Part 10.

15.4K 934 14
                                    

Malam pun sudah tiba. Di kediaman Tn. Hafidz pun sedang sibuk mempersiapkan jamuan jamuan untuk tamu spesial mereka.

Tn/Ny.Hafidz sudah bersiap dengan penampilannya dan sudah siap menyambut kedatangan sahabat lamanya. Tapi tidak dengan Zahra.

Ia hanya memakai pakaian sederhana dan polesan makeup tipis dan terkesan natural. Malam ini Zahra merasa menyedihkan. Bagai mana tidak sedih. Sebentar lagi ia akan ada yang melamarnya dan menjadikan istrinya. Dan tanpa tau siapa orang yang akan menjadi suaminya nanti.
Air mata sudah mengalir di pipi mulusnya. Ia tidak bisa menahannya lagi. Terlalu sesak untuk di tahan.

***

"Nak kamu sudah siap ?" Kata wanita paruh baya yang masih terlihat cantiknya.

"Ya Umi" jawab Vino.

"Ya sudah mari abi kita berangkat sekarang".

Di perjalanan menuju kediaman Hafidz. Vino hanya melamun saja. Entah apa reaksi Zahra saat dirinya lah yang akan melamarnya. Dan di sisi lain Vino pula memikirkan hubungannya dengan Aisyah. Kekasihnya yang telah menemani selama 4thn ini. Ia merasa gagal menjadi seorang laki laki. Ia merasa tidak pantas lagi berada di bumi ini. Seorang laki laki sejati pasti akan menempati janjinya. Tapi dirinya. Vino telah mengingkari janjinya. Janji yang akan selalu menemani Aisyah. Janji tidak akan meninggalkannya. Dan berjanji akan melamarnya. Ia telah mengingkarinya dan menyakiti kekasihnya yang ia cintai.

Selama di perjalanan Vino hanya diam dan melamun. Sampai ia tidak menyadari bahwa mereka telah sampai di kediaman Tn.Hafidz.

"Nak" Uminya menyentuh tangan Vino. Vino pun tersentak dan tersenyum kepada Uminya. Tapi Uminya tau. Senyuman itu. Senyuman kesedihan dan kecewa. Ya Kecewa. Kecewa pada Uminya. Bukan senyumam manis dan ceria yang selalu ia tunjukan kepada Uminya.

"Ayok kita turun. Kita sudah sampai" ujar Abinya.

Vino hanya mengangguk dan keluar dari mobil mewah milik abinya. Mereka bertiga berjalan kerumah sederhana tapi menyejukan dengan di halaman rumah bnyak bunga bunga cantik.

Teeeettt teeeetttt

Bel rumah berbunyi nyaring di rumah Tn.Hafidz.

"Assallamu allaikum" ucap salam Abi.

"Waallaikumsallam wr.wb".

Seseorng membukakan pintunya yang ternyata tuan rumahnya sendiri.

"Masya Allah ! Kawan lamaku" Hafidz

"Sohib ku". Mereka berdua saling berpelukan meresapi kerinduan.

"Mari mari silahkan masuk" ujar Hafidz. Mereka masuk dan menuju ruang kelurga.

"Hallo jeng apa kabar" kata Anita.

"Alhamdulillah jeng baik" jawab Rahma sambil tersenyum manis.

"Oiia jeng, kenalin ini anak aku. Vin sini nak" Vino berjalan kearah Rahma Uminya dan bersalaman dengan Anita mamahnya Anita.

"Assallamuallaikum tante" kata Vino ramah.

"Waallaikumsallam nak. Wahh ganteng ya anak kamu ini jeng" kata Anita memuji Vino.

"Siapa dulu donk abinya" serobot Daniel yang berjalam bersama Hafidz.

Mereka tertawa bersama. Dan dilanjutkan mengobrol di ruang keluarga.
Mereka berempat asik mengobrol ngalor ngidul. Tapi tidak dengan Vino. Ia sedang memikirkan kekasihnya itu.

"Oiia jeng. Mana anak kamu Zahra. Ko dari tadi aku gak liat dia ya ?" kata Rahma.

"Ah iya ! Tunggu sebentar aku panggilkan dulu".

Ya ALLAH Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang