Part 42

13.1K 647 27
                                    

Sebenarnya aku Up di hari Selasa. Tp gak tau knp tiba tiba ada pemberitahuan gak bisa di up.
Jadi maaf ya hrus nunggu lama banget.
Ok lah
Sebelum membaca bisa kali pencet bintangnya dulu.

** ** **

"Bang Rey"

"Sstt lihat lah kedepan"

***

"Apa kabar Zahra" kata Rey.

"Ba.. baik" jawab Zahra terbata. Rey terkekeh mndengar jawaban Zahra. Tentu melihat keadaan Zahra sudah jelas tidak baik baik saja.

"Kau berbohong" kata Rey. Zahra menatap Rey dengan bingung.

"Yah. Kau berbohong dengan keadaan mu" kata Rey. Zahra memutar bola matanya dengan malas.

"Kau sudah tau tapi kau tetap menanyakannya" kata Zahra ketus.

"Wohooo. Santai ngapa santai ngomongnye" kata Rey sambil terkekeh.

"Kau bertahun tahun tinggal di Jerman dan pulang ke Tanah Air tapi bahasamu masih tetap sama. Nyablak" kata Zahra sambil tertawa.

"Heh kecebong. Meskipun gua merantau ke Jerman, tapi gua tidak akan melupakan bahasa kelahiran gua" kata Rey.

Ya Reynaldi Abraham seorang Dokter Anak sekaligus sahabat Zahra semasa kecil. Rey orang yang humoris dan penyayang anak anak.

Sesampainya di ruang inap Zahra. Anita dan Hafidz sudah menunggunya dengan cemas. Mereka berdua di kabari oleh salah satu suster di rumah sakit. Anita dan Hafidz yang sedang membeli makanan harus berbelok arah menuju Rumah Sakit.

"Zahra" Anita langsung memeluk putrinya dan mengecup keningnya.

'Apa kau baik baik saja Nak" tanya Anita.

"Mah" ucap Zahra lirih.

"Aku baik baik saja" katanya dengan air mata yang meluncur dengan mulusnya.
Anita langsung memeluk putrinya dan mengusap usap punggung Zahra. Ia merasa kasihan dengan Zahra yang harus menanggung cobaan seberat ini.

"Reynaldi" kata Hafidzz memecahkan kesedihan antara istri dan anaknya. Rey yang mendengar ada yang memanggilnya dan menatap sang mpu. Rey tersenyum dan menyalami Hafidz.

"Assallamuallaikum Pah" salam Rey menyalami Hafidz.

"Waallaikumsallam. Anak Papah" kata Hafidz sambil memeluk Rey. Rey tertawa dan membalas memeluk Hafidz.

"Rey" panggil Anita.

"Mamah" pekik Rey dengan girangnya. Dan langsung memeluk wanita paruh baya yang masih cantik dengan di baluti kerudung besarnya.

"Oh anak mamah. Kau semakin tampan sekali sayang" kata Anita.

"Ah mamah bisa aja. Rey jadi malu" kata Rey.

"Helloooo ada Zahra disini. Dan ini lah anak kalian Mah Pah. Bukan si nyablak itu" kata Zahra mengerucutkan bbirnya. Hafidz Anita dan Rey tertawa melihat wajah Zahra yang kesal.

"Setidaknya dengan cara ini kau melupakan kesedihanmu Ra" batin Rey.

"Kau seorang Dokter?" kata Anita saat baru menyadari Rey memakai jas dokter.

"Alhmdulillah Mah. Rey sekarang udah jadi Dokter. Cita cita Rey semasa kecil" kekeh Rey.

"Kau sangat hebat nak, Papah bangga sama kamu" kata Hafidz. Rey dan Hafidz juga Anita mengobrol ngalor ngidul. Tapi Zahra tidak mendengarkan obrolan mereka. Zahra melamun dan melamunkan kejadian tadi di saat Zahra keluar dari ruangan putrinya. Penampilan Vino yang sangat berantakam jauh dari Vino yang Zahra kenal. Baju kemeja yang sudah kusut, rambut yang tak teratur. Bahkan wajahnya pun di tumbuhi dengan bulu bulu halus di rahangnya. Zahra sangat tau bagai mana Vino yang selalu menjaga penampilannya.

Ya ALLAH Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang