!" Aku mencibir sekali lagi membuatnya tambah kesal lalu berjalan menuju dapur dengan penuh kemenangan.

My EX [BBH] [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now